Part 28 - Jangan Bahas Lagi

1.8K 140 7
                                    

"Oke, aku jamin setelah lukanya sembuh tidak akan meninggalkan bekas." Carter kembali memasangkan plester baru di wajah Ica.

"Syukurlah," Ica tersenyum lega, "terima kasih Car."

"Anytime Angel." Carter balas tersenyum.

"Sayangnya namaku juga Angel." Sela Ico yang juga berada di sana. Pulang sekolah tadi Ken diminta sang Mama untuk mengantar belanja, kebetulan orang tuanya sedang pulang namun Sang Papa harus bertemu dengan rekan bisnisnya.

Maka Ica pergi bersama Ico ke markas untuk menemui Carter.

Carter terkekeh pelan, "maaf Ico, yang kumaksud adalah Ica."

Ico ikut terkekeh, "aku hanya bercanda." Ica juga tertawa mendengar percakapan kakak kembarnya dan Carter.

"Markas sedang sepi?" Tanya Ica mengganti topik.

Carter mengangguk, "Emma sedang pergi bersama Ed, Big Boss seperti biasa sibuk di luar markas."

"Liam dan Jessy?" Tanya Ica lagi.

"Oh mereka sedang kembali ke London, tapi sepertinya Jessy akan segera kembali ke sini untuk menemui seseorang." Carter melirik sekilas Ico.

Ica menoleh pada kakak kembarnya itu.

"Apa?" Tanya Ico merasa dilihat tiba-tiba dengan tatapan aneh.

"Sudah seberapa dekat lo dengan Jessy?"

"Biasa saja," jawab Ico, "hanya sebagai teman biasa, tidak lebih."

Ica mengangguk mengerti lalu menatap Carter, "biasalah, penyangkalan diawal."

Carter tertawa pelan sembari mengangguk.

Ico memasang wajah datar merasa sedang dibicarakan di sini.

👊👊👊

"Halo kakak semua!"

Tim Delta menoleh saat Manda menyapa mereka di kantin. Seperti biasa jika jam istirahat, tempat yang paling sering dituju oleh Ica dan timnya. Kini juga bersama Gina tentunya sejak statusnya dan Daffi berubah.

"Hai Manda!"

Terlihat di samping Manda ada wajah lain yang mengikutinya.

"Kak, ini Silvi katanya mau gabung, boleh kan? Dia bilang mau makan bareng kak Ica."

Semua menatap Ica, "wah Master punya murid baru?"

Ica menatap datar Windy, "murid baru ndasmu! Cukup punya satu kayak lo aja."

Windy tersenyum sumringah, "master bisa so sweet juga ternyata sama gue."

Ica mengabaikan Windy dan menatap Manda serta Silvi, "ayo duduk aja gabung."

Silvi tersenyum senang dan segera duduk bersama Manda di dekat Jeff.

Windy segera memesankan makanan untuk Manda serta Silvi sesuai permintaan mereka. Di tengah kegiatan makan, Silvi menatap Ica.

"Wajah kak Ica gimana?"

Semua menoleh pada Silvi lalu menatap Ica yang masih menatap Silvi.

"Oh ini?" Ica memegang pipinya yang masih diplester, "udah baikan kok, oh iya jangan pernah bilang ke siapapun ya soal ini."

"Lho memangnya wajah kak Ica kenapa?!" Manda baru menyadari kalau ada plester yang terpasang di salah satu pipi Ica.

"Cuma kecelakaan kecil kok Manda, memar sedikit."

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang