BAG XXXIII

10.8K 437 1
                                    

"Rin?" sapa Rafli dari tempat duduknya pada Karina yang sedang sibuk memasak.

"Iya?" Sahut Karin yang masih sibuk memasak.

"Apakah kamu Sudah selesai memasaknya?"

"Udah kak.. sebentar aku pindahkan ke piring dulu," Jawab Karina pada suami nya sambil menyajikan makanan di piring.

"Rin, saya mau bicara deh sama kamu,"

"Bicara apa?" Tanya Karina sambil menaruh piring berisi oseng oseng kacang panjang dimeja makan.

"Mau bicara dulu, atau makan dulu?"

"Makan dulu aja ya? Kan katanya kakak udah laper," Jawab Karina sambil menyendokkan nasi pada piring Rafli.

Entah mengapa tapi hari ini mereka makan dalam kesunyian. Tidak ada cerita Karina tentang anak anak kecil yang sering bermain di depan rumah mereka setiap sore.

"Kok tumben kamu nggak cerita apa apa barusan," Tanya Rafli pada Karina selesai makan.

Karina menoleh kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa apa kok kak," Jawab Karin.

"Benar?"

"Iya kak,"

"Apakah kamu bersedia saya ajak pergi ke Batam?"

Karina yang menunduk sontak menegakkan kepalanya. Ya Karina memang selalu menunduk setiap kali mendengarkan Rafli bicara. Dia takut tidak sopan jika menegakkan kepala pada suami. Ia takut suaminya akan tersinggung. "Batam?"

"Nah begitu dong kalau saya ajak bicara itu, jangan menunduk terus. Saya merasa seperti sedang memarahi kamu. Saya kan suami kamu. Masa setiap kali kita bicara kamu nunduk terus. Saya seperti sedang berbicara sendiri Rin,"

"Ehg iya kak.. maaf,"

"Tidak usah meminta maaf sayang," ucap Rafli sambil menangkup kedua pipi Karina yang berada di sebelah kanannya. Karena mereka duduk berdampingan.

Pipi Karina bersemu merah seketika saat wajahnya berada sangat dekat dengan suaminya itu. Padahal usia pernikahan mereka sudah lebih dari dua bulan. Tapi Karina masih saja canggung jika Rafli menunjukan sikap romantis nya.

"Jadi, kamu maukan ikut saya ke Batam?" Ucap Rafli mengulang pertanyaannya sambil memirigkan kepalanya.

Seketika Karina menjauhkan kepalanya dari wajah Rafli. "Ke..ke..napa?" Sahut Karin gagap.

"Saya ada pekerjaan di Batam. Cuma saya tidak bisa meninggalkan kamu sendirian disini. Sebetulnya kamu bisa saja tinggal di panti untuk sementara selama saya di Batam. Akan tetapi, sekarang saya sedang tidak mau jauh dari kamu."

"Sekarang?"

"Kemarin, esok dan seterusnya."

Karina mengulum senyumnya. Menyembunyikan rasa malunya. Rafli adalah laki laki yang dingin pada awalnya. Tapi saat mereka dekat, ntah kenapa Rafli berubah menjadi orang yang romantis serta penuh lelucon seperti ini.

"Kok diam?" Tanya Rafli sambil mengibas ngibaskan tangannya di depan wajah istrinya itu.

"Eh kenapa kak?"

"Apakah kamu bersedia ikut dengan saya untuk pergi ke Batam? Kalau saya sedang berbicara sama kamu itu di dengarkan. Bukannya melamun," Ucap Rafli sambil melipat kedua tangan nya di dada.

"Ah nanti paling aku duduk, diam menunggu kakak selesai bekerja," Jawab Karin berpura pura hendak menolak.

"Tidak usah berpura pura menolak. Kamukan tahu kalau saya tidak suka di tolak. Dan soal di sana, saya jamin kamu akan merasa senang selama berada di sana,"

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang