BAG X

14.5K 735 9
                                    

   Sore itu, saat ku membuka mata kepalaku terasa sangat berat. Lalu di sampingku terlihat Rafka sedang tidur dengan bekas air mata yang membuat jalur di pipinya.

Kenapa dia menangis?? Ucapku di dalam hati. Aku hendak bangun dari posisi tidurku. Namun rasanya Kepalaku sangat berat. Akhirnya Ku usap saja kepalanya. Dia bergerak menandakan kalau tidurnya terganggu.

" Bunda sudah siuman??" Tanya Putraku.

"Looh bukannya bunda tadi tidur??"

"Bunda jangan berlagak tidak tahu. Ayo ceritakan padaku apa yang terjadi bunda?" Ucapnya sambil menaruh tanganku di pipinya.

"Apa maksudmu nak?" Tanyaku yang terkejut.

"Apakah bunda juga akan meninggalkanku?" Tanya putra ku dengan wajah cemas.

Aku menggelengkan kepalaku tanda tidak mengerti Seraya berkata "apa maksudmu nak??"

Dia menatapku dengan tatapan tidak Mengerti juga. " Bunda Bunda tidak perlu menutupinya lagi aku sudah tahu semuanya,"

aku tidak mengerti apa yang dia katakan "wallahi aku tidak mengerti maksudmu nak. mengetahui apa Nak ??"

Lalu dia tersenyum hambar "kenapa Bunda tidak memberitahuku kalau Bunda sakit??"

" oh aku hanya kecapean nak.. sungguh," ucapku guna menenangkannya.

"Bunda Apakah Bunda benar-benar tidak tahu Penyakit apa yang bunda derita??" Ucapnya dengan nada frustasi.

"aku tidak mengerti akan apa yang kau kataka nak,"

"benar Bunda tidak mengerti,??" tanya putraku dengan nada frustasi nya.

"Bunda benar-benar tidak mengetahui Bunda sakit apa??" sambungnya.

"aku memang benar-benar tidak mengetahuinya nak, jadi Bisakah kau memberitahuku??"  Tanyaku pada jagoanku itu.

"Bunda sakit.." ucapnya.

" Bunda sakit parah..!! dulu ayah pergi lebih dulu meninggalkan kita Bun," ucapnya sambil menyusut airmatanya.

"Lalu apakah Bunda juga ingin meninggalkanku sendiri disini??" Tangisnya mulai pecah lagi.

"Lalu, nanti aku dengan siapa??" Sambungnya dengan nada frustasi.

Aku mengerutkan dahi ku "Maksudmu apa siapa yang akan meninggalkan siapa? Aku tidak mengerti,"

"Bunda mengidap kanker darah.."

Aku segera bangun lalu memeluknya. Jadi ini yang membuatku lemah. "Wallahi aku tidak ingin meninggalkan mu sendiri. Aku ingin tetap di sini bersamamu, menjagamu, hingga kamu tidak membutuhkan aku lagi anakku," Jawabku yang sudah pecah tangisku kala itu.

"Bunda, bunda janji ya Kalau bunda akan sembuh," ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Kalau bunda akan tetap menemaniku di sini," sambungnya sambil mengusap air matanya

Aku mencoba tersenyum "Ya nak bunda akan berusaha untuk sembuh," Sahutku seraya mengusap air matanya.

"bunda janji akan tetap berusaha menemani dan menjagamu di sini,"

"Benarkah itu??"

"Iya Bunda janji akan berusaha untuk sembuh. Tapi tetap saja Allah telah memiliki telah skenarionya. skenario yang terbaik untuk kita," jawabku sambil mengusap air mataku.

Ya aku hanya dapat berusaha. Tapi, Allah telah merancang skenarionya. Aku tak dapat menentang ketetapannya. Aku hanya dapat berusaha.

Rafka menghela nafas "jika Bunda pergi, lalu nanti aku bagaimana??" tanyanya dengan nada putus asa.

"Suatu hari nanti kau pasti memiliki teman yang mampu membuatmu nyaman," Sahutku.

"bukan Bunda saja kan temanmu di dunia ini ?? masih ada Elyas ada tante juga banyak orang lain Kau pasti akan menemukan orang yang tepat untuk menemani hidupmu kelak," sambungku.

" Tapi itu masih jauh Bunda.. sekarang hanya Bunda yang aku perlukan untuk ada disampingku," sahutnya.

" Bunda hanya dapat berusaha anakku,"

"Bunda harus berusaha harus berusaha..!! Bukan hanya untuk bunda, tapi juga demi diriku bunda harus sembuh..!! harus kembali seperti semula.." pintanya dengan memohon.

"Maafkan aku yang terlalu banyak menuntut agar Bunda selalu di rumah. tanpa aku ketahui, Bunda tidak pernah memakai jam istirahat Bunda.. Bunda selalu bekerja keras agar bisa cepat pulang dan bertemu denganku di rumah.. atau sekedar menjemputku di sekolah," sesalnya.

Aku tersenyum dan berkata "tidak apa-apa nak kau pantas menjadi sesuatu yang istimewa. Kau adalah yang paling berharga di hidup ku terima kasih karena selalu membuatku bahagia. Karena itulah kau memang pantas menjadi yang paling istimewa karena kau memang istimewa anakku,"

"Terima kasih Bunda aku sayang Bunda."

"aku juga menyayangimu anakku."

   sore itu akhirnya aku mengetahui bahwa apa yang membuat aku selama ini menjadi lemah adalah parasit yang ada di dalam tubuhku.

Parasit dan masalah sebesar apapun tidak akan mampu membuatku berpisah dengan anakku. Hanyalah Allah dan kehendaknyalah yang mampu memisahkan kami.

Aku akan berusaha untuk sembuh. Aku akan berusaha untuk bebas dari semua ini. Aku akan berusaha bukan hanya sekedar untuk diriku, tapi juga untuk Rafka dia hanya memiliki aku di dunia ini. jika aku pergi lalu dia dengan siapa? itulah kata yang dipertanyakan Rafka padaku. Tentu saja aku tidak mampu menjawab karena aku tidak mungkin memberitahu tentang Rafli saat ini mungkin nanti dia akan mengetahui semuanya sendiri dan aku berdoa agar saat itu dia tidak membenciku juga saat itu aku masih bernafas untuk menjelaskan semuanya.

-Sejujurnya saat ini aku membutuhkan seseorang untuk berbagi semua masalah ini. Tapi, Rafka tidak tepat untuk mengetahui semua masalah ini. Hanya tuhanlah tempat aku berkeluh kesah dengan segala resah.
-Karina Larasati

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang