BAG XV

13.8K 678 2
                                    

     "Bisakah kamu datang hari ini?" Ucap seorang wanita pada sahabatnya melalui televon.

"Tentu saja aku akan segera berangkat ketempatmu. Memang aku sudah merencanakan, kalau aku akan berkunjung kerumah mu minggu ini. Dan tepat hari ini aku sudah memesan tiket pesawat untuk berangkat ke jakarta," Jawab wanita di sebrang sana.

"Aku harap secepatnya kau sampai,"

"Sekitar 4 jam lagi aku sampai,"

"Aku menantimu dengan penuh harap,"

"Tunggu, ada apa ini?"

"Tidak apa apa temanku. Aku membutuhkanmu untuk kali ini saja bantu aku lagi,"

"Apa kau berada dalam kesulitan,"

"Iya aku berada dalam kesulitan,"

"Menyangkut pekerjaan?"

"Ah, sudahlah. Semankin cepat kau sampai itu semakin baik. Jangan banyak tanya,"

"Tunggu aku di bandara 4 jam lagi," Setelah itu, sambungan telepon di tutup.

"Siapa yang bunda telepon?" Tanya seorang pemuda pada ibunya.

"Tantemu.. sofi.."

"Oh. bunda hutang penjelasan padaku,"

"Bisakah kau menunggu sebentar putra ku?"

"Tidak masalah.."

Kriiiiing.. suara telpon rumah berdering. Kemudian sang ibu pun mengangkatnya.

"Halo..?" Suara wanita muda di sebrang sana.

"Iya halo..?" Jawab ibunda Rafka.

"Apa benar ini kediaman Rafka?"

"Iya benar.. saya ibunya.."

"Kamu sedang menelfon dengan siapa nak?" Terdengar suara laki laki di sebrang sana. "Dengan teman yah," jawab wanita muda itu di sebrang sana.

Suara itu amat aku kenal. Suara yang telah lama takku dengar. Apa mungkin dia... ah tidak mungkin..  ucap sang ibu dalam hati.

"Siapa bunda?" Tanya si pemuda pada bundanya.

"Temanmu.." ucap sang ibu sambil memberikan telepon pada putranya.

"Halooo.." ucap si pemuda menyapa seseorang di sebrang sana. "Oh Camell.. ada apa?" Ucap Rafka lagi.

"Duuuhh gimana ya?" Kata Rafka sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya aku akan pergi sekarang juga," Ucap si pemuda sebelum menutup teleponnya.

"Bunda aku harus pergi." Ucap sang putra pada ibunya seraya berlalu menuju kamar lalu pergi menggunakan motor maticnya.

***

     Camelia tiba tiba meneleponku dia berkata membutuhkan bantuan untuk tugas bahasa Indonesia yang di berikan padanya dari bu Rina.

Ya, dia mendapat tugas tambahan karena dia pernah terlambat mengumpulkan tugas sebelumnya.

Aku yang sebenarnya ingin menolak juga merasa tak enak jika harus menolak seseorang yang membutuhkan bantuan.

Akhirnya aku memutuskan untuk menunda penjelasan dari ibu dan menemui Camel.

Sesampainya di Cafe tempat yang Camel beri tahu dimana mereka akan mengerjakan tugas.

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang