Part 19 - Cuma Kurang Peka

2.1K 145 21
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi namun kelas sudah cepat sepi. Mungkin efek pelajaran yang terasa memusingkan hari ini sehingga rasa lapar lebih cepat melanda seisi kelas Ica.

"Kenapa lo?" Tanya Ica melihat Windy terlihat lesu.

"Lo ngerti ngga master pelajaran tadi."

Ica mengangguk sekilas, "ngerti, memangnya kenapa?"

"Gue berasa lagi di planet lain dan belajar dalam bahasa alien, ngga paham sama sekali!" Sungut Windy.

"Lemah otak lo." Sindir Ica.

"Gue keluar duluan ya," pamit Daffi, "ada urusan."

"Urusan sama Gina?" Tanya Ico.

Daffi menatap Ico sejenak, "bisa dibilang begitu."

"Memangnya masalah Gina belum beres?" Tanya Daffa.

"Justru gue mau memastikan." Daffi langsung berjalan pergi sebelum ada yang kembali bertanya padanya.

"Menurut kalian, berapa lama waktu yang dibutuhkan Daffi dan Gina untuk meresmikan hubungan mereka? Jika kecepatan pendekatan Daffi 20 km per jam dan Gina tidak diketahui kecepatannya?" Ico menatap Ica dan yang lain bergantian.

"Co," Windy berdiri dari kursinya, "lo mau gue tampol ya?!"

"Weits!" Ico mengangkat kedua tangannya di depan dadanya, "santai sis, emang apa salah gue?"

"Gue baru aja lega pelajaran udah selesai, lo malah buat soal matematika sekarang!" Sewot Windy.

"Udahlah, kalian ngga laper apa?" Ken yang sejak tadi menyimak akhirnya ikut bicara, "gue duluan deh." Kemudian menggandeng tangan Ica dan mengajaknya keluar dari kelas.

"Ngomongnya dia yang duluan tapi adek gue dibawa juga." Sewot Ico.

"Ayo kita juga." Daffa berjalan duluan diikuti Windy serta Ico.

Di kantin, Ica mendapati Jeff sedang makan semeja dengan Manda.

"Putar haluan yuk." Usul Ica.

"Kenapa Master?"

"Arah jam 2 dilarang diganggu." Ucap Ica.

Windy terkekeh pelan dan mengangguk paham lalu menggamit lengan Daffa untuk mencari meja lain.

"Kak Ica!"

Baru saja Ica membalikkan badan, panggilan Jeff yang cukup keras menghentikannya. Ica menoleh dan mendapati Jeff menatapnya datar.

"Putar haluan dibatalkan." Gumam Ica lalu berjalan ke arah Jeff dan Manda.

"Lo di sini juga Jeff?" Ica mengambil tempat di samping Jeff, dan Ken di sisi lain Ica.

"Jangan pura-pura baru tau deh."

Ica hanya tersenyum masam.

Baru saja akan memesan makanan, Daffi datang dan bergabung bersama Gina.

"Udah beres?" Tanya Ken begitu mereka duduk.

"Udah kok." Gina tersenyum kecil, "dia udah bayar hutangnya."

"Tapi dia ngga bakal bikin ulah lagi kan?" Tanya Windy, "siapa tau masih ngga terima terus balas dendam gitu."

"Tenang aja," sahut Daffi, "dia ngga akan berani macam-macam."

"Kak Daffi gerak cepet ya." Komentar Jeff. Daffi langsung menoleh.

"Maksudnya?"

"Sayangnya kurang peka." Lanjut Jeff.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang