[48]

601 106 17
                                    

*Triiiiiiing ...*
[Wayo]
Waktunya para murid pulang sekolah, dan sebelum pulang guru memberitahukan kepada kami

"Murid-murid. Jangan lupa banyak belajar, karena dua minggu lagi kita akan segera menghadapi pelatihan ujian."

"Iya, guru!!" Jawab kami serentak.

Setelah itu guru pergi dari kelas dan kami semua bergegas mengemasi peralatan sekolah dan tak lupa membalikan kursi diatas meja.

"Egheem ... Egheem .." Jaimnya Tan yang batuk untuk mengingatkanku.

Aku menengokan kepalaku untuk melihat kepadanya yang tengah duduk santai dengan kaki diatas meja.

*Tring Trong*
Ku palingkan kepalaku karena ponselku berdering.

P'Beam :
Bisakah kau datang kerumahku? Aku ingin menunjukan sesuatu padamu dan juga yang lainnya.

Wayo :
Baiklah.

"Oi, Boom. Apa kau datang kerumah P'Beam?" Tanyaku.

"Ada apa memang?" Tanyanya.

"Entahlah, P'Beam ingin menunjukan sesuatu pada kita."

"Um. Aku pasti akan kesana." Jawabnya.
"Lalu bagaimana urusanmu dengan Tan?" Tanyanya.

"Itu kan jam 10 malam nanti." Jawabku.

"Ooh!!"

Setelah mengemaskan barangku, Tan dan teman-temannya lebih terlebih dahulu.

"Kau akan menjemput Peak seperti biasa kan?" Tanyaku.

"Ow, jika kau mau ikut .. ayo." Ujarnya.

"Ah, tidak. Aku hanya bertanya saja, lagi pula ... P'Pha akan menjemputku." Jawabku.

"Yasudah kalau seperti itu."

[Beam]
Berhentilah mobil Forth didepan rumahku. Aku turun dari pintu belakang dan setelah itu P'Forth juga keluar. Ku buka pintu satunya dan aku menggandeng tangan ibuku keluar dari sana.

"Ayo, bu. Keluarlah." Ucapku.

Dan ibuku pun keluar dan langsung mengedarkan pandangan matanya ke sekitar rumahku, lalu ku ajak ia untuk masuk kedalam rumahku.

*Kreeeeekkk ...*
Pintu ku buka dan lantas kami masuk, P'Forth tertap berjalan dibelakangku dan menutup pintunya.

Begitu kami sampai diruang tamu ...

"Selamat datang dirumah, bibi!!"

Captain berseru menyambut ibuku sembari membawa sebuah kue ucapan selamat datang dengan beberapa lilin yang menyala, aku begitu terkejut dengan kedatangannya kemari tanpa sepengetahuanku.

"Captain??" Ucapku yang bingung.

"Swadii krub, bu." Salamnya Captain.

"Swadii chaa!!" Jawab ibuku.

"Sejak kapan kau disini??" Tanyaku.

"Tiuplah lilinnya, bibi." Pinta Captain.

"Huffftt ..." Ibuku memiup lilinnya dan tidak menjawab telfonku lebih dulu.

Sad Story - Happy Ending [Book 2] & [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang