WTH 2

8.6K 531 31
                                    

" Reyhan.. turun makan " teriak mama Reyhan dari bawah..

Reyhan turun dengan malas..

" hey..kamu kenapa? Apa ada masalah? Ceritalah.. mama- "

" aku sedang badmood buat bicara, jadi tolong semuanya diam " potong Reyhan membuat mamanya tidak mampu berkutip..

Setelah makan Reyhan kembali ke kamarnya, ia membuka ponselnya dan melihat foto Talia yanag memang ia jadikan walpaper...

Reyhan menarik nafas panjang dan berniat menghapus semua foto foto Talia..

Namun niatnya terhenti saat melihat foto dirinya dan Talia yang sedang memakan ice cream dan bercanda bersama.. tawa Talia dan senyumannya kembali membuat reyhan tersenyum..

Reyhan menutup ponsel itu dan segera berbaring, matanya sudah lelah namun ia tidak bisa tertidur, kenangan indah dirinya bersama Talia kembali terngiang di kepalanya...

Reyhan bangun dan berdiri di balkon jendelanya kemudian memandang langit yang di penuhi bintang bintang...

'Haha Rey, jangan.. kamu jahat'

'Mau kemana kamu? Sini aku kejar'

'Kyaa Rey.. '

'Rey.. aku mencintaimu'

'Aku juga'

'Semoga kita selamanya bisa bersama'

'Aku berharap semoga tuhan menakdirkan kamu menjadi pendampingku kelak'

'Gombal'

'Aku gelitikin nih'

'Jangan'

'Hahahahha'

'Hahahaha'

'I love you.. for now and forever'

'Kita putus'

'Rey.. aku masih menyayangimu'

'Hahaah rey disana ada ice cream.. beli yuk'

'Hahahahhahahahaha.. hahahaha'

Semua bayangannya dengan Talia seakan ada di langit dan memperlihatkan padanya...

" seandainya kamu bintang dan aku bulan, aku akan terus berada disisimu dan melindungimu, tapi sekarang kita sudah seperti matahari dengan bulan yang tidak akan pernah bersatu " kata Reyhan dan spontan air matanya menetes...

***
" Rey, aku kangen kamu" gumam Talia sambil duduk di balkon jendela rumahnya sembari memandangi langit..

Talia tidak bisa tidur, begitupun dengan Reyhan.. mereka berdua masih saling kepikiran satu sama lain dan saling menatap langit malam.

Talia segera pergi ke ranjangnya dan memutuskan untuk tidur...

***

Paginya...

" Reyhan, kamu kapan lomba basketnya? " tanya papanya Reyhan..

" sabtu besok pa " jawab Reyhan, setelah itu ia berpamitan untuk segera pergi ke sekolah...

Sesampainya di sekolah Reyhan langsung berjalan menuju kelasnya, seketika langkahnya terhenti saat melihat Talia sedang duduk sendiri di belakang kelasnya..

" Talia? Kamu ngapain disana" gumam Reyhan..

Keinginannya untuk menemui Talia sangatlah besar, namun tiba tiba ia teringat akan kenyataan pahit yang harus membuatnya menjauh dari Talia..

Reyhan yang tadi sudah berada di belakang Talia berbalik ke kelas...

" eh? Perasaan tadi aku merasakan Reyhan ada disini.. ah mungkin perasaanku saja.. " gumam Talia dan kemudian bangun setelah itu pergi ke kelasnya...

Sesampainya di kelas, Talia langsung duduk di bangkunya dan kemudian Dea datang dan langsung duduk di sebelah Talia yang sedang meletakkan kepalanya di meja yang di alas oleh tangannya..

"Tal" panggil Dea..

Talia hanya terdiam, ia masih saja berada di posisinya yang seperti itu...

"Tal" panggil Dea lagi..

Talia masih terdiam tidak merespon sama sekali..

"Tal" kali ini Dea mengangkat bahu Talia untuk melihat wajah sahabatnya itu..

"Tal lo nangis?" Teriak Dea histeris membuat seisi kelas melihat ke arah mereka..

"Ssst, De, gue gak nangis... gue ngantuk aja.. lo jangan teriak " jawab Talia..

" tapi mata lo merah, hidung lo juga merah, tandanya lo habis nangis.. Tal.. cerita ke gue Tal " paksa Dea..

" De, gue ga papa, gue keluar dulu " jawab Talia lagi dan pergi meninggalkan Dea..

" gue tau Tal, di balik punggung itu ada kesedihan yang tersimpan " gumam Dea..

Talia masih berjalan menyusuri  koridor sekolah...

Tiba tiba Reyhan datang dan berlalu begitu saja, Talia hanya menatap kosong jalan di depannya...

" Talia menangis? " gumam Reyhan...

Reyhan berhenti dan berbalik melihat punggung Talia yang menjauhinya...

" Tal... meski aku sudah berusha tidak peduli.. tapi aku tidak bisa.. aku tidak bisa melihatmu menangis.. tidak bisa Tal " Reyhan langsung mengikuti Talia dari belakang..

Reyhan melihat Talia berjalan menuju pembuangan sampah, lalu mengeluarkan buku kecil, merobeknya dari tempat aslinya dan membuangnya ke tong sampah...

Talia menarik nafas panjang.. dan kemudian pergi dari tong sampah itu...

Reyhan mendekati tong sampah tersebut dan mengambil kertas yang di buang Talia tadi, meski kebelah dua, setidaknya dia masih bisa membacanya...

' Rey, makasih ya buat semuanya, aku tau kamu melakukan ini bukan karna keinginanmu, tapi karna situasinya memang tidak mendukung, tapi jujur aku sakit Rey, setidaknya kamu yakinin orangtuamu, membuat mereka percaya bahwa kita bisa bahagia, tapi sepertinya kamu sudah menyerah duluan Rey, aku kecewa sama kamu Rey, aku kira kamu benar benar sayang ama aku.. tau taunya karna orangtua kamu sudah lemah... kamu akan di jodohkan, kamu akan bertunangan lalu menikah.. aku bisa apa? Itu pilihanmu, aku harap kamu bahagia Rey, karna kebahagiaanmu juga kebahagiannku.. kamu gak salah.. aku yang salah karna sudah berfikir bahwa kamu akan mati matian mempertahankan hubungan ini, aku yang terlalu berharap akan itu.. tanpa aku sadari satu sayapku patah dan membuatku terhempas ke tanah, tetapi kau tidak membantuku berdiri, kau malah mengatakan bahwa pilihanmu adalah memutuskan aku, baiklah kalau begitu aku terima.. semoga kamu bahagia dengan dia.. I love you for now and forever "

Reyhan meremas surat itu dan kembali ke kelasnya dengan wajah yang sudah di tekuk...

" hey " panggilan itu membuat Reyhan berbalik dan seketika terkejut..

" kamu?? " kata Reyhan tercengang..

Nah hayo yang penasaran sama kelanjutannya.. sabar ya😁..

Besok akan lebih panjang lagi kok.. tenang aja..

Btw jangan lupa voment ya.. jangan lupa follow ig ku juga : rafiatulhikmah

Thanks😁

Perjalanan Hidup TALIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang