5-Jalan

243 97 24
                                    

"ANIN BANGUUUUNNNNNN!!!" seru seorang pria sambil menggedor gedor pintu kamar Anin dengan sangat tidak santai.

Bukannya bangun gadis itu justru menggeliat dibalik selimutnya dan memeluk erat gulingnya.

Minggu ini gadis itu dikuasai rasa malasnya untuk bangun. Terbukti saat suara gedoran pintu yang memaksa untuk segera dibuka tak ia hiraukan. Yang terpenting saat ini adalah ia bisa beristirahat karena semalam ia menghabiskan waktunya untuk melanjutkan isakannya sepulang dari pantai menemui Tio.

Bahkan mamanya sempat bertanya mengapa matanya sembab, ia hanya menjawab seadanya.

Merasa sangat terganggu dengan suara yang berasal dari pintu ia menyibakkan selimutnya dengan kasar dan bangkit menghampiri pintu itu lalu membukanya.

Matanya melebar saat mendapati dua orang pria berdiri didepan pintu kamarnya dengan mulut yang terbuka lebar menunjukkan bahwa ia sedang terkejut.

"Mukanya b aja jangan bikin malu" ujar Shone yang adalah kakak sepupu Anin.

Segera Anin menutup mulutnya dan menatap tajam kearah pria disamping sepupunya itu yang sedang tersenyum manis. "Ngapain lo disini? Hah!"

"Santai" ujar pria itu.

"Eh princess katak, mending lo mandi dulu. Mama nungguin dibawah" titah Shone sembari mendorong tubuh Anin menuju ke kamar mandi.

Mau tidak mau gadis yang masih acak acakan itu menuruti perintah Shone yang mendesaknya untuk mandi. Walau ia masih bertanya tanya apa yang dilakukan pria yang sedang bersama Shone itu dirumahnya. Dan sejak kapan sepupunya dan pria itu terlihat akrab seperti itu?

Shone adalah anak dari adik papanya Anin. Yaitu mamanya Shone. Mereka seumuran, dan Shone bersekolah di Jakarta. Ia datang kerumah Anin dari tiga hari yang lalu, ada urusan katanya. Mereka berdua begitu dekat dari kecil hingga saat Shone datang Anin dengan girangnya menyambut pria itu dengan langsung meloncati tubuh atletis sepupunya.

Setelah selesai mandi dan berpakaian Anin menuruni tangga dengan berlari kecil menuju meja makan. Yang dia dapati lagi adalah masih pria tadi yang mengenakan jaket hoodie berwarna merah maroon. Anin mendudukkan dirinya dikursi tepat dihadapan pria itu sambil terus menatapnya.

"Jangan lama lama liatinnya. Ntar baper lagi" ujar Tofan dengan senyuman andalannya.

"Apaan deh. Jadi, ngapain lo disini?" Ketusnya.

"Gue kangen" Anin menaikkan sebelah alisnya.

"Apaan lo kangen kangen. Baru kenal udah main kangenin anak orang"

"Gue kangen sama Shone bukan sama elu" Anin melirikkan matanya kearah Shone yang sudah terkekeh kecil, dan jelas saja wajah Anin mulai merah karena malu.

"Ada hubungan apa lo sama abang gue?" Tanya Anin menginterupsi.

"Gak ada apa apa kok, lo gak usah cemburu gitu Nin. Gue kan juga udah punya Valin" sahut Shone yang masih terkekeh.

"Siapa yang cembu-"

"Ngomongin apa sih? Makan dulu. Oh iya, Tofan gimana kabar mama sama papa kamu? Sehat?" Potong Herla. Anin semakin menaikkan alisnya karena heran mamanya mengenal pria sok didepannya itu.

"Alhamdulillah baik tante" jawab Tofan dengan tersenyum. Herla mengangguk paham dan menduduki kursi yang kosong.

"Kok.. kok mama kenal sama dia? Abang juga" Tanya Anin keheranan sambil menunjuk Tofan.

"Biar Tofan yang jelasin. Mending kita makan dulu terus kamu ganti baju" jawab Herla.

"Mau kemana?"

Pretty LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang