Part 37 - Syok Ringan

1.9K 133 10
                                    

"Hai Win?"

"Ma-Master?" Windy memastikan kembali nama pemanggil dan memang benar Ica.

"Suara lo serak, lo habis nangis?"

"Menurut master?"

Terdengar kekehan kecil diseberang sana. "Maaf soal tadi, gue ngga maksud buat marahin lo, jujur gue percaya bukan lo yang buang kertas itu tapi mau ngga mau gue harus buat posisinya lo yang melakukannya."

"Kenapa gitu?"

"Gue udah tau kalo itu semua bukan kecerobohan lo tapi ada orang lain yang sengaja ingin kita bertengkar seperti ini, makanya sebelum lo makin salah paham ke gue, gue telepon lo sekarang."

"Jadi kemarahan lo hari ini ngga beneran?"

"Iya, maaf. Gue terpaksa harus ikutin permainannya dulu, dan sekarang gue perlu bantuan lo buat menjalankan skenario buatan gue, lo mau kan?"

"Skenario gimana?"

"Kita akan buat seolah-olah persahabatan kita putus."

👊👊👊

Windy tersenyum sendiri mengingat bagaimana dirinya dan Ica menjalankan rencana untuk menangkap Viska.

"Lo kenapa?" Tanya Daffa yang duduk di sampingnya mengemudikan mobil. Mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah.

"Ngga kok, ngga papa."

Belum ada seorangpun yang tahu mengenai hal yang terjadi kemarin, Ica melarang Windy menceritakan hal itu. Karena hari ini mereka akan memberi sedikit kejutan untuk tim Delta, atau mungkin juga seisi sekolah yang menyaksikan perdebatan mereka empat hari lalu di kantin.

Jujur saja saat Ica meneleponnya malam itu setelah entah berapa jam dirinya menangis bahkan sempat melampiaskan kemarahan pada Daffa, hati Windy terasa sangat lega. Bagaimanapun dirinya sudah sangat menyayangi Ica sebagai sahabat, tentunya ia tak ingin persahabatan mereka rusak begitu saja.

Begitu sampai di sekolah, Ica dan Windy tidak saling menegur, masih sama seperti saat keduanya bersikap bagai orang asing.

Namun saat bel istirahat berbunyi, "Win, lo ngga ke kantin?"

Pertanyaan Ica barusan membuat Daffa, Daffi, Ken serta Ico terkejut.

"Ya iyalah master, udah laper gue." Windy menatap para laki-laki yang masih terdiam, "ayo ke kantin."

Windy segera menarik tangan Ica meninggalkan kelas.

"Gila! Kapan mereka baikan?!" Tanya Ico setelah Windy dan Ica pergi.

"Mana gue tau! Kemarin kan mereka masih diem-dieman." Jawab Ken.

"Kayaknya ada yang kita ngga tau." Ucap Daffa.

"Wah mereka udah main rahasiaan kayaknya." Timpal Daffi. Keempat laki-laki ini segera menyusul ke kantin.

"Heh!"

Ica dan Windy yang tengah asik mengobrol di kantin, menoleh pada empat laki-laki yang sudah berdiri di hadapan mereka.

"Lagi apa kalian? Kayak mau nagih hutang." Ucap Ica dengan nada datar.

"Maksudnya apa ini?" Tanya Daffi.

Sebenarnya tidak hanya para laki-laki tim Delta, namun beberapa siswa di kantin juga bingung akan keakraban Ica dan Windy yang kembali tiba-tiba.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang