34-pantai

104 14 4
                                    

"RINO LO APAAN SIH GANGGU MULU!" Pekik Sherin membuat semua orang menoleh padanya.

Saat ini mereka tengah berkumpul di halaman Villa dan bersiap untuk pergi berkelana kemanapun sesuai rencana.

"Rino suka-suka Sherin tuh kayanya." Celetuk Valin yang sudah terkekeh geli.

"Dih, najis sana lo jauh-jauh!" Geram Sherin.

"Gak, kalo lo kangen gimana?"

"Mimpi lo kejauhan sampai gurun sahara."

"Mimpi gue deket kok, lo kan mimpi gue."

"Udah deh No, jangan gangguin Sherin mulu napa." Timpal Shone menengahi.

Sherin menoleh kearah Shone, seketika ia merasakan pipinya memanas saat melihat Shone tersenyum padanya. Padahal hampir setiap hari ia melihat Shone tersenyum seperti itu.

"Heloo guysssss, c'mon let's gooo!!" Seru om Afkar dengan semangat yang berapi-api saat baru keluar dari Villa bersama istrinya.

"Uyyeee let's goooo!!" Timpal Valin yang heboh sendiri. Bibirnya langsung mengerucut saat menyadari hanya dirinya yang bersorak gembira. "Pada gak asik."

"Dibikin asik aja." Tukas Shone.

"Udah-udah ayo berangkat. Pantai menunggu kita." ujar om Afkar seraya memasuki mobil.

Sontak Tofan dan Shone melirik kearah Anin. Mendengar kata pantai membuat ekspresi Anin tak terbaca. Antara dingin, kaget, kesal, sedih dan masih banyak lagi.

Sedikit informasi tentang keahlian Anin dalam berekspresi, hanya dialah yang bisa memunculkan berbagai ekspresi dalam waktu yang bersamaan.

Sadar dirinya tengah diperhatikan oleh dua pria itu, ia langsung membuang napas kasar. "Gak apa-apa."

**

"VALIN, JANGAN LARI-LARI ASTAGA!"

"SERU, SHONE. SINI."

Shone menghela napas pasrah melihat Valin yang sedari tadi lari seperti anak kecil. Jika bukan karena sayang, mungkin Shone sudah mencelupkan gadis itu seperti teh kantong bundar sari murni yang rasanya enak sekali ke pantai tersebut. Sayangnya ia terlalu sayang pada gadis polos itu.

"Itu pacar lo gak pernah lo bawa ke pantai ya?" Celetuk Tofan tiba-tiba sambil terkekeh kecil melihat Valin.

"Boro-boro ke pantai, ke supermarket aja dia bikin malu gue."

"Tapi sayang kan lo."

"Kalo gak sayang mana mungkin dia ada di sini sama gue sekarang."

"Iya deh iya, yang punya pacar mah beda."

Shone tertawa renyah sambil meninju pelan bahu Tofan. Tawanya terhenti saat melihat Anin hanya duduk di bawah pohon sambil membaca novel yang ia bawa.

"Lo temenin gih." Titah Shone sembari menunjuk Anin menggunakan dagunya.

Tofan tampak sedikit berpikir sebelum akhirnya ia melangkah menuju tempat yang dimaksud Shone. Sedangkan Shone berlari kearah Valin dan menyeret gadis itu agar ikut dengannya ke tempat yang lainnya berkumpul bersama.

Tofan berdehem dan duduk berhadapan dengan Anin diatas pasir. Sadar akan kehadiran Tofan, Anin menoleh sekejap lalu kembali memfokuskan diri pada novelnya membuat Tofan mendengus dan menarik paksa novel itu.

Pretty LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang