BAG III

22.2K 1.1K 14
                                    

Seburuk apapun kau di masalalu, itu takkan merubah apapun jika kau hanya menyesalinya. Jadi, lebih baik kau tata masa depan mu. Yang lalu biarlah berlalu
Minggu 27Agustus2017

        Pagi itu Sofia sudah menjemput ku di rumah sakit. Dia membantuku membereskan baju bajuku di rumah sakit.

Sofia adalah sahabat terbaik sedunia. Dia menjengukku setiap hari. Dan menemaniku selama di rumah sakit.

Kini aku dan Sofia akan bersama untuk melawan dunia, membesarkan Rafka juga bersama.

Terimakasih Tuhan, telah kau kirimkan seorang malaikat tanpa sayap di hidupku.

Meskipun sebelumnya kau telah mengambil kedua malaikat hidupku. Kau memang adil Tuhan. Kau mengambil separuh hidupku, lalu kau kirimkan separuh yang lain.

        Pagi itu aku kembali kerumah mungilku bersama Sofia tentunya. Untuk kami bersama membereskan rumahku.

Lalu mengemasi barang barangku karena untuk sementara waktu aku akan tinggal di rumah Sofia sampai masa cutiku berakhir.

Karena setelah cutiku berakhir, aku dan Sofia akan pindah keluar kota. Karena aku juga di pindah tugaskan ke Ibukota Jakarta.

        Sesampai nya di rumahku, aku langsung menidurkan Rafka di dalam kamar.

Sementara Sofia merapikan barang barangku ke koper. "Alangkah baiknya foto foto itu kau buang." ucap Sofia dari luar kamar.

"Hmmm? Foto yang mana yang kamu maksud?" tanyaku.

"Foto yang kau pajang di dinding ruang tamu" ucap Sofia datar.

"Yah, buang saja. Aku juga tak membutuhkannya lagi" jawabku.

Fikirku juga, untuk apa aku masih menyimpan foto itu? Semua sudah hilang. Hilang, pergi bersama bayangan. Bagai sebuah layangan yang putus benang.

        Selepas menidurkan malaikat kecilku, akupun membantu Sofia membereskan rumah yang tak lama lagi akan aku tinggalkan.

Ku tata barang barangku ke dalam koper. Juga ku masukan foto fotoku dan Rafli ke dalam kardus.

Sebelum ku masukan foto foto tersebut, ku lihat satu persatu foto tersebut. Ku ingat ingat betapa bahagianya aku saat itu.

Saat hendak mengenang masa itu, tiba tiba ku dengar suara Sofi yang membuyarkan lamunanku "awas flash back. Di tatap terus fotonya. Orangnyakan udah wafat," ucap Sofi seenak nya.

"Astagfirullah," hanya kata itu yang terucap saat aku tersadar dari lamunanku.

"Udah bereskan fotonya. Daripada gagal move on. Bakar kalo bisa," ucap Sofi dengan bahasa gaulnya itu

"ahahaaaaa ... Gagal move on, kaya anak muda aja .." ucap ku

"Kali aja kan ? Lagian juga kita emang masih muda.."

Saat itu tawa di wajahku terukir kembali. Aku bahagia karena disini aku tak sendiri lagi. Disini ada Rafka, ada Sofi yang akan menemani hari hariku selanjutnya.

Ya RAB terimakasih karena telah membirkan mereka hadir dalam hidupku

Dan akhirnya seluruh kegiatan kami mempacking barang barang ku. Syukurlah jadi kami bisa segera pindah. Dari rumah ini.

"Tak usahlah kamu bawa foto foto sampah itu. Tinggalkan saja disini." Ucap Sofi yang tengah merapihkan perabotan dapur yang berserakan.

Aku hanya tersenyum hambar mendengar perkataan sofi. Sambil melanjutkan merapihkan foto foto itu.

"Mau dibuang kemana??" Tanyaku pada sofi sambil mengangkat dus berisi foto foto itu. Kulihat sofi seperti sedang berfikir.

"Simpan saja diloteng. Penghuni baru nanti juga akan membuang nya."

Aku termenung sejenak. Apa aku benar benar akan membuang semua ini? Bagai mana kalau nanti aku rindu Rafli.. atau mungkin aku akan menyimpan satu saja foto suamiku. Ya suami, bahkan aku masih menganggapnya suamiku meski setelah dengan resmi aku menanda tangani surat perceraian kami.

"Bolehku simpan satu saja foto Rafli?? Aku sama sekali tidak memiliki fotonya.. kalau kalau Rafka nanti menanyakan tentang ayahnya" tanyaku pada Sofi akhirnya.

"Cinta sih boleh. Tapi bodoh jangan.!!" Sahut sofi padaku.

"Apa lagi sih sof ?? Ini hanya kalaupun rafka ingin tahu tentang ayahnya." Kataku pada sofi.

"Ehmmm.. dan setelah itu Rafka akan, mencari Rafli sehingga Rafka akan bertemu dengan ayahnya itu. Dan pada akhirnya Rafli tidak mengakui Rafka yang membuat Rafka sakit hati karena ayahnya tidak menerima dia."

Aku tercekat mendengar kata kata Sofia yang ada benarnya juga.

Seketika hatiku hancur mengingat kalaupun Rafka memang tidak pernah Rafli inginkan.

Seketika air mataku jatuh.

"Nangis lagi kan .. nangisss hayoo nangis.. janjinyagak bakal nangis lagi. Ngapain nangisin pria seprti dia? Makannya punya nilai tahu diri itu di pakai. Rafli itu orang berada. Mana mungkin dia memilihmu karena cinta ?? Kamu hanya sepertiku, seorang gadis yang di besarkan dipanti asuhan."

Tubuhku membeku mengingat semua kenangan dulu. Saat aku merasa hanya satu satunya wanita yang Rafli cintai. Dan ternyata, aku hanyalah salah satunya. Dan yaaah aku menangis lagi. Tapi Kali ini air mataku tidak lebih deras dari sebelum nya.

"Aku tak ingin membahasnya lagi sof. Sudah cukup.!! Singkirkan foto foto ini." Ucapku seraya pergi menuju kamarku mengemas barang yang lain.

Akan aku tinggalkan semua barang barang kenangan bersama Rafli. Disini. Di kota ini. Rafli, aku pergi....

______

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang