BAG XXXI "PERNIKAHAN"

13.9K 471 0
                                    

Hari itu juga mereka pegi ke butik untuk melihat baju pengantin. Mencoba memakainya.  Hanya sekedar mencoba mamakai tanpa saling melihat atau berkomentar.

Setelah selesai dengan persiapan pernikahan mereka yang akan di laksanakan beberapa pekan lagi mereka kembali ke rumah masing masing.

"Kak makasih," ucap Karina sambil menundukkan kepalanya dan tersenyum.

"Iya sama sama. Maaf merepotkan kamu hari ini," ucap Rafli sambil tersenyum di kursi kemudi.

"Iya kak ndak apa apa kok," ucap Karina.

"Nanti lagi kalau pergi bareng saya kamu duduknya di samping saya ya Rin. Saya bukan sopir,"

"Kalau sudah menikah kak,"

"Sebentar lagi kita kan akan menikah,"

"Iya. Aku masuk ke rumah dulu ya kal. Banyak nyamuk nih," ucap Karin mencari alasan.

"Yaudah sana hati hati,"

"Iya kak. Hati hati di jalan juga ya kak. Takut ada begal,"

"Aku udah di begal Rin. Nih di depan panti,"

"Hah begal? Mana?"

"Tuh Karina, begal hati,"

"Ih receh kak.." pipi karin bersemu merah, hatinya menghangat. Akan tetapi Karina menyembunyikannya.

"Nahan senyum bisa bikin mules loh,"

"Ih garing kak.." sahut Karin.
"Udah ah banyak nyamuk nih gatell,"  sambung Karin.

"Iya sana.."

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

Rafli memerhatikan Karin hingga gadis itu hilang di balik pintu kemudian barulah ia menghidupkan mobilnya dan berkendara menuju rumahnya.

****

Singkat cerita tibalah di hari pernikahan mereka. Tepat tanggal 8 Agustus 2016. Akad nikah sekaligus Resepsi pernikahan Rafli dan Karina di laksanakan di gedung yang mereka pesan beberapa minggu lalu.

Karina memakai gaun berwarna senada dengan dekorasi ruangan. Gaun berlengan panjang dengan renda renda yang sederhana tapi terkesan mewaah dengan perpaduan warna coklat susu dan merah hati. Ia juga mengenakan kerudung senada dengan bajunya juga polesan make-up secukupnya.

Kali ini yang merias wajah Karina bukan Diani, tapi mbak Titik. Yaitu seorang perias profesional langganan ibunda Rafli, yang ternyata adalah teman masa kecil ibunda Karin.

***

Ngomong ngomong tentang ibunda kak Rafli, akhirnya aku bertemu denganya. Tadi pagi tepatnya di depan ruangan tempat dimana aku dirias sekarang.

Biar aku mendeskripsikan calon ibu mertuaku itu.  Sorot matanya tajam. Wajahnya nampak tidak bersahabat menurutku, karena sejauh ini aku belum pernah melihat ia tersenyum. "Padahal mantan suaminya sangat Ramah dan murah senyum ya Rin?" bisik Diani saat melihat ibunya Kak Rafli.

Aku hanya membalas ucapan Diani dengan senyuman.

Kurang lebih ya sepertilah kesan pertamaku saat bertemu dengan ibu mertuaku.

Ia mengenakan kebaya berwarna merha hati, dengan rambut yang di sanggul. Juga make-up yang cukup tebal. Menambah kesan ke jutekannya. Kesan pertamaku bertemu dengannya itu persis seperti apa yang kak Rafli deskripsikan. Kak Rafli tidak terlalu dekat dengan ibunya. Ia lebih dekat dengan ayahnya.

"Rin, akadnya jam delapan. Kamu udah siap belum?" Tanya ibu dari luar kamar.

"Belum buk.. masih di dandani.."

"Anakku ki wis ayu mbak. Rasah kesuen dandani. Ngko kawanen," (Anakku itu sudah cantik mbak. Nggak usah kelamaan mendandani. Nanti kesiangan.) ucap ibuku pada mbak Titik yang tak lain jug adalah teman kecil ibuku.

"Yo se lah.. Karinakan manten. Moso dandane bioso wae.. yo kudu ayulah manten ki.." (ya sebentarlah. Karinakan pengantin. Masa dandanya biasa aja? Ya harus cangik lah pengantin mah) jawab mbak Titik.

"Sebentar ya bu. Abis ini Rina pake baju dulu baru turun ke bawah,"

"Di bawah mas mu sudah siap loh Rin," ucap ibu.

"Kan akad nikahnya juga jam delapan bu.."

"Ini sebenarnya pengantene sopo yo? Mbayu sing arep nikahan opo Karina? Wong karina aja santai kok malah mbakyu sing deg degan," (ini sebenernya yang mah menikah itu siapa ya? Kakak yang mau nikah atau Karina? Orang Karinanya aja santai. Kok malah kakak gang deg degan,)

"Udah udah.. mbak Tik dandani aku aja. Biar cepet selesai ini,"

***

Pagi ini sebelum waktu shalat shubuh tiba sudah selesai dengan persiapannya. Ia tinggal menunggu tukang rias yang akan membantunya berpakaian. Jam delapan nati tepatnya ia akan melaksanakan akad nikah dengan gadisnya yaitu Karina. Gadis yang sangat ia cintai.

Ibunya yang tidak setuju, entah kenapa tiba tiba datang ke pernikahannya tadi malam. Dan sekarang sang ibu sedang menemui calon menantunya.

"Semoga beliau bisa menerima Karina sebagai istriku," ucap Rafli dalam hati.

***

Akhirnya jam delapanpun tiba. Semuanya sudah siap. Dekorasi, hidangan, penghulu, para tamu, keluarga dan wali dari karina yaitu pamanya sendri. Juga karina selaku mempelai wanitaku.

Ia nampak sangat cantik dengan gaunnya, dengan polesan wajah yang tidak terlalu tebal dan dengan senyum manis yang masih setia menghias wajahnya.

***

Pukul 07:50

"Nanda Karina mau minta mahar apa dari nak Rafli," tanya pak Amil.

Karina menoleh Rafli sejenak. Yang kemudian di balas anggukan oleh Rafli. "Minta saja apapun,"

"Saya mau mahar saya adalah Al-Qur'an surah An naml ayat tiga puluh sampai tiga puluh satu, kepercayaan serta tuntunan untuk bersama sama menuju jannah-Nya Allah SWT," jawab Karina.

Kenapa surah An naml ayat tiga puluh sampai ayat tiga puluh satu? karena itu adalah ayat yang menceritakan nabi sulaiman saat memberikan surat pada Ratu Balkis. Itu memiliki arti kata kata yang penuh arti dan makna dalam cinta.

"Kamu tidak meminta barang atau perhiasan ??"

"Tidak kak. Itu sudah cukup berat untuk kakak jalani,"

"Hmm.. unik.. padahal, Saya sudah menyiapkan segala kemungkinan yang akan kamu minta,"

"Bisa di lanjutkan?" tanya pak amil.

"Bisa pak,"

Kemudian tibalah saatnya ijab dan qobul. Pak penghulu mengucapkan ijab sambil menjabat tangan Rafli. Yang kemudia Rafli jawab dengan qobul.

"Saya terima nikahnya Karina binti Hasan dengan maskawin tersebut tunai," ucap Rafli sambil menjabat tangan penghulu dengan satu tarikan nafas tanpa ragu atau salah.

"Sah?" Tanya penghulu yang kemudian jawab "sah" oleh para saksi. Alhamdulillah tepat jam 08:00 tanggal 8 Agustus 2016 Karina dan Rafli sah menjadi suami istri.

_____BERSAMBUNG_____


Di lakukan Rafisi karena tidak sesuai ekspektasi saya. Maaf ya para pembaca. :) dan terimakasih sudah membaca. semoga Allah selalu memberi berkah pada kita semua. Aamiin?

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang