BAG VII

17.2K 936 6
                                    

   Dua tahun kemudian

        Waktu berjalan sangat cepat. Hingga tak terasa 2 tahun sudah berlalu. Hari ini adalah hari minggu. Hari liburku yang khusus untuk Rafka.

Aku akui, karena aku sibuk dengan urusan kantor, jadi yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan si kecil adalah Sofi. Dan pada akhirnya itu sempat berimbas pada si kecil yang lebih dekat pada Sofi pada saat itu.

Hmm saat itu, aku merasa bahwa akulah tante nya.. batinku jika mengingat masa itu.

        Pagi ini aku dan Sofi hanya sedang mengobrol ringan di ruang depan sambil mengamati si kecil yang sedang asik bermain.

"Sof, aku akan segera membeli rumah. Agar kita tak usah mengontrak lagi," ucap ku memulai topik pembicaraan serius

"Aku akan ikut kemanapun kamu pergi. Untuk memastikan kamu dan si kecil selalu bahagia dan aman Karin," jawabnya sambil membenarkan posisi duduk si kecil yang di rasa akan membuat badan si kecil sakit.

"Oke kalau begitu besok aku akan mengurus segala sesuatunya," kataku

Sofi menjawab dengan anggukan.

"Nanti sore kita jalan jalan yuk? Beli baju buat sikecil?" Ucapku lagi memulai pembicaraan. Karena akhir akhir ini sahabatku banyak diam. Dan hal itu membuatku tak nyaman.

"Bebaas.." jawab nya singkat

"Sof.. ada apa?"

"Tidak ada apa apa."

"Tidak mungkin tidak ada apa apa."

"Sungguh aku hanya sedang kurang istirahat."

"Sungguh??"

"Tidak.. sebenarnya, aku rindu ibuu.. bisa kah akhir tahun nanti kita ke makam ibu di Bandung.

"Terbukalah padaku apa maumu. Tidak usah menunggu akhir tahun. Hari sabtu depan kita pulang kampung. Setuju??"

"Jadi kau tak keberatan jika kita pulang ke Bandung?? Bukankah kau tidak pernah ingin kembali sana? Bukankah tempat itu akan membuat kau semakin rindu pada ibumu?"

Aku hanya tersenyum dan menggeleng sambil berkata "aku juga rindu ibu dan suasana kampung."

setelah bicara dengan Sofi akupun ikut bermain dengan si kecil yang sendari tadi asyik sendiri .

"Sedang main apa anak bunda??" Tanyaku pada sikecil.

Lalu, si kecil memperlihatkan balok balok kayu kecil mainannya sambil berkata "niyii buu .. ikin umah."

"Uluuh anak bunda lagi bikin rumah yaaa ..?? Mau bikin rumah buat siapa niih??"

"Uaaat mbuuu .. uaaat acee.." jawab si kecil

"Buat kamu mana ??" Tanyaku lagi

"Aka ama mbuuu," jawabnya sambil menyusun baloknya. Aka adalah panggilan kecil yang aku dan Sofi sematkan pada malaikan kecil ini. Agar dia tidak terlalu panjang menyebutkan namanya.

"Nanti ante sendirian dong ..??"

"Ialin .. aceeean ayaak ma aka.. alah alah yuus," jawab si kecil.

"Apa inii ngomongin ante yaaa ??" Kata Sofi yang merasa terpanggil karena si kecil menyebut kata acce yang berarti ante yaitu panggilan yang si kecil sematkan pada Sofi sebagai tanteu nya.

"Ndaaak.. aka ndaaa monin acee," jawab si kecil sewot.

"Iih kok sewot sama anteu sih??" Tanyaku.

"Acee dayak.. uka alah alah ce Aka," jelas si kecil.

"Aka gak boleh gitu.. anteu kan marah karena anteu sayang sama aka," jelasku pada si kecil.

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang