Part 4 - Ratu Cacing

2.6K 171 10
                                    

Acara rutin tiap tahun bagi para siswa-siswi baru setelah usai mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa atau disingkat MOS, pengurus OSIS mengadakan acara perkemahan satu malam untuk pengakraban diri dengan junior-junior baru mereka serta antar junior.

Biasanya di acara ini tidak hanya mendapat teman baru namun beberapa sukses mendapat gebetan baru.

"Lo ngga lelah Do?" Tanya Sandra menghampiri Rado.

"Lelah kenapa?" Jawab Rado tanpa menoleh pada Sandra karena sejak tadi memperhatikan para siswi baru yang sedang asik mengobrol.

"Lelah berharap digebet sama tuh cewek-cewek."

Rado menoleh menatap Sandra, "lo cemburu San? Tenang aja lah San, lo kan tetep ratu cacing dihati gue." Rado menaikturunkan kedua alisnya.

"Lo kayaknya minta dijorokin dari atas tebing ya? Nanti di tempat kemah kita cari ya Do."

Rado terkekeh, "kalo gue dijorokin ntar lo jadi janda dong? Rela?"

"Dih," Sandra memasang wajah jijik, "jadi istri lo aja najis syalala apalagi jadi jandanya lo, amit-amit!!"

"Hati-hati lho San, benci sama cinta tuh beda tipis." Ica tiba-tiba lewat entah dari mana hanya untuk menyindir Sandra.

"Ciee yang benci jadi cinta." Vika ikut lewat dan menyindir sambil memamerkan cengirannya kemudian segera berlari menyusul Ica karena Sandra sudah bersiap melepas salah satu sepatunya.

Beberapa bus memasuki halaman sekolah. Ica segera mengumpulkan seluruh siswa baru di lapangan untuk mengabsen.

"Ga, semua yang harus dibawa ngga ada yang kelupaan kan?" Tanya Ica pada Arga yang sejak di lapangan selalu berdiri di samping Ica.

"Udah kok Ca, itu Rado sama Ken lagi angkatin dus air minum, sisanya udah di bus panitia semua."

Ica mengangguk mengerti, "yaudah, lo sama Vika langsung bagi aja busnya."

"Oke bu ketua!" Vika yang baru saja muncul, mengangkat kedua jempolnya.

Ica tersenyum lalu beranjak ke bus untuk panitia dari OSIS.

Ada empat orang guru yang ikut untuk memantau, dan para guru masuk ke bus panitia karena memang tidak semua anggota OSIS ikut serta sehingga masih ada beberapa bangku kosong di dalam bus.

"Semuanya sudah selesai Ica?" Tanya seorang guru saat Ica baru saja datang mendekati bus.

"Hampir selesai Bu, Arga dan Vika sedang membagi siswa ke tiap bus dulu bu." Terang Ica.

"Keperluan-keperluan?"

"Udah beres semua kok bu."

Guru itu tersenyum dan mengangguk lalu masuk ke dalam bus.

"Lo ngga masuk?" Ken tiba-tiba muncul bersama Rado.

"Kalian udah selesai?"

"Udah dong Ca," Rado berkacak pinggang, "kalo sama Rado pasti cepet beres."

"Iya deh biar cepet, ya udah kalian masuk duluan aja ke bus, gue mau cek tiap bus dulu."

"Gue temenin." Ujar Ken.

"Oke." Ica berjalan lebih dulu diikuti Ken, sedangkan Rado masuk ke dalam bus.

Saat masuk ke dalam bus pertama, mayoritas isinya perempuan. Semuanya kompak menatap Ken bersamaan.

"Gue tunggu di bawah, merinding disko gue." Bisik Ken pada Ica. Ica hanya terkekeh dan mengangguk.

Saat Ken kembali turun terlihat wajah-wajah kecewa para siswi itu.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang