Part 29 - Sahabat

1.9K 141 6
                                    

Ica dan para pengurus OSIS semakin sibuk mempersiapkan acara pergantian kepengurusan. Beberapa calon sudah masuk ke dalam daftar nama di catatan Sandra, termasuk Jeff sebagai calon ketua OSIS yang baru.

"Entah kenapa gue yakin kalau bakal banyak yang pilih Jeff." Sandra membaca satu persatu nama calon-calon ditengah rapat mereka di ruang OSIS.

"Sama gue juga!" Timpal Vika.

"Perasaan dek Sandra aja."

Sandra menatap datar Rado, "sejak kapan gue jadi adek lo?"

"Kok adek? Itu kan panggilan sayang gue buat lo San."

"Menurut gue ngga juga sih." Ucapan Arga mengurungkan niat Sandra untuk melempar pena ditangannya ke wajah Rado.

"Kenapa lo bisa beranggapan gitu?" Tanya Vika pada Arga.

"Gue udah cek semua kandidat, ada seorang lagi yang bisa jadi saingan berat Jeff di sini."

"Siapa?" Tanya Ken.

"Namanya Danish, berbeda kelas dengan Jeff. Gue denger dia merupakan siswa yang cukup populer diangkatan mereka selain Jeff."

"Danish?" Ica mengurut dagunya, "apa karena gue terlalu fokus ke Jeff ya makanya agak kurang familiar dengan namanya?"

"Lo pasti sering ketemu dia Ca, cuma lo ngga hafal namanya, dia kan ketua kelas di kelasnya." Ujar Arga.

Ica mengangguk mengerti, "siapa yang terima form pendaftarannya?"

"Gue." Vika mengangkat tangannya, "ngga lama setelah Jeff daftar, cowok bernama Danish itu menemui gue di kelas buat serahin form, tadinya dia mau cari lo Ca cuma waktu itu gue ngga tau lo lagi ke mana."

Ica kembali mengangguk, "oke deh, kalian data aja yang daftar. Minggu depan kita adain pertemuan dengan para kandidat lalu mulai pelaksanaan kampanye."

"Oke bu ketua!" Ucap Sandra.

👊👊👊

Ica berjalan bersebelahan dengan Windy keluar dari ruang ganti menuju tempat latihan karate. Hari ini memang jadwal mereka latihan.

"Lo kenal Danish Win?" Tanya Ica.

"Danish?"

"Iya."

Windy berpikir sejenak, "kayaknya gue pernah denger namanya deh dari beberapa adik kelas. Memangnya kenapa Master?"

"Ngga papa, gue cuma nanya aja."

Windy memicingkan matanya, "lo suka sama Danish itu master?"

Ica memberikan tatapan datarnya pada Windy, "Berantem yuk Win."

Windy langsung memamerkan cengirannya, "ampun master."

Ken dan Daffa menunggu di pinggir lapangan selama Ica dan Windy berlatih.

"Master, mau langsung pulang?" Tanya Windy setelah selesai latihan.

"Kenapa memangnya?"

"Ngga, gue cuma mau ajak aja mampir ke toko buku gitu, kan kita jarang-jarang bisa pergi bareng ke sana."

"Boleh aja, ajak Daffa sama Ken juga, kasian udah nunggu kalau kita suruh pulang duluan."

Windy terkekeh membenarkan, lalu mengikuti Ica ke pinggir lapangan. Ica menyampaikan apa yang Windy katakan tadi pada Ken dan Daffa, keduanya setuju untuk ikut.

"Ya udah kalian ganti baju dulu sana." Suruh Daffa.

Setelah berganti pakaian, barulah mereka berangkat meninggalkan sekolah.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang