Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral. Hubungan yang hanya akan di jalani oleh dua orang.
Seumur hidup, kita hanya di lahirkan sekali, mati sekali, menikh juga sekali. Dan jatuh cinta? Juga sekali.July 2016.
Bulan depan tepatnya tanggal delapan Agustus 2016, adalah tanggal pernikahan Karina dan Rafli.
Saat ini mereka tengah menge-Check ulang persiapan pernikahan mereka. Ini sudah hampir tiba di akhir bulan July 2016.
Seluruh persiapan di mulai dari gedung tempat resepsi pernikahan mereka, baju pengantin yang akan mereka kenakan, hidangan, dekorasi dan undangan. Semuanya hari ini dilakukan penge-Chack kan ulang hari ini.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah hotel untuk mengurus penyewaan hotel dan pemilihan dekorasi.
Kemudian Rafli memilih dekorasi berwarna serba putih yang di padukan dengan warna merah hati yang memberikan kesan klasik juga mewah.
"Kak apa ini gak terlalu mewah?" tanya Karina pada Rafli. Sedangkan yang di tanya masih belum memberikan jawaban.
"Kak, kenapa nggak sederhana aja? Di rumah aku.." tanya Karina pada Rafli.
Sedang yang di tanya hanya menoleh sejenak lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Baiklah aku takkan bertanya lagi," ucap Karina putus asa.
"Perlu saya jelaskan berapa kali sama kamu Rin? Ini tuh ayah saya yang merencanakan. Dia ingin mengenalkan saya pada rekan bisnisnya. Saya anak tunggalnya. Jadi ini adalah pesta pertama yang di adakan oleh ayah saya. Saya juga mau nya gitu. Pernikahan yang sederhana tapi penuh bahagia. Asal kamu tahu saja, persiapan pernikahan yang meriah seperti ini membuat saya juga pusing," jelas Rafli frustasi.
"Saya inginnya sih sederhana. Tapi ini semua keinginan ayah saya. Permintaannya untuk pernikahan saya adalah mengenalkan saya sebagai putra tunggal ayah saya sekaligus mengenalkan kamu sebagai istri saya," sambungnya.
Sedangkan wanita yang di ajak bicara Rafli hanya manggut manggut seolah olah ia mengerti.
Setelah itu mereka pergi kepercetakan untuk rancangan undangan. Kali ini juga Rafli lah yang memilihnya.
Undangan yang terkesan sederhana dengan nuansa klasik berwarna coklat kopi susu dan merah hati di padukan dalam undangan itu. Juga di design dengan gaya huruf sambung yang indah.
"Ini bagus coklat kopi cucu yang di padukan sama merah hati atau di padukan dengan putih??" tanya Rafli pada Karina.
"Bagus pake merah hati sama coklat susu kak.." jawab Karina.
"Desgn nya gini aja?" tanya Rafli sambil memperlihatkan gambar di layar laptopnya.
"Bagus kak simple.."
"Nama kamu siapa ??" Tanya Rafli yang spontan membuat Karina melotot.
"Kakak gak tau nama aku?" Jelas saja Karina merasa terkejut, pasalnya ia adalah calon istri pemuda ini. Dan calon suami nya sendiri tidak tahu namanya siapa. Itu sangat mengejutkan.
"Nggak.." jawab Rafli datar sambil menatap lurus ke layar laptop.
"Astaghfirullah.. nama aku kakak ndak hafal?"
"Iya.."
"Kak aku ini kan-" ucapan Karina terhenti saat Rafli memperlihatkan design yang ia buat untuk undangan pernikahan mereka.
"Bagus gak?"
"Bagus kok kak.." sambil memerhatikan design undangan buatan Rafli yang bertuliskan "KARINA LARASATI & RAFLI AL-FATEH"
"Loh nama kakak ganti?"
"Iya sudah lama.." jawab Rafli.
"Sejak?"
"Mau tahu aja atau mau tahu banget?"
"Mau tahu banget.."
"Mau tahu banget atau mau tahu banget banget banget?"
"mau tahu banget banget banget."
"mau tahu banget banget banget atau mau tahu banget banget banget banget?"
Karina menyipitkan matanya tanda ia sudah kesal. "Aku gak mau tahu,"
"Gak usah tahu dah," sambung Karin sambil melipat kedua tangannya.
"Iya gak usah tahu," jawab Rafli.
"Itu tahu nama lengkap aku," tanya Karin.
"Tahu lah.."
"Tadi katanya nggak tahu,"
"Hehehehhe.. masa calon istri sendiri saya gak tau namanya sih.. aneh.." jawab kak Rafli.
"Hiliih aneh.."
"Iya aneh."
Setelah selesai men-Design undangan kak Rafli-pun menyerahkannya pada pihak percetakan agar secepatnya undangan dapat di sebar.
"Abis ini kemana?"
"Lihat baju yuk?" jawab kak Rafli sambil merapihkan jasnya. Ya, ia masih mengenakan setelan jas Formal-nya.
Tadi saat baru saja ia pulang dari kantor tempat ia bekerja, ia langsung mengajak Karina pergi untuk melihat semua persiapan pernikahan Mereka. Yang otomatis saja ia belum mengganti pakaian. Ia masih menggunakan seragam kantor.
"Baju apa?" tanya Karin sambil membenarkan posisi kerudung Karin tanpa membukanya.
"Baju daster," Jawabnya datar si pemuda dengan pandangan yang lurus dan monoton.
"Ih seriusss.."
"Ya baju kita lah... kamu ini lama lama mengsalkan juga ya. Kok bisa orang kaya kamu dapet cum laude ya. Kayaknya dosennya salah ngasih nilai nih," jawab Rafli.
" Tuh dia mah gitu siah," jawab karina dengan nada kesal.
"Bawa bawa cum laude segala.." -sambung karina
"Lagian lemot kamu ni.."
"Lemot juga calon istri kakak loh,"
"Eh iya deh saya kalah kalau gitu mah,"
Karin hanya diam sambil merengut. Tidak membalas apapun yang di katakan Rafli.
"Udah ayo kita ke butik.. gak usah mrrengut terus udah jelek nambah jelek ntar," ucap Rafli sambil membuka kan pintu mobil untuk Karin.
_____BERSAMBUNG_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Rafka (SELESAI. PART LENGKAP)
روحانيات#6 SPIRITUAL [02 AGUSTUS 2018] #4 SPIRITUAL [04 AGUSTUS 2018] #3 SPIRITUAL [18 AGUSTUS 2018] Baca saja ya kawan :))