BAG XXIV "Panti"

11.5K 461 0
                                    


Setelah hari dimana Rafli memakaikan gelang pada Karina sepulang dari Bogor, hubungan antara Rafli dan Alexsa benar benar berakhir. Rafli selalu menghindar dan Alexsa yang masih meninggikan gengsi nya.

Sementara kini Rafli tengah berusaha meluluhkan hati Karina.

Kali ini Rafli benar benar merasa nyaman berada di dekat wanita yang sebenarnya selalu terganggu akan kehadiran-nya.

Sore itu Karina sedang duduk di bangku sebuah taman di kota Bandung sambil melamun. Dengan pandangan yang lurus pada sebuah air mancur yang berada tepat di hadapannya.

Air mancur yang cukup besar, memiliki tiga undakan di tengahnya. Air mancur tersebut berada tepat di tengah kolam berbentuk lingkaran. Sebuah kolam yang cukup luas serta dihiasi ukiran pada air mancur tersebut memberikan kesan yang indah. Belum lagi di sisi air mancur-nya di hiasi beberapa tanaman dalam pot.

"Dari mana lagi kita akan mendapatkan uang untuk membiayai anak anak panti? Sedangkan kamu saja belum lulus kuliah. Ibu sudah sakit sakitan. Maka aku yang harus berusaha," ucapan Sofia masih saja terngiang di Karina.

Panti asuhan tempat tinggal nya sedang terpuruk. Mereka sedang mengalami krisis biaya. Sementara sudah tidak ada lagi yang menjadi tulang punggung.

Karina masih bersekolah dan ibu sudah sakit sakitan. Jadi, Sofia memutuskan untuk merantau ke kota Bekasi atau bisa jadi ke ibu kota untuk menopang biaya panti.

Sebenarnya Karina merasa berat hati untuk melepaskan teman baiknya itu. Sofia adalah teman kecilnya. Sejak saat mereka berumur dua tahun.

Saat itu mereka masih sangat kecil. Sofia adalah saudari-nya yang pertama. Saat itu, Sofia memperkenalkan namanya Ningtiyas. Umur Sofia saat itu masih dua tahun. Sebaya dengan karina.

Kemudian Ayah Karina saat itu memberikan nama depan Sofia Ayu untuk identitas barunya. Ayah Karina bertemu Sofi yang sedang menangis di pinggir jalan. Dan saat di tanya, Sofi mengatakan kalau ia di tinggalkan oleh ibunya untuk pergi membeli es krim. Tapi ibu-nya tak kunjung kembali hingga petang.

Saat itu ayah Karin sempat mengantarkan Sofia pulang kerumahnya, akan tetapi di rumah yang di tunjukan Sofi sudah tidak berpenghuni. Jadi, bisa di simpulkan kalau Sofia di buang ibunya.

Pada akhirnya ayah Karina membawa Sofia pulang untuk menemani Karina. Dan itulah awal mula tercetus ide dari Ayah Karina untuk membuat panti asuhan.

Ayah Karin sering membawa anak anak jalanan yang di buang oleh orang tuanya.

Namun, setahun setelah panti asuhan tersebut di buat, kejadian naas menimpa Ayah Karin. Ayah karin dinyatakan hilang dalam kecelakaan pesawat saat kembali dari berkunjung ke kepulawan bermuda. Pesawat dan dan seluruh penumpangnya dinyatakan hilang.

Kini sudah belasan tahun berlalu. Karina sudah tumbuh dewasa. Anak anak di panti asuhan juga sudah banyak yang di mendapatkan orang tua angkat.

Kini, di rumah panti hanya tinggal Sofia yang bekerja sebagai penjual jajanan di sekolah dasar, Karina yang masih menempuh pendidikan tinggi, Aditya, Naura, Aisyah dan Astri yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, Arya, Andin dan Seisya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama. Juga Robi, Tasya Dan Rudy yang duduk di sekolah Dasar. Dan Rihan yang belum bersekolah.

Sedangkan saudara saudara yang lain sudah mendapat pekerjaan dan orang tua angkat masing masing.

Seperti halnya Rafan, dia adalah saudara laki laki tertua di panti asuhan "Rumah Kasih Sayang" dulunya. Kini dia sudah menikah dan Baru saja memiliki seorang putra yang lucu dari istrinya bernama Alia. Sebelum menikah ia sering mengirimkan uang untuk menambah pemasukan guna menutup biaya di "Rumah Kasih Sayang" namun setelah menikah ia juga harus membiayai keluarganya. Jadi ibu memutuskan agar kak Rafan lebih baik menggunakan uang untuk keluarganya. Jadi setelah itu kak Rafan hanya sesekali datang ke panti asuhan untuk menyumbang.

Kini hanya Karin dan Sofi lah harapan mereka. Akhirnya Sofi memutuskan untuk bekerja di kota Bekasi.

Karina sangat berat melepas sahabatnya itu. Akan tetapi, Sofia selalu berkeras untuk merantau ke kota Bekasi.

Kemudian pagi tadi ia akhirnya pergi ke kota Bekasi.

Karina masih merasa berat saat terakhir kali melihat sahabatnya itu. Tapi kehidupan di panti asuhan harus terus berjalan. Karina harus cepat menyelesaikan pendidikan nya.

"Kakak kok melamun?" Ucap seorang anak laki laki yang kira kira berusia tujuh tahun.

"Ehg Rihan? Kakak nggak melamun kok," jawab karin mengelak.

"Ah kakak boong deh," sahut Rihan.

"Tadi bukannya kamu beli es krim ? Mana es krim nya?" tanya karina mengalihkan pembicaraan.

"Ini untuk Ihan, ini untuk kakak.." jawab Rihan sambil memberikan salah satu Es krim yang Rihan pegang.

"Kok kamu bawa dua Es krim? Uangnya dari mana?" tanya Karina.

"Tadi Ihan ketemu sama temen kakak," jawab Rihan itu.

"Temen?" tanya si gadis pada anak laki laki berumur tujuh tahun itu.

"Saya Rin," jawab seorang pria dengan suara yang amat Karina kenal. suara menyebalkan di dengar oleh telinga Karina.

"Manusia ini lagi? Kenapa dia tidak membiarkan hidupku tenang ya Rab," ucap Karina pada dirinya sendiri.

"Kamu bilang apa barusan Rin?" Tanya pria itu.

"Ehh nggak kak. Ini es krim-nya enak," ucap karina sambil membuka bungkus es krim-nya lalu memakannya sambil nyengir.

"Boleh saya duduk?" Tanya Rafli.

"Han pulang yuk?" ucap Karina pada Rihan.

"Ihan nggak mau pulang kak. Ihan masih mau main,"'sahut Rihan seraya berlari menuju teman teman nya.

"Subhanallah syekali harus duduk di samping manusia menyebalkan ini lebih lama," umpat Karina.

"Apa?" tanya Rafli

"Es krimnya abis," jawab Karina asal.

"Kamu mau lagi?" tanya Rafli.

"Mau kalau sama gerobaknya."

"Oke saya belikan" jawab Rafli seraya berdiri dan menuju tukang Es krim.

_____BERSAMBUNG_____

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang