Satu semester telah ku lalui. Sekolah ku berjalan lancar. Begitu pula terapi Bunda. Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Bahkan semua ini nyaris terlalu lancar untuk sebuah dunia nyata.
Oh dan ya, Hari ini adalah hari pembagian rapor di sekolahku. Di mana semua raport siswa di sekolahku dibagikan.
Dan biasanya para siswa mengambil raportnya bersama orang tuanya. Berbeda denganku, hari ini Bunda harus bekerja dan tidak bisa datang untuk memgambil raportku. Aku tak ingin egois lagi. Rasa takut kehilangan lebih besar dari ego ku. Lebih baik sendirian hanya untuk mengambil Rapot. Dari pada sendirian untuk selamanya.
Sejujurnya aku sangat sedih karena Bunda tidak bisa datang. Tapi ya mau bagaimana lagi bunda berjuang demi aku. Demi menghidupiku. Jika saja aku bisa membantu maka aku akan membantu bunda.
Tapi, kata Bunda aku harus tetap bersekolah agar bisa menjadi orang yang sukses dan tidak menjadi bawahan seperti bunda.
Jika aku boleh menilai, aku rasa Bundaku memang seorang wanita yang sangat kuat juga rajin, ulet, tidak pernah malas-malasan. Bahkan dia tidak pernah menggunakan waktu istirahatnya agar memiliki waktu untuk bisa bersamaku. Itulah yang menyebabkan kemarin bunda sempat terserang penyakit kanker darah stadium tiga.
Tapi Wallahi aku bersyukur Allah telah mengangkat penyakitnya sedikit demi sedikit. Jadi, sedikit demi sedikit bunda dapat pulih kembali. Meskipun parasit terkutuk itu masih ada di dalam tubuhnya, tapi kini dia sudah pulih hampir seperti semula.
Ohya soal pekerjaan aku sudah memintanya agar tidak terlalu keras bekerja dan tidak perlu menyempatkan untuk menjemputku. Jadi, dia punya waktu untuk istirahat.
"jika waktunya istirahat ya bunda harus istirahat," kataku pada Bunda jika bunda bekerja lembur. Atau membawa pekerjaannya ke rumah.
Sejujurnya aku merasa bersalah karena dulu aku terlalu banyak tuntutan pada Bunda. Jadi Bunda bekerja tanpa kenal waktu. Itulah yang menyebabkan Bunda sakit.
Ohya dan setelah pembagian Raport ini sekolahku akan melaksanakan staditur dan setelah itu aku libur sekolah selama dua minggu. Itulah hari hari yang paling membosankan.
Ya itu adalah hari hari dimana aku sendiri dirumah dan Bunda bekerja di kantor. Paling Bunda ada di rumah setiap hari Sabtu dan Minggu juga hari hari libur kantor.
"Rafka Muhammad Albarkah?"
"Rafka Muhammad Albarkah?"
" Orang tua atau wali murid dari Rafka Muhammad Albarkah?"
Lamunanku terbuyarkan oleh tiga kali panggilan namaku.
"Iya saya.." terdengar suara seorang wanita yang berjalan ke arah walikelasku.
"Bundaa..?" Gumamku dalam hati.
Dan ternyata benar, bunda datang untuk mengambil Raportku. Bunda benar benar datang.
Setelah mengambil raport dari walikelasku, bunda menghampiriku.
"Maaf, bunda terlambat." Kata bunda sambil duduk di sampingku."Nilaimu bagus, tidak terlalu buruk.." ucapnya padaku.
Aku hanya terdiam memasang wajah kagetku.
"Kenapa diam? Wajahmu sangat lucu kau tau?"
"Bunda tidak bekerja??"
"Apa?? Bekerja?? Kamu lebih penting sayang.."
"Ini jam istirahat bunda?"
"Sebenarnya aku istirahat jam 10 nanti nak. Ini masih jam setengah sembilan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Rafka (SELESAI. PART LENGKAP)
Spiritual#6 SPIRITUAL [02 AGUSTUS 2018] #4 SPIRITUAL [04 AGUSTUS 2018] #3 SPIRITUAL [18 AGUSTUS 2018] Baca saja ya kawan :))