Part 42 - Tak Terganti

1.9K 120 6
                                    

Akhir pekan ini, tim Delta sengaja mengunjungi markas. Kebetulan Daffi memang sedang tidak ada janji dengan sang pacar maka dirinya setuju untuk bergabung dengan yang lain.

"Gina lagi ke rumah Eyangnya, jadi libur dulu pacarannya." Jawaban Daffi saat ditanya alasan Gina tidak bisa berakhir pekan dengannya hari ini.

Ica dan Windy membawa beberapa makanan ringan sedangkan para laki-laki membawa minuman. Berkumpulnya mereka sekaligus merayakan dilantiknya Jeff sebagai pengganti Ica memimpin OSIS sekolah mereka.

"Tebakan gue bener kan!" Windy terlihat paling bersemangat, "kalau Jeff yang lebih cocok gantiin Master Ica!"

"Iya aja deh biar seneng." Daffi memasang wajah datar membuat Windy memanyunkan bibirnya.

"Dasar adek ipar durjana!"

"Kalian mau bertengkar aja? Gih di ruang latihan." Sela Daffa menengahi.

"Wah ada perayaan apa nih?" Emma tiba-tiba muncul bersama Carter dan bergabung.

"Kami sedang merayakan dilantiknya Jeff sebagai pengganti Ica di sekolah." Jawab Ico.

"Ayo Emma, Car, ikutan." Ajak Windy.

"Dengan senang hati." Carter memasang senyuman hangatnya.

"Selamat ya Jeff!" Ucap Emma.

Jeff mengangguk dan tersenyum kecil, "aku baru akan dilantik minggu depan."

"Tapi lo udah resmi gantiin Ica." Ujar Ico, semua mengangguk kecuali Ica yang tengah sibuk menyusun makanan ringan di meja di hadapan mereka.

"Sampai pelantikan dilaksanakan, kak Ica masih menjabat sebagai ketua OSIS karena jabatan belum diserahkan secara resmi." Lanjut Jeff.

"Jeff bener," ucap Ken, "cuma yah tetep aja semua taunya lo sudah jadi ketua OSIS sekarang Jeff."

"Ngga peduli kapan deh," sela Windy, "yang penting kita semua setuju kalau lo yang menggantikan Ica!"

"Gue ngga menggantikan kak Ica," ralat Jeff, "gue hanya melanjutkan tugas kak Ica, karena ngga ada yang bisa menggantikan kak Ica."

Ica menatap Jeff dengan senyuman manis lalu merangkul adik sepupunya itu yang memang duduk di sampingnya, "so sweet banget adek gue ini."

Jeff tersenyum tipis tanpa berkomentar.

"Gue jadi pingin punya adek juga jadinya," Windy memanyunkan bibirnya, menatap iri Jeff dan Ica.

"Ica beruntung banget punya adik seperti Jeff," ternyata Emma juga sama seperti Windy.

"Memangnya kamu tidak memiliki saudara?" Tanya Daffi pada Emma.

"Ada, aku punya seorang kakak namun sejak masuk ke agen rahasia dan tinggal di negara ini, aku tidak bisa sering menemuinya atau berhubungan dengannya. Oleh karena itu aku terkadang iri dengan kalian, Ica, Ico, Daffa, Daffi dan Jeff. Kalian bersaudara dan berada dalam dunia yang sama."

Windy berpindah duduk di samping Emma lalu memeluk pinggang Emma, "tenang saja Em, kami juga merupakan saudaramu, kita keluarga di agensi ini."

"Windy benar, agensi ini merupakan rumah kedua kita." Imbuh Carter.

"Setuju!" Timpal Daffi, "aku juga merasa agensi ini sebagai rumah dan keluarga keduaku."

Semua menyetujui ucapan Daffi.

Emma terkekeh pelan, "ya kalian benar, tenang saja, rasa iri ini wajar tapi aku tetap menyayangi kalian seperti saudaraku sendiri."

"Udah dulu melownya," sela Ica, "ayo kita mulai pestanya."

My Dearest Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang