Hari kedua MOS. Ica berangkat lebih pagi dari hari sebelumnya karena Ica tidak bangun kesiangan hari ini.
Setelah Ico memarkirkan mobilnya, Ica turun duluan dan langsung menuju gedung auditorium untuk mempersiapkan acara MOS hari ini.
Baru Ken dan Rado yang terlihat di sana, serta beberapa panitia dari OSIS.
"Mana yang lain?" Tanya Ica begitu sampai.
"Sandra sama Vika lagi di jalan katanya, kalau Arga lagi siapin yang lain." Jawab Rado.
"Oh iya hari ini kita juga ada perkenalan ekstra kulikuler sekolah ya, nanti minta Sandra kalau udah sampe koordinasi perwakilan setiap ekskul." Lanjut Ica.
"Siap bu ketua." Rado langsung pamit mengerjakan hal lain.
"Lo nanti jadi perwakilan basket atau karate?" Tanya Ken begitu Rado pergi.
"Gue nanti mewakili basket, karate gue minta ke Windy, cuma mungkin gue bantu juga."
Ken mengangguk mengerti, "semangat!" Lalu mengusap lembut puncak kepala Ica.
Ica tersenyum kecil, "harus dong."
Menjelang bel mulainya pelajaran, para siswa baru sudah berkumpul di dalam ruang auditorium. Ica pun langsung membuka acara.
Pagi ini acara akan diisi oleh materi dari seorang guru, baru sesi kedua dilanjut acara berkelompok, di mana setiap peserta akan diberikan permainan yang diselesaikan dengan kelompoknya masing-masing, sekalian berkenalan untuk menambah teman baru.
Ica dan anggota OSIS cukup duduk diam dan mengawasi para peserta MOS di sesi pertama, namun sesi kedua mereka lah yang menghandle.
Di tengah acara, Sandra menghampiri Ica, "udah gue data, ini urutan ekskulnya," Sandra menyerahkan selembar kertas yang langsung diterima Ica, "sesuai permintaan lo, gue buatin jarak antara basket dan karate."
Ica mengangguk, "oke makasih."
Acara berlangsung sampai istirahat makan siang.
"Master, nanti lo pokoknya harus temenin gue!" Pinta Windy yang menghampiri Ica di kantin dengan mengenakan seragam karatenya.
"Iya tenang aja, Daffa mana?"
Windy duduk di samping Ica, "bentar lagi juga ke sini, bareng Daffi sama Ico. Lha Ken mana?"
"Tadi temenin Manda dulu, paling ntar juga dateng."
"Lo ngga ganti baju Master?"
Ica menaikan alisnya, "harus ya?"
"Iyalah! Biar keliatan kalo lo itu ketua karate!"
Ica terkekeh, "ngga perlu lah."
Windy memanyunkan bibirnya, "ganti bentar aja master, kan habis karate ngga langsung basket."
Ica memasang wajah jengah, "iya iya ntar gue ganti."
Senyum Windy langsung terbit, "gitu dong!"
"Oh iya, gimana kemarin soal Gina sama Daffi? Salah pahamnya kelar?"
Bukannya menjawab, Windy malah tertawa geli. Ica menatapnya datar, "gue nanya Win, bukan nyuruh lo ketawa!"
"Hahaha! Sori sori master... hahaa..." Windy meredakan lebih dulu ketawanya, "jadi gini, kemarin Daffi emang ngejer Gina, jelasin kalau Gina salah paham dan bilang Daffi ngga ada perasaan apa-apa, cuma becanda aja."
"Jahat bener, terus?"
"Nah Gina awalnya ngga paham, akhirnya setelah kembali dijelasin, Gina baru paham. Ginanya kesel dan hampir kasih satu tabokan ke pipi Daffi. Cuma Daffi berhasil menghindar. Akhirnya dari kemarin siang itu sampai sekarang Gina ngga mau tegur Daffi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy 2
Romance[Season 2 My Dearest Enemy] Kisah Ica dan tim Delta masih terus berlanjut. Semakin banyak masalah, baik dalam kehidupan pribadi serta pekerjaan mereka sebagai agen rahasia yang akan mereka hadapi kedepannya. ---------------------- Action - Romance