Special Chapter : Kenangan Tak Terlupakan

614 79 28
                                    

*Behind The Act*

*Sambil nunggu Chapter [75] Part 3 (part terakhir) yang masih diketik dengan 3000+ kata, nih .. Ada sumbangan Special Chapter dari teman gue yang tergabung dalam grup slengek.an yang dimana para anggotanya tidak waras semuanya (termasuk author-nya). Hahahaha ... 😂😂😂 piss V.

Lucu gak lucunya kalian nikmati sendiri yaa, dan untuk Vote terserah mau ninggalin berapa kek ... Hehehe

Semoga ketawa .. 😂😂😂

Oh ya. Mungkin ada yang mau grup chat sebagai penutup silahkan komen dibawah yaa ... Pasti bakalan saya buatin. Ok? 😋*

Keempat pasangan berkumpul di rumah Ming sedang melakukan permainan.

(Seme vs Uke)

"Ai'Pha, kau harus menang." Ujar Ming pada Phana.

"Yo, kau harus menang untuk mewakili kita semua." Ujar Beam pada Yo.

"GUNTING BATU KERTAS." Sorak mereka memainkan suit jepang.

Bas mengeluarkan gunting dan Phana mengeluarkan kertas.

"Yeeaaayyy!!" Sorak kelompok para Uke.

"Pha, kau ini bodoh atau tidak bisa memainkan permainan ini??" Celetuk Ming.

"Heh, ini hanya karena aku sedang sial saja." Phana mengelak.

"Ayo, kita ulangi. Si bodoh P'Pha tidak bisa memainkannya. Ayo ayo ayo." Ucap Boom meminta tanding ulang.

"Heh, tidak bisa. Yo sudah menang. Kalian semua harus diberi hukuman." Sahut Peak

Beberapa detik kemudian sebuah senjata pun ada ditangan para Uke yaitu pensit (cabutan uwan/uban itu loh).

"Heh! Tidak bisa. Itu curang!!" Protesnya Ming.

"Heh, diam atau ku hajar kau." Ancam Kit.

"Yo, apa tidak ada hukuman yang lebih ringan lagi?" Tanyanya Forth.

"Hahaha .." Tawa jahatnya Yo. "Tidak ada." Sahutnya.

Dan setalah itu para seme terlentang di lantai dengan kepala yang terdongakkan. Yo dan yang lainnya sedang menindihi pasangan masing-masing dan mengkeker lubang hidung pasangannya untuk mengambil satu bulu hidung mereka.

"Hei, Yo. Ku balas kau kali ini." Ancamnya Boom.

"Heh, diamlah. Aku sedang konsentrasi." Bentak Yo.
"Aku sedang ingin menyiksa orang saat ini." Ujar Yo.

Setelah pensit itu menjepit satu bulu hidung, para uke pun mulai menghitung bersama.

"Satu ... Dua .. Tiga .."

*Cetasssss*

"Aaaaaaa ...." Teriakan penyiksaan yang dialami Phana, Ming, Boom dan Forth

Cabutan keras dari Yo, Kit, Peak dan Beam sangatlah menyakitkan membuat mata mereka berkaca-kaca hendak menangis.

Ronde 2.

Kali ini perwakilan Ming dan juga Kit.

"GUNTING BATU KERTAS." Soraknya mereka.

Tim Peak menang lagi karena Peak mengeluarkan Batu dan Boom mengeluarkan gunting.

"Yeaaaayy ..." Tim Peak bersorak.

"Heh, kau. Kau memang sengaja ingin menyiksa kami??" Ming banyak protes.

"Heh, kau kira aku sengaja melakukannya?? Aku pun juga kena." Sahut Boom.

Sad Story - Happy Ending [Book 2] & [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang