Gue masih di atas pesawat... cuaca mendung... sinar mentari hilang entah kenapa... sekarang bumi sedang murung dan sedih.. begitupun hati gue....
" Tante... Talia mau muntah "
Kata gue ke tante Diany... gue mabuk.. entah karna ac nya atau karna gue pusing.. entahlah...
Tante Diany mengajak gue ke kamar mandi... gue muntah di sana dan melihat darah di muntah gue... gue menyiramnya...
Huek
Gue masih aja muntah.. cukup lama gue di kamar mandi.... dan muntah...
Setelah selesai gue kembali ke tempat kami duduk... gue duduk di paling pojok dekat jendela.. jadi gue bisa melihat pemandangan dari dalam meski yang ada cuma awan hitam...
Reyhan... kamu lagi apa... apa kamu gak mencariku? Apa kamu gak merindukanmu? Sungguh... aku merindukanmu....
Gue menyandarkan kepala dan bahu gue ke jendela serta melihat ke luar jendela....
Hujan mulai turun.. setetes demi setetes membasahi pesawat... bumi sedang menangis begitupun hati gue juga sedang menangis...
Reyhan.. apa kamu sudah tau yang sebenarnya? Jika kamu sudah tau apa yang akan kamu lakukan?
" Talia " tante Diany manggil gue.. gue melihat ke arah tante Diany...
" makan dulu ni " tante menyodorkan sepiring mie goreng dengan ayam...
Gue menggeleng...
" Talia gak laper tante " jawab gue dan kembali melihat ke luar jendela...
" dari semalam kamu belum makan " bujuk tante lagi...
Gue hanya diam.. perut gue gak laper... rasanya gue gak sanggup buat ngunyah makanannya... tenaga gue hilang....
" jika gak demi tante gak apa apa... tapi lakukanlah ini demi Reyhan... makanlah biar kamu bisa sembuh dan bertemu lagi dengan Reyhan " kata tante...
Gue masih diam...
Akhirnya gue ngalah dan mulai makan... gue makan sangat pelan.. satu suap sekitar 5 menkt buat ngunyahnya...
Cuma 3 suap gue makan... gue gak menghabiskan makanan gue...
" Talia.. kok gak di habisin" tanya tante...
" tante.. talia sudah menurut untuk makan.. jadi jangan paksa talia buat menghabiskannya juga " kata gue yang masih melihat ke luar jendela..
Tante Diany cuma diam... gak ngomong sama sekali...
Gue memeluk foto Reyhan... dan menciumnya sambil berharap bisa ketemu dia lagi...
Sekitar 12 jam terbang akhirnya gue sampai di Singapura... kotanya begitu padat... ini baru pertama kalinya gue ke luar negri...
Saat pesawat telah berhenti dengan sempurna.. seorang dokter membawa gue turun.. kami berjalan dan memasuki bandara... menyusuri anak tangga sehingga sampai di luar bandara..
Dokter tersebut menelpon sesorang dengan bahasa inggris... ya.. setidaknya gue mengerti sedikit obrolan mereka...
" Talia... selamat datang di singapura... jangan terkejut karna saya bisa berbahasa indonesia.. saya asli indonesia kok... Dokter di Indonesia telah menghubungi saya akan kedatanganmu... ayo.. kita langsung mempersiapkan dirimu untuk besok... " jelas dokter itu...
Besok.... ya.. besok adalah hari pertempuran gue... di saat itu tidak ada satupun orang yang di samping gue... apa gue bisa menang? Atau gue akan kalah dan meninggalkan semuanya...
Gue berjalan mengikuti dokter... begitupun dengan tante Diany.... kami menaiki mobil khusus dokter jeans.. dokter yang menjemput gue...
" naiklah " kata dokter itu... gue dan tante Diany naik...
Mobilnya sangat canggih... pintunya aja gak kebuka ke depan atau ke samping... tapi ke atas...
Dalamnya dingin dan atasnya bisa kebuka.. aduh udah kayak orang desa aja gue. Gak pernah liat mobil mewah.. hehe
Selama di perjalanan gue menikmati keindahan kota singapura....
Toko roti dan toko lainnya sangat banyak berjejeran di sana sini.. kendaraan yang sangat ramai, membuat gue tersenyum....
Reyhan.. Dea.. andai kalian ada disini.. kalian pasti sangat senang ..
Tapi itu hanyalah harapanku... tak tau bakal jadi kenyataan atau tidak..." sudah sampai " kata dokter itu, spontan gue dan tante Diany turun....
Kami berhenti di sebuah rumah sakit.. rumah sakit yang sangat besar dan mewah...
" wow... tinggi sekali " secara gak sadar kalimat itu keluar dari mulut gue...
" ini adalah rumah sakit terbesar dan termewah di negara ini "
Kata Dokter itu....Gue ngangguk ngerti...
" Mount Elizabeth Hospital "
Gue membaca tulisan besar yang terdapat pada rumah sakit itu....
" di sini ada seorang dokter yang ahli dalam penyakitmu.. jadi dia yang akan menanganimu nanti " jelas dokter jeans
Sekali lagi gue ngangguk ngangguk....
" ayo masuk " kata dokter itu...
Gue dan tante Diany masuk ke dalam rumah sakit itu... begitu banyak umat manusia yang ada di sana.. susternya tersenyum ke gue, para suster itupun melihat ke arah gue.. aduh udah kayak artis aja gue di sambut kayak gini....
Kami masih saja berjalan.. menyusuri anak tangga...begitu banyak anak tangga yang harus kami naiki sehingga kaki gue mulai terasa capek...
" Talia... masih kuat? " tanya tante Diany yang sepertinya sadar akan kelelahan gue...
Gue mengangguk ke tante Diany...
" sebentar lagi sampai kok di ruangannya " kata dokter...
Sesampainya di lantai paling atas, kami memasuki sebuah ruangan...
Terdapat seorang dokter tampan yang sedang duduk di sana..
Dokter yang mengantar gue pun berbincang bincang dengannya.. gue gak terlalu mengerti dengan bahasa mereka....
" talia... silahkan masuk ke dalam sana... kamu akan di periksa " kata dokter jeans
Gue berjalan menuju ruangan itu... entah kenapa gue merasa sedikit takut sekaligus cemas... apa yang akan di lakukan dokter itu? Gue takut untuk melihat hasilnya.....
Tuhan.. apapun yang tertulis di hasilnya nanti.. semoga saja tidak membuatku takut.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup TALIA
HumorPunya pacar, awalnya cuma sebagai taruhan, ntah kenapa secara perlahaan timbul rasa yang nyata dan sebenarnya ada.