Part 11 - Surat Cinta

2.3K 151 8
                                    

Windy duduk di kursinya seperti biasa saat masuk ke kelasnya. Tempat di sampingnya masih kosong yang artinya Daffa belum datang. Sering memang Daffa menjemput Windy untuk berangkat bersama, namun pagi ini tidak.

Sambil menunggu yang lain, Windy menyempatkan untuk memeriksa tugasnya terlebih dahulu. Salah satu tangannya sengaja ia masukkan ke dalam laci untuk memeriksa apakah ada benda yang ia tinggalkan kemarin. Tangannya berhenti menelusuri saat merasa menyentuh sesuatu.

"Apa nih?" Windy mengambil benda tersebut dan melihatnya, "surat?" Sebuah amplop berwarna pink fanta dengan simbol hati berwarna putih di ujung atas sebelah kanan.

"Surat buat siapa nih? Nyasar kali yah?"

Windy ingin membuka amplop tersebut namun ragu, takut jika itu milik orang lain yang tidak sengaja masuk ke dalam lacinya.

"Apa tuh?"

Windy sedikit terkejut saat tiba-tiba Ica muncul dan duduk di sampingnya.

"Lo ngagetin gue aja master!"

"Itu apaan?" Tanya Ica lagi tanpa menggubris protes Windy.

"Kan lo bisa liat ini amplop."

"Iya gue tau itu amplop, tapi amplop apa? Surat? Uang?"

Windy mengangkat sekilas bahunya, "gue belum liat isinya, takutnya punya orang yang ngga sengaja taruh disini."

"Emangnya ngga ada tulisan di amplopnya?"

Windy menggeleng sekilas, "udah gue bolak balik tapi ngga nemu."

"Yaudah buka aja, nanti kan bisa di tempel lagi."

Dengan polosnya, Windy menurut saja ucapan Ica. Perlahan ia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan isinya yaitu secarik kertas berwarna pink pastel yang terlipat rapi.

Setelah meletakkan amplopnya di atas meja, Windy membuka lipatan kertas itu. Ada pesan tulisan tangan di dalamnya.

"Baca." Ucap Ica.

Windy mengangguk lalu mulai membaca, "buat kak Windy-- eh Windy siapa ini?"

Ica menatap datar Windy, "emang ada berapa Windy di kelas ini?"

"Satu." Jawab Windy dengan nada polos.

"Lanjut!" Perintah Ica dan langsung dituruti Windy.

"Aku ngga peduli kalau kakak lebih tua dari aku, dan aku tau kakak sudah memiliki seorang pacar, tapi masih ada kan kesempatan untuk-- eehhh!!"

Tiba-tiba ada yang mengambil paksa surat tersebut dari tangan Windy.

Ica dan Windy menatap pelakunya yang berdiri di samping meja Windy, "Daffa." Ucap keduanya bersamaan.

Surat tersebut sudah pindah ke tangan Daffa dan Daffapun membacanya.

"Wah surat cinta nih!" Seru Ico yang baru saja masuk dan langsung berdiri di samping Daffa, ikut membaca isi surat tersebut.

"Surat cinta untuk siapa?" Tanya Ken yang tadi masuk bersama Ico serta Daffi dan berdiri di dekat Ica.

"Surat cinta untuk Windy." Jawab Ica.

"Kayak judul film." Ucap Daffi.

Ica hanya mengangguk lalu kembali menatap Daffa, "biasa aja kali mukanya Fa." Sindir Ica melihat wajah serius Daffa yang masih membaca isi surat tersebut.

"Wah Windy boleh juga nih dapet surat cinta dari adik kelas, kalimatnya romantis banget pula!" Goda Ico.

Tidak lama setelah selesai membaca, Daffa langsung merobek kertas itu menjadi empat bagian lalu meremasnya menjadi satu.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang