Part 15 - Terutama

2K 143 5
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi, seluruh siswa langsung menghambur keluar kelas untuk menikmati waktu istirahat mereka.

"Ken, lo dipanggil guru." Info seorang siswa yang baru saja kembali sejenak ke dalam kelas.

"Guru siapa?" Tanya Ken bingung.

"Pak Ganda."

Ken mengangguk mengerti lalu menoleh pada Ica, "kalian duluan aja ke kantin, gue nyusul."

"Oke." Jawab Ica dan yang lain bersamaan.

Baru beberapa detik Ken pergi, Ico pamit untuk ke toilet. Tinggallah Windy, Daffa, Ica dan Daffi.

"Kantin?" Tanya Ica pada ketiga rekannya yang tersisa.

"Ayo deh gue udah laper." Daffi segera berdiri dari kursinya.

Windy mengangguk, "tapi gue ke perpustakaan sebentar ya master, mau ketemu guru juga."

"Mau gue temenin?" Tawar Daffa.

"Ya udah lo sama Daffa aja Win, gue sama Daffi cari tempat duluan di kantin." Ucap Ica.

Windy mengangguk setuju lalu berdua dengan Daffa meninggalkan kelas.

Setelah Windy dan Daffa pergi, Daffi mengajak Ica berjalan ke kantin.

Di tengah perjalanan, Ica menahan tangan Daffi hingga membuatnya berhenti.

"Kenapa Ca?" Tanya Daffi bingung.

"Itu Gina kan Fi?" Tunjuk Ica ke arah lapangan basket.

Daffi mengikuti arah telunjuk Ica, "iya mungkin."

"Lha ngapain dia di sana? Bareng cowok gitu."

Daffi mengangkat sekilas bahunya, "pacaran kali."

Ica menoleh pada Daffi dan memberi tatapan datar, "gue boleh mukul kepala lo ngga?"

Daffi langsung menoleh pada Ica dan menyilang kedua tangannya di depan wajah untuk membuat pertahanan karena Ica sudah mengangkat tangan kanannya ke arah Daffi.

"Mana gue tau lah!" Sewot Daffi.

"Coba lo cek sana, kayaknya ada yang ngga beres itu Fi."

"Kenapa harus gue?"

Ica kembali mengangkat tangannya.

"Iya iyaaa! Lo sendiri gimana? Kan kita mau ke kantin."

"Gue tunggu di sini." Jawab Ica datar.

Daffi berdesis sebal kemudian melangkah keluar dari koridor sekolah, melewati lapangan upacara menuju ke lapangan basket di mana Gina berada.

"Gue ngga mau tau! Sekarang lo harus bayar!" Terdengar pekikan Gina saat Daffi berjalan mendekat.

"Kan udah gue bilang sabar! Gue pasti bayar!"

"Sabar palalo peyang! Udah dari kapan lo ngomong gitu?!" Gina menaikkan nada bicaranya.

"Santai aja dong!" Terlihat lawan bicara Gina tidak terima.

"Makanya kalo ngga bisa bayar jangan sok belanja!!" Bentak Gina.

"Nih cewek songong ya!" Cowok itu mengangkat tangan kanannya.

"Woy!"

Keduanya segera menoleh bersamaan. Daffi sudah berdiri tak jauh dari mereka.

"Apa lo?!" Ucap cowok itu, "jangan ikut campur disini!"

"Ini di sekolah bro, lo berantem sama cowok aja dilarang apalagi sama cewek." sahut Daffi.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang