Part 31 - Ngga Lucu

1.6K 124 7
                                    

Sudah tiga hari ini Viska selalu muncul di gerbang sekolah Ica, membuat Windy gerah setiap melihat tingkah gadis itu bersikap manis di depan Ica namun tidak menganggapnya ada.

"Master ngga bisakah usir dia sekali aja? Keenakan dia mah dibaikin sama lo terus Master!" Keluh Windy disela pergantian jam pelajaran.

"Selama dia ngga buat masalah sama gue, gimana gue mau usir dia Win?"

Windy menghela nafasnya memasang wajah sebal, "tapi gue kesel master sama tuh anak! Tiap ketemu Master gue udah kayak penampakan aja."

"Udah abaikan aja, yang ada lo capek sendiri kalo ladenin dia."

"Lo juga ngga bisa apa-apa Win selama dia ngga terang-terangan ngajak ribut lo." Sela Ken yang sejak tadi menyimak dari tempat duduknya.

"Iya sih." Windy memanyunkan bibirnya lalu kembali ke kursinya karena guru selanjutnya sudah masuk ke dalam kelas.

Saat jam istirahat, Windy berjalan bersama Ica menuju ke kantin. Ken dan yang lain sudah lebih dulu menuju ke sana.

"Nanti pulang jalan dulu yuk Master, cari komik lagi kayak biasa." Ajak Windy.

Ica yang sejak keluar kelas menatap ponselnya karena ada pesan masuk, menoleh pada Windy yang mengajaknya bicara, "kayaknya gue ngga bisa deh."

"Lho kenapa Master?"

"Si Viska ngajak jalan, minta temenin cari kado untuk ulang tahun Mamanya."

Windy memasang wajah kecewa, "yah master, lo makin deket sama dia ya?"

Ica menaikan satu alisnya, "kok lo malah ngomong gitu? Kan baru ini gue jalan sama dia."

"Yah kan tapi--"

"Lo ngga perlu cemburu gitu, lagipula ini karena Mamanya Viska, dia mau senengin Mamanya jadi apa salahnya kalo gue bantuin?"

Windy tak lagi menjawab dan terus mengikuti Ica masuk ke kantin.

Sesampainya di kantin, hanya ada Daffa dan Ken. Ica duduk di samping Ken dan Windy di samping Daffa.

"Ico Daffi mana?" Tanya Ica.

"Tadi dipanggil temen futsal mereka, ada urusan mungkin." Jelas Ken.

Ica mengangguk.

"Jadi mau pesen apa nih?" Tanya Daffa.

"Gue soto aja." Jawab Ken.

"Gue nasi goreng." Timpal Ica.

"Kalau lo?" Tanya Daffa pada Windy.

"Lo aja yang mau pesen apa? Biar gue yang pesenin." Ucap Windy tanpa menjawab pertanyaan Daffa.

"Tumben lo mau pesenin."

Windy tersenyum tipis, "udah buruan."

"Yaudah pesenin gue soto juga."

Windy beranjak dari kursinya dan pergi memesan makanan mereka.

"Kenapa tuh anak?" Tanya Ken pada Daffa dan Ica.

Daffa mengangkat sekilas bahunya, "kan tadi ke sini bareng Ica."

"Mungkin masih ngambek karena gue mau pergi sama Viska nanti."

Ken menatap Ica, "kok ngga bilang gue?"

"Barusan tadi Viska kirim pesan jadi belum bilang sama lo."

Ken mengangguk, Windy kembali dan duduk di samping Daffa.

Tidak lama kemudian, pesanan datang. Mereka segera mengambil pesanan masing-masing.

"Win." Panggil Ica tiba-tiba. Windy heran karena Ica menatapnya dengan tatapan kesal, begitupula Daffa dan Ken.

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang