Bel istirahat baru berbunyi sekitar beberapa detik lalu namun kelas Ica sudah sepi, tinggalah Ica dan timnya yang masih belum mau beranjak.
"Ini pada ngga mau ke kantin?" Tanya Windy memperhatikan teman-temannya satu persatu.
"Gue lagi nunggu siapa yang bakal duluan berdiri dari kursi." Ucap Daffi.
Ico menatap datar sepupu yang duduk di sebelahnya ini, "kurang kerjaan."
"Lo yakin kuat nunggu kayak gini Fi?" Tanya Windy, "karena setahu gue lo yang paling gak tahan kalo ngga ketemu Gina atau ke kantin pas jam istirahat."
Daffi memanyunkan bibirnya, "makanya lo buruan berdiri duluan Win."
Windy tersenyum miring, "males."
Daffi berdecak sebal lalu menoleh pada Ico, "berdiri gih Co."
Ico kembali menatap datar Daffi, "ogah."
Ica menoleh bersamaan dengan Daffi membuat tatapan mereka bertemu, "gue juga ogah," ucap Ica sebelum Daffi mengeluarkan ucapannya.
"Sial!" Rutuk Daffi merasa Ica berhasil membaca pikirannya.
Keadaan mendadak hening, benar-benar tidak ada yang mau beranjak lebih dulu dari kursi masing-masing.
Daffi mulai gelisah di tempatnya, baru saja dirinya akan berdiri, suara ribut di luar kelas mengalihkan perhatian mereka.
"Ada apaan sih?" Windy berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah jendela. Beberapa siswa berjalan ke arah kelas yang sama.
Ica dan yang lain melakukan hal yang sama, melihat keadaan lewat jendela kelas.
"Ada yang berkelahi mungkin." Terka Ico.
"Lo ngga mau liat Ca? Secara lo mantan ketua OSIS gitu."
Ica menatap datar Daffi, "apa hubungannya dengan gue sebagai mantan ketua OSIS?"
Daffi mengangkat sekilas pundaknya, "siapa tau ada gitu dihubungin."
Ica memilih melangkah keluar kelas dan pergi ke sumber masalah, Ken mengikuti begitu pula yang lain.
Salah satu kelas terlihat sangat ramai siswa dari kelas lain. Dengan sedikit susah payah, Ica menerobos kerumunan dan masuk ke dalam kelas tersebut.
Terlihat ada beberapa siswa di dalam kelas, diantaranya ada Manda dan Jeff. Kelas yang Ica datangi ini merupakan kelas Manda dan sudah pasti Jeff ada karena dirinya merupakan ketua OSIS.
"Ada apaan?" Tanya Ica setelah dirinya dan tim berhasil masuk.
Manda sedang merangkul salah satu teman perempuannya yang sepertinya habis menangis.
"Laptop temenku hilang kak." Jawab Manda pada Ica.
Sudah dapat dipastikan bahwa siswi dirangkulan Manda lah yang dimaksud.
"Kapan hilangnya?" Tanya Ica lagi.
"Pelajaran pertama tadi olahraga, laptopnya disimpan di laci meja, tapi tadi setelah jam olahraga laptopnya udah ngga ada kak." Jawab Manda mewakili temannya.
Ica menatap teman Manda, "nama lo siapa?"
"Kinan kak."
"lo kenapa bawa laptop ke sekolah?"
"Setelah istirahat ini kami ada pelajaran yang harus presentasi jadi aku bawa laptop untuk menampilkan bahan presentasi kelompokku."
"Yang lain ada yang bawa juga?"
Manda dan Kinan mengangguk, "ada kak," sahut Manda, "tapi cuma dia yang hilang laptopnya."
Ica menoleh pada Jeff, "sudah geledah semua tas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy 2
Romance[Season 2 My Dearest Enemy] Kisah Ica dan tim Delta masih terus berlanjut. Semakin banyak masalah, baik dalam kehidupan pribadi serta pekerjaan mereka sebagai agen rahasia yang akan mereka hadapi kedepannya. ---------------------- Action - Romance