Liburan panjang kenaikan kelas adalah momen paling mengasyikan bagi siswa-siswi sekolah. Banyak dari mereka memanfaatkan waktu liburan untuk ke luar kota, pulang kampung, ke pantai, ke hati doi *ehhh😂
Tapi, kamar adalah tempatnya yang paling nyaman, kasur adalah tempat peristirahatannya dan guling adalah kekasihnya. Disaat teman-temannya sedang berlibur, cowok yang satu ini malah asyik mendengkur diatas ranjangnya. Mengusap wajahnya yang sudah membuat pulau diatas bantal. Terkadang ia ngelindur dan tertawa sendiri membuat siapapun yang melihatnya merasa jijik tapi juga gemas.
"DENI,"
Yang dipanggil tidak menghiraukan, ia malah mengambil bantal disebelahnya dan meletakkan bantal itu diatas wajahnya, berusaha agar tidak mendengar teriakan dari luar lagi.
Terdengar langkah kaki mendekat dan menggedor-gedor pintu kamarnya. "DENI BANGUN!"
Deni tetap acuh, ia menyelimuti dirinya hingga kepala membuat seluruh tubuhnya tertutupi.
"DENI, ANTERIN MAMA KE PASAR SEKARANG!"
"DENI! KALO KAMU GAK KELUAR, MAMA BUANG PAPAN SKATE KAMU!" ancaman yang mampu membuat Deni membuka matanya, ia terduduk dan menyibak selimutnya.
"Maksa banget si Mama," ia turun dari ranjangnya dan langsung membuka pintu kamarnya, yang memang awalnya ia kunci.
"Masih pagi dan Mama udah neriakin Deni," Deni memasang wajah kesalnya membuat Ulan (--Mamanya) langsung menjewer telinganya.
"Ini udah jam sepuluh Den," Ulan menggeleng frustasi dengan kelakuan Deni.
"Ya tetep aja, kan? Masih pagi," Deni mengusap telinganya yang habis dijewer Ulan.
"Kalo Mama gak kepasar, kamu mau makan apa? Mie instan? Yaudah, Mama gak jadi ke pasar," Ulan membalikkan badannya membuat Deni langsung menahannya. Ia memeluk Ulan dari belakang.
"Jangan marah dong. Iya deh, Deni salah. Deni minta maaf ya, Ma?"
Sejuk rasanya, jika melihat Deni seperti ini. Ulan tersenyum lalu melepaskan tangan Deni yang memeluknya, ia membalikkan badannya dan menangkup wajah Deni, "Mama sayang sama kamu. Turuti Mama kalo gak mau skate kamu hancur."
Deni mengerucutkan bibirnya. "Mama mah andelannya ngancem mulu, udah kayak di sinetron-sinetron aja, yang beda dikit kek."
Ulan terkekeh lalu mengangguk. "Yaudah," ada jeda sejenak. "Turuti Mama, kalo kamu gak mau, Mama kutuk."
Deni melotot mendengarnya. "Eh buset dikutuk. Jangan dong Ma, nanti kalo Deni dikutuk, siapa yang nemenin Mama ke pasar?"
Ulan jadi ingat niatnya ketika Deni menyebut 'pasar'.
"Buruan mandi, jangan lama. Mama tunggu diluar," Ulan melangkah pergi meninggalkan Deni yang menatapnya bingung.
"Mama nyuruh gue mandi buat apa ya? Padahal gak mau kemana-mana," ia kembali memasuki kamarnya dan merebahkan tubuh diatas ranjang.
Masih prolog, jadi sedikit aja gapapa kan? 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL
Novela Juvenil[SELESAI] Kata orang, cinta itu buta. Kata orang sih gitu. Beberapa dari kalian pasti setuju dan ada juga yang gak setuju. Kenapa? Karena, ada yang benar-benar buta akibat cinta. Ada juga yang benar-benar cinta akibat buta. Bingung? Sama, aku yang...