[30]

1K 141 10
                                    

[Wayo]
Aku menelfon P'Pha berkali-kali tetapi ia tidak menjawab telfonku. Jadi ku putuskan saja untuk datang kerumahnya sambil membawa makan malam untuknya.

Dan begitu sampai didepan kediamannya, aku justru melihat pintu rumahnya terbuka sebelah. Tanpa ragu aku langsung saja masuk dan aku pun langsung drop saat tak sengaja melihat P'Pha berpelukan dengan P'Pring diruang tamu.

Pikiranku pun lantas tertuju 'Apakah mereka kembali berpacaran?'

Aku tidak bisa memikirkan hal lain lagi. Yang bisa ku pikirkan adalah, aku harus pergi dari sana. Tapi kaki ini serasa terpaku. Dan justru melihat P'Pha menghapus air mata P'Pring.

"Maaf, kalau aku mengganggu."

Dengan tanpa sadar dan bodohnya aku, aku mengeluarkan suara yang membuat mereka berdua menengok padaku.

"Nong Yo?" Ucap P'Pha melihatku.

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi, aku pergi dari sana dan aku tak tahu apakah P'Pha mengejarku atau tidak.

Aku keluar dari rumahnya dan berlari menyusuri jalan, dan ternyata P'Pha mengikutiku. Ia mengejarku, tapi aku tidak memperdulikannya.

"Tunggu Yo." Pintanya berkali-kali.

Dan kejaranku pun tersusul, P'Pha meraih tanganku dan menghentikanku. Ia berdiri dihadapanku. Mataku membengkak saat itu dan hendak menangis.

Tapi ku tegarkan hatiku karena aku berpikir, siapa aku? Mengapa aku menangisinya?

"Yo, mengapa kau lari?" Tanyanya.

"Aku hanya tidak ingin mengganggumu dengan P'Pring." Jawabku yang memang seperti itu kulihat.

"Mengganggu?" Tanyanya yang bingung.
"Tunggu. Apa kau berpikir bahwa aku dan Pring berpacaran lagi?" Tanyanya yang mengerti pikiranku.

Ia pun tersenyum tertawa dan berkata "Astaga, apa kau cemburu?"

"Cemburu?" Ucapku yang tak mengerti makna kata cemburu.

"Jika tidak, apa kau iri?"

"Dengan siapa dan apa yang membuatku iri?" Ucapku mencoba mengelak.

Dia memegang kedua bahuku dan mulai berkata

"Yo, apa kau masih belum mengerti dengan apa yang aku katakan malam itu?" Tanyanya, dan aku hanya diam.

"Malam itu aku mengatakan yang sebenarnya padamu bahwa aku benar-benar mencintaimu." Lanjutnya.

Tunggu, aku merasakan ada hal aneh dalam hatiku. Seperti ada burung terbang di hatiku, tapi bagaimana burung itu bisa masuk kedalam hatiku?

"Apa kau masih tidak mempercayaiku?" Ucapnya bertanya.

"P'Pha." Ucapku.
"Kalau aku boleh mengutarakan yang sebenarnya padamu, sebenarnya ... aku masih belum mengerti cinta itu apa?" Ucapku.
"Yang hanya bisa ku mengerti selama ini, adalah kebersamaan kita yang hanya sebatas teman." Sambungku.

P'Pha perlahan menurunkan tangannya dari bahuku, menatap kecewa padaku. Entah apa yang memenuhi pikirannya saat ini mengenai perkataanku.

"Yo, apa yang kau katakan?" Tanyanya.

"Mengapa kau mengatakan itu?" Tanyanya lagi.

"Apa kau tidak mencintaiku?" Ia bertanya lagi

Ku tundukan pandanganku dan ku cengkram-cengkram tanganku karena aku bingung mengungkapkannya.

"Kenapa Yo?" Tanyanya.

"Apa kau masih tidak mempercayaiku?" Tanyanya lagi.

"Uh ...." Aku hanya bisa berdengung.

Sad Story - Happy Ending [Book 2] & [Book 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang