Epilogue

532 99 9
                                    

[Ming POV]
Seharian aku tidak melihat Kit. Sepi rasanya tanpa dia. Dimana dia sekarang?

Atau .... apakah ia benar-benar pergi?

Tapi mengapa Kit tidak mengucapkan selamat tinggal padaku?

Apakah dia marah padaku?
Atau justru sangat membenciku?

Chat, ataupun telfon ia sama sekali tidak mengabariku.

Kit, dimana kau? Aku benar-benar merindukanmu. 😢😢

Setelah kesembuhanku berlangsung, untuk sejenak aku ingin pergi ke Chiang Mai untuk beristirahat karena aku telah lelah dengan semua hidup yang ku jalani ini.

Aku duduk di halte dekat bandara, menunggu jemputan seperti waktu itu. Dan di halte inilah untuk pertama kalinya aku dan Kit dekat satu sama lain.

[Flashback Off]
Aku sedikit terkejut melihatnya mendekatiku. Dan tanpa banyak bicara ia lantas memasangkan sebelah headsetnya di kupingku dan ia putarkan lagu didafrar putar musiknya

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.

"Diamlah. Dengarkan saja." Jawabnya

Lalu aku pun menuruti ucapannya dan kembali menatap ke depan dengan tatapan kosongku.

Sebuah bis pun berhenti didepan kami lalu semua orang pun menaikinya, ia pun menanyaiku apakah aku tidak naik juga.

"Apa kau tidak naik?" Tanyanya

"Naiklah. Aku menunggu bis berikutnya." Jawabku dengan pandangan kosong.

"Apa kau yakin? Ini sudah malam."

"Tidak terlalu malam." Jawabku langsung.

"Benarkah?"

"Jika kubilang tidak ya tidak?" Bentakku menyahutinya

Aku justru malah membentaknya dan membuat semua orang yang ada didalam bis tersebut melihat dari jendela.

Aku pun lantas melihat ke atas lebih tepatnya kejendela bis tersebut dan melihat semua orang lantas memasukan kepalanya lagi kedalam bis tersebut.

Lalu aku pun menundukan kepalaku dan menyadari apa yang sudah aku lakukan

"Maaf. Aku tidak bermaksud ..." Ucapku meminta maaf padanya.

"Tidak apa-apa. Aku tahu kau sedang tertekan." Jawabnya yang memakluminya.

Bis tersebut pergi karena terlalu lama menunggu kami untuk naik.

"Maaf bukannya aku mencampuri masalahmu. Tapi kau jangan terlalu memikirkan vidio itu, karena aku yakin bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya." Ujarnya sedikit mensehatiku.

Lalu sebuah Limosin pun berhenti didepan kami, dan turunlah seorang supir menghampirinya.

"Tuan Ming, maaf aku telat menjemputmu. Maafkan aku." Ujar sang supir.

"Tidak apa-apa." Jawabku pada supirku.
"Oh ya, apa kau masih disini?" Tanyaku padanya

"Oh. Aku menunggu bis."

"Oh, apa kau ingin pergi denganku?" Tanyaku lagi yang membuatku terkejut. "Maksudku ... aku akan mengantarmu sebagau ucapan terima kasihku." Ujarku.

"Oh, tidak perlu. Aku bisa menunggu bis datang."

"Sungguh? Ini sudah larut malam."

"Tidak apa-apa."

"Mmmm ... ya sudah. Terima kasih ya?"

"Sama-sama."

Dan pagi harinya kami bertemu di hotel yang sama.

"Ow, kau?" Ucapnya saat tak sengaja bertemu denganku.

"Uhm ...." Dengungku berfikir untuk mengenalinya. "Oh, kau orang malam itu?" Tebakku. "Iya .. iya, aku ingat." Ujarku.

"Kau menginap disini juga?" Tanyanya.

"Iya. Aku menginap disini juga." Jawabku. "Kau juga menginap?" Tanyaku.

[Flashback Off]

Dan banyak lagi kenangan manis kita berdua. Termasuk saat kami bercinta dirumah Yo dan dimarahi oleh pemiliknya, dan penisku terjepit resleting hingga kejadian kemarin.

Ditengah keasyikanku mengingat semuanya, ada suara yang tiba-tiba menyapaku

"Hei, Mingkwan."

Aku menengok keasal suara tersebut dan ternyata aku melihat Kit berdiri beberapa meter dari halte sedang menatapku tersenyum.

"Apa yang kau lakukan disini??" Tanyanya.

Aku masih spechless melihatnya, lalu sejenak ku palingkan pandanganku untuk tersenyum bersembunyi.

"Mengingat masa lalu, huh?" Lanjutnya bertanya lagi.

Aku berdiri dan menghadap kepadanya, ku torehkan tawa kecilku karena ia tahu semua yang tengah ku pikirkan.

"Kit." Ucapku dalam tawa.

"Hei, Mingkwan." Sahutnya langsung.

Ku tatap dia dari kejauhan dan mendekap tanganku sendiri.

"I Love You naa!!" Ucapnya.

Aku tersipu malu mendengarnya mengungkapkan kata itu untuk kesekian kalinya.

Ku hampirinya langsung dengan sedikit lari kecilku dan meninggalkan koperku disana.

Setelah itu ku langsung dekap dia dalam pelukanku dan ku eratkan pelukanku karena aku terharu bahwa ternyata ia tidak pergi dariku.

"I Love You Too naa." Jawabku.

Dan disanalah pertemuan kembali kami berdua, di hari yang sama, tanggal yang sama, dan waktu yang sama.

Kebetulan atau takdir? Kami tidak tahu, karena aku hanya bisa bersyukur bisa bertemu dengannya lagi.

***********

Sad Story - Happy Ending [Book 2] & [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang