Part 18 - Penyelesaian

1.9K 131 24
                                    

BRAK!

Seisi kantin terkejut saat salah satu meja digebrak dengan keras.

"Gina?" Gumam Windy yang juga berada di kantin bersama tim Delta.

"Gue udah habis sabar ya sama lo!" Sergah Gina pada cowok dihadapannya, "kalo emang ngga punya uang jangan belanja dong!"

Cowok itu berdiri di tempatnya dengan wajah kesal, "bisa biasa aja ngga ngomongnya?"

"Gue udah ngga bisa bersikap biasa aja sama lo! Bayar hutang lo! Lo pikir dagangan gue punya nenek moyang lo?!"

"Wah nih anak--" tangan cowok itu segera ditahan oleh temannya yang sejak tadi duduk disampingnya.

"Gue tanya deh sama lo!" Gina menodongkan telunjuknya di depan wajah cowok tersebut, "lo ada niat ngga selama ini buat bayar? Yang ada lo kabur terus tiap gue hubungi, lo lagi belajar jadi penipu?!"

"Wah ngajak ribut nih cewek." Cowok itu keluar dari bangkunya dan berdiri tepat di depan Gina, "jadi sekarang mau lo apa?"

"Lo bego apa oon?! GUE MAU LO BAYAR HUTANG LO!"

Cowok itu akan menampar Gina namun seseorang menahan tangannya.

"Wah ketemu lagi nih." Daffi melepas kasar tangan cowok itu, "ngga malu lo mau nampar cewek depan umum gini?" Daffi sangat ingat kalau cowok ini adalah cowok yang sama yang bertengkar dengan Gina beberapa hari lalu.

"Udah bro nanti aja urusnya, kalo ketahuan guru bahaya." Bisik teman cowok itu namun masih dapat terdengar oleh Daffi dan Gina. Kedua cowok itu pergi meninggalkan kantin.

"Lo mau kabur lagi HAH?!"

Gina akan mengejar namun lengannya ditahan oleh Daffi.

"Apa sih?!" Gina melepaskan tangan Daffi darinya, "ngapain lo tahan gue?!"

"Lo juga ngapain kejar mereka? Emang lo pikir tetep bisa buat tuh anak bayar hutangnya?"

Gina berdecak kesal dan bersidekap.

"Ayo gabung sama yang lain, ngga enak ditontonin gini." Ucap Daffi.

Gina baru menyadari kalau seisi kantin masih menatapnya. Akhirnya Gina menurut saja diajak bergabung ke meja tim Delta.

"Lo berani juga ya labrak anak cowok depan umum Gin." Ucap Windy.

"Gue udah kesel banget Win, sebenernya itu barang dagangan bukan punya gue yang dia ambil, kalau tadinya punya gue mungkin ngga bakal sampai kayak gini gue marahnya."

"Memangnya punya siapa?" Tanya Ica.

"Gue punya temen, dia lagi butuh banget uang dan minta gue jualin salah satu barangnya. Yang beli anak tadi tapi waktu ketemu dia bilang nanti dibayar soalnya dia lagi butuh banget tuh barang. Gue iyain aja karena selama ini pembeli gue selalu tepat janji. Ternyata sampe sekarang dia ngga bayar malah kabur terus kalo gue hubungi."

"Wah tuh orang ngeselin ya." Windy memasang wajah kesalnya, "ayo master kita hajar aja!"

"Lo mau dihukum guru BP?"

Windy memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Ica, "tapi kan dia udah keterlaluan."

"Kita bakal bantuin lo buat dia bayar hutangnya Gin." Ucap Ica.

"Iya, makasih ya Ca."

Ica mengangguk, "sip."

👊👊👊

Bel pulang sekolah berbunyi, Gina tidak langsung meninggalkan kelas karena sedang mendapat jadwal piket.

Setelah membersihkan ruangan bersama salah seorang temannya, Gina segera membereskan barang-barangnya dan pergi.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang