BAG I "KOTA BEKASI"

40.2K 1.5K 34
                                    

Senin,21Agustus2017
   Hari ini adalah salah satu hari yang sibuk di kota bekasi ini. Terlihat jelas betapa macet nya kota ini di pagi hari.
"Hari ini kan hari senin sudah pasti macet lah,"Ucapku pada diri sendiri.

Ayahku telah tiada saat umurku 3 tahun. Sedangkan ibuku di ambil tuhan beberapa bulan setelah pernikahanku.

Sedang suamiku, dia sudah pergi dari sisiku sekitar tujuh sampai delapan bulan yang lalu. Dan sekarang aku hanya sendiri di temani seorang bayi yang sedang aku kandung.

   Pagi ini aku sedang menghias diri agar tidak terlihat kusut dan kurang tidur.

Aku tidak ingin nampak menyeramkan saat bertemu rekan rekanku di kantor.

Aku ikat rambutku, aku poles wajahku dengan sedikit bedak, juga ku poles bibirku dengan sedikit lipstik. Agar tak terlihat pucat.

Lalu kukenakan jilbabku serta tak ketinggalan kacamataku. Ku rapihkan long dressku. Dan ku tatap pantulan bayangan ku si cermin.

"Apakah sudah perfect bundamu ini nak?" ku ajukan pertanyaan pada diri sendiri, seolah sedang berbicara dengan bayi dalam perutku.

   Setelah selesai menghias diriku. Akupun segera bergegas ke kantor. Sungguh kota yang sangat sibuk.

Setiap hari, saat aku hendak pergi ke kantor aku lebih memilih untuk berjalan kaki.

Karena jarak rumah dan kantor ku tidak terlalu jauh. Juga dapat menghemat uang agar aku dapat menabung untuk keperluan calon anakku nanti.

Aku juga sudah menabung untuk membeli rumah tinggal yang layak. Untuk aku tempati saat anakku sudah lahir nanti.

   Jarak dari rumahku dan kantor tempat aku bekerja memang tidak terlalu jauh.

Kurang lebih hanya memerlukan waktu 30 menit berjalan kaki untuk sampai kekantorku. Sekalian jalan jalan. Dan melihat lihat kota ini untuk sekedar menghibur ku.

Tak terasa, akupun sudah sampai di depan perusahaan tempat aku bekerja. Seperti biasa saat bertemu dengan sesama karyawan kami saling bertegur sapa.

   Setelah sampai di bagian dalam kantor, akupun langsung bergegas menuju ke ruangan kerjaku selama beberapa bulan terakhir ini.

Baiklah, untuk mengefisiensikan waktu, akupun segera mengerjakan tugas tugasku.

Bahkan waktu istirahat pun sering tak aku gunakan. Kadang kala pekerjaan bisa membuatku lupa waktu. Kadang, tahu tahu sudah petang saja.

   Saat aku sibuk sibuknya mengerjakan tugasku, tiba tiba rekanku memanggilku dan berkata "Karin kamu di panggil pak Asep tuh,"

akupun terkejut karena aku tak melakukan kesalahan apapun yang membuat aku harus menghadap atasanku.

Ah, sebaiknya aku segera bergegas ke ruangan bosku agar tak terjadi masalah.

   Saat di dalam ruangan, managerku hanya menasihatiku agar aku tak memaksakan diri untuk bekerja.

Pasalnya aku mengerjakan tugas untuk dua bulan dalam jangka waktu tiga minggu. Apalagi dalam kondisi sedang berbadan dua seperti ini.

Atasanku hanya tak ingin menanggung konsekuensi apapun jikalau aku kelelahan karena bekerja seharian. Duh pak bos .. 😂😂

   Saat itu, aku hanya berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Beliau juga berkata, karena kinerjaku yang cukup baik, aku akan segera di pindah tugaskan ke kantor pusat. yang rencananya akan segera di berlakukan setelah aku melahirkan.

Sejujurnya aku sih tidak keberatan toh ini sudah menjadi jalanku. Terimakasih Tuhan .

Oh tuhan aku sangat bahagia. "Banyak sekali rezeki yang kamu bawa untuk bunda nak," ucapku dalam hati sambil mengusap perut ku yang kini sudah membesar.

Lalu segera ku lanjutkan langkahku hingga sampailah ke rumah mungilku.

Sesampainya di rumah, aku langsung membereskan rumahku yg cukup berantakan. Setelah itu memasak dan melipat pakaian. Semua aku lakukan sendirian.

   Ntah mengapa, tiba tiba perutku terasa perih sekali. Dan ternyata aku baru ingat kalau siang tadi aku tak memakan apapun. "Duh kasianya kamu de. Kamu juga pasti lapar. Nah ayo kita makan."

   Setelah selesai makan dan menunaikan ibadah shalat isya akupun bergegas merapihkan tempat tidur dan menutup aktifitasku hari ini. "Tuhan, jika memang Rafli dan aku masih berjodoh, Aku mohon bangunkan aku dan pertemukan kami di dunia nyata. Sedang jika tidak maka aku tak ingin bangun di hari esok,"

   Ah, sudahlah. Ku tutup hari ini dengan sebuah harapan bahwa masa indah itu akan kembali. Ketahuilah, meskipun angin kadang membuat daun jatuh, akan tetapi. Daun tak pernah membenci Angin. -Karina Larasati

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang