[46] B

665 132 7
                                    

[Ming]
Entah sudah berapa jam aku tertidur tapi keadaan disana sangatlah gelap, sepertinya belum ada seseorang yang pulang.

"Astaga, lancang sekali aku." Gumamku.

Aku pun berjalan kearah tombol lampu untuk menyalakan lampunya dan setelah itu aku pergi kebawah untuk melihat apakah semuanya sudah kembali ataukah belum.

Dan ternyata benar, Yo atau bahkan Boom sepertinya belum memasuki rumah ini setelah pagi tadi.

Ku ambil ponselku yang sejak tadi pagi ku isi dayanya di samping meja lampu setelah ku hidupkan seluruh lampu di rumah itu.

Aku mencoba menelfon Yo, tetapi ponselnya tidak di angkat. Lalu aku mencoba bertanya pada yang lainnya via group chat.

Ming :
Apa kalian tahu dimana Yo?

Beam :
Mungkin dia sedang menemui Pha.

Peak :
Iya, P'Ming. Pagi tadi ia bilang padaku bahwa ia ingin menemui P'Pha.

Yo :
Aku sedang bersama dengan P'Pha. Kau sudah bangun?

Beam :
Bagaimana masalahmu dengan Kit?

Aku lantas meninggalkan obrolan itu karena Beam mulai menanyakan tentang Kit lagi, aku masih tidak bisa menerimanya.

Tetapi pikiranku sedikit teringatkan oleh malam itu, dimana Kit menciumku dihadapan semua orang yang ada di kelub malam itu termasuk dihadapan Ploy.

Ku pegang lembut bibirku sejenak saat mengingat kejadian itu, tetapi ..

*Ting .. Tong ..*
Bell berbunyi, aku lantas menuju untuk membukakan pintu.

Dan begitu aku membukakan pintu justru aku melihat Kit yang berdiri disana.

Perasaan canggungku muncul saat melihatnya.

"Uhh ... apa yo ada dirumah?" Tanyanya.

"Apa kau tidak melihat grup?" Jawabku.
"Yo sedang dengan Phana." Ujarku.

"Oh. Baiklah." Jawabnya.

"Baiklah, aku pergi saja." Ucapnya.

"Tunggu, Kit." Pintaku.
"Ayo kita pergi." Ajakku.

Lalu akupun mengajaknya makan malam disebuah rumah makan didekat rumah Yo.

Kita menikmati makan yaaa tinggal makan, tanpa ada obrolan yang menghiasinya.

Cukup sunyi meski disekitar kami begitu ramai termasuk cibiran-cibiran pedas yang ku dengar.

"Hoi, bukankah itu DJ Ming?"
"Iya, ternyata dia seorang gay."
"Apa yang kau bicarakan? Jangan bicara sembarangan, bagaimana jika dia mendengarkan kita."
"Pria setampan dia mengapa harus menjadi gay? Didunia ini masih banyak perempuan yang cantik."
"Pria yang disana bukankah yang mencium Ming diatas panggung."
"Gay atau tidak, biarkan dia yang menjalani. Kita jangan ikut campur."

Mungkin Kit terlalu risih ia dibicarakan juga, ia bergegas merogoh saku celananya, mengeluarkan dompet, dan setelah itu mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakannya di buku tagihan yang sudah ada diatas meja.

Dan langsung saja ia menarikku pergi dan berkata "Ayo, kita pergi dari sini."

Setelah berada jauh dari rumah makan tersebut, Kit terus menarikku dengan paksa meski sempat beberapa kali aku meminta untuk berhenti.

Sad Story - Happy Ending [Book 2] & [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang