BAG IV

19.7K 1K 8
                                    

Kenangan yang indah akan ku bawa kemanapun, sedang semua kenangan buruk akan aku tinggalkan disini, di kota Bekasih ini.

01,November 2017
        Pagi ini aku dan Sofi berangkat ke Ibu Kota menaiki kereta paling pagi langsung pergi menuju Ibu Kota untuk mengurusi semua surat surat pemindahan ku yang rencananya harus selesai satu bulan lagi.

   "Kan masih ada waktu satu bulan lebih lagi Rin kamu pindah nya juga," ucap Sofi sambil membenarkan Rafka pada gendongannya.

"Lebih cepat beres lebih baik Sof. Biar nantikan gausah repot repot ngurus ini itu lagi," Jawabku yang dari tadi sibuk mengurus surat surat pindah.

"Takutnya, kalau di nanti nanti semua bakalan numpuk. Nanti kalau Rafka malah jadi gak ke urus gimana?" Sambungku selanjutnya.

"Baiklah, terserah kamu saja Rin," ucap Sofi akhirnya

"Apa Rafka masih nyaman dalam tidurnya sekarang?" Tanyaku pada Sofi sambil melihat Rafka yang begitu lelap tidur di dalam gendongnnya.

"Hallo tampan,, sedang mimpi apa kamu nak??" Ucapku sambil mengusap pipi Rafka. "Dia tampan ya Sof,"sambungku.

"Sangat mirip Rafli bukan?? Itukan yang mau kamu katakan Rin?" Ejek Sofi yang hanya aku balas dengan senyuman.

***

        Sore itu juga semua surat pindah sudah selesai di buat. Kami pun bergegas kembali ke kota Bekasi.

Aku lihat Rafka yang anteng di gendonganku,"sedang melihat apa kamu nak?? Maafkan ibu, walaupun usia mu kurang lebih baru satu bulan, ibu sudah mengajakmu bepergian ketempat jauh," Ucap karin seraya mencium pipi Rafka yang tembam.

"Karin, aku belum makan.. aku lapar.." ucap Sofi yang dari tadi diam.

"Nanti sampai rumah kita masak oke..??"

"Tidak.."

"Lalu??"

"Bagaimama dengan jawaban ya??"
Aku menatapnya tak mengerti.

"Maksudmu apa?? "

Sofi menghela napas, "sudahlah.. lupakan.!!"

"Loh kok marah..?"

"Dasar nyonya serius,,  gak bisa di ajak bercanda.."

"Apasih kamu.." ucapku sambil menarik pipi Sofi.

        Akhirnya kami sampai di kota Bekasi saat sudah petang. Sekitar pukul 18:30 WIB. "Solat dulu ya Sof kalau ketemu mesjid.. kan kita pulang ke rumahnya jalan" ucapku pada Sofi. Yang di jawab dengan anggukan oleh Sofi.

"Nanti gantian solatnya. Aku jaga Rafka kamu Solat, kalau aku solat kamu jaga Rafka ok.??"

"Tidak.." jawab Sofi.

"Bagaimana dengan yes?" Jawabku mendahului yang membuat Sofi nyengir memperlihatkan giginya.

"Dasar tukang coppas," ucap Sofi dangan ekspresi sok jutek nya. Yang membuatku tertawa kecil.

"Sssst. Udah ah nanti Rafka bangun,"

***

        Dalam sujjud ku, ku pinta pada Allah agar cinta masalaluku, dan sakit di dadaku ini biarlah menghilang. Aku ikhlas atas apa yang terjadi pada pernikahanku dan Rafli.

Yang lalu biarlah berlalu. Jika aku dan Rafli masih dapat berjodoh aku harap agar saat itu tiba aku dan dia takkan terpisahkan lagi. Hanya mautlah yang mampu memisahkan kami.

Namun, jika kami memang tak jodoh maka berikan aku petunjuk mu apa yang terbaik untukku dan anakku.

Setelah selesai menunaikan ibadah shalat maghrib,  aku bergegas menghampiri Sofi dan Rafka.  "Sana shalat.  Gantian aku yg jaga Rafka," kataku pada Sofi.

"Aku lagi libur Rin. Yuk langsung pulang," kata Sofi sambil berdiri.

"Sini biar aku yg gendong Rafka," kataku dan yang di setujui Sofi.

" Pegel juga gendong dia," ucap Sofi seraya memberikan Rafka padaku.

"Berat?? " tanyaku.

"Hah??  Bukan.. Cuma pegel aja" jawabnya.

"Maaf ya..  Lama"

"Gapapa kok Rin.  Kaya ke siapa aja.  Nantikan kalau kamu udah kerja,  Rafka sama aku," Kata sofi yang hanya aku balas dengan senyuman.
       
      Dan kami-pun pulang bersama berjalan kaki petang itu.

"Bagai mana kalau kita percepat pindahnya??" Kataku tiba tiba.

"Hmmm? Mau kapan sih?" Tanya sofi.

"Hari minggu lagi aja gimana ? Lumayan kan sisa satu bulan persiapan, buat jalan jalan, banyak hal yang bisa kita lakukan di sana." Kataku.

"Boleh aja.. Hari minggu ya? Lagian juga kita udah packing barang juga," jawab sofi.

"Ya sudah. Bagus kalau kamu setuju."

"Oya , Rin nanti kita tinggal dimana??"

"Kolong jembatan sof," jawab karin sambil memutar bola matanya karena gemas pada pertanyaan Sofi.

"Iih yang bener Karin... " sahut Sofi sambil meninju bahu kiriku

"Heeee..  Rafka jatoh tanggung jawab loh, " kataku spontan karena tinjuan Sofi hampir mendorongku.

"Ya di tanya serius malah becanda.. "

"Iya deh aku yang salah.. " jawabku pada akhirnya.

"nanti kita tinggal di kontrakan punya ibunya temen kantorku" sambungku kemudian.

"Nah apa susahnya jawab..?? "

"Kan ngeledek kamu itu indah, " kataku sambil tertawa.

"Apasih?  Jail banget ni single parent," kata Sofi sambil cengengesan.

"Berisik Sof..!! " jawabku sambil cengengesan juga.

"Udah udah jangan berantem dijalanan. Pulang ... pulang," sahut Sofi dengan wajah yang so seriusnya.

Sepanjang perjalanan aku diamkan Sofi.  Karena jika tidak di diamkan maka akan berlanjut hingga akhirnya membicarakan ayahnya si kecil.

___________

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang