Karin baru sadarkan diri setelah jam tiga sore. Sofi sedang pulang ke panti dan mencari makanan saat itu. Perawat yang menjaganya segera saja memanggil dokter.Dokterpun datang dan segera memperlihatkan hasil pemeriksaan Karin.
"Bu Karin, bagai mana saya menjelaskannya ya?" Tanya dokter.
"Apa? Kanker? Sudah berapa parah? Stadium berapa? Berapa lama lagi saya dapat hidup?"
"Maksud saya-"
"Tidak usah bertele tele. Semua orang akan mati. Saya tahu hidup saya tidak akan lama,"
Dokter terdiam. Ia tampak menghela nafas kemudian berkata. "Anda sudah tahu tentang penyakit anda?"
"Kurang lebih seperti itu," jawab karina singkat.
"Kenapa anda tidak melakukan terapi? Atau pengobatan? Ini sudah stadium empat nyonya,"
"Apa alasan anda sembuh jika anda jadi saya?"
"Anak atau istri saya mungkin," ucap dokter sambil mengangkat bahu.
"Apa alasan saya untuk sembuh?" Tanya Karin lagi.
"Anak atau suami anda mungkin?" Tentu saja dokter menjawab seperti itu karena dokter tidak tahu jelas apa yang terjadi pada pasien pasien nya bukan?
"Mereka sudah tidak membutuhkan saya lagi," ucap karin dengan air mata yang mulai meleleh di pipi.
"Anda harus berjuang nyonya,"
"Allah menyayangi saya, penyakit ini adalah anugrah," jawab Karin.
Dokter membuka mulut hendak menjawab tapi Karina sudah memotongnya.
"Tidak ada lagi alasan saya untuk hidup. Saya menerima anugrah ini. Satu satunya alasan saya untuk bertahan telah pergi. Saya tidak pernah se-putus asa ini sebelumnya," ucap Karin dengan bahu yang naik turun karena untuk mengatur nafas.
" Saya pernah melakukan terapi. Semuanya telah pulih. Tapi, penyakit ini kembali lagi kan sekarang?" Jelas Karin. Ia menghela nafas dan menyeka air matanya.
Kemudian Karin kembali berbicara.
"Semuanya pasti pasti memiliki alasan, dimulai dari perjalanan hidup pertemuan saya dengan manusia itu-" ucap karena sambil menutup matanya dan mengingat kembali Kenangan bersama Rafli.
" hadirnya Rafka, hingga dia yang sekarang pergi. Putraku Telah Dewasa lalu apalagi yang aku butuhkan?? Orang tuaku juga telah tiada. Aku siap pulang ke Rahmatullah," ucapnya dengan senyuman yang mengembang namun air matanya tetap saja terus mengalir.
"Apa nyonya yakin? Tidakkah Nyonya ingin melakukan oprasi atau semacamnya?"
"Tidak terimakasih," jawab karin singkat.
"Lalu bagaimana dengan-" ucapan dokter terhenti karena Karin mendahuluinya.
"Saya tidak ingin ada yang mengetahui tentang penyakit saya. Biar saya menyimpannya sendiri," ucap Karin tegas.
"Tapi, akan lebih baik kalau-"
"Andri tolong tidak usah ada tapi lagi. Saya tahu mana yang baik buat saya dan mana yang tidak," jawab Karin pada dokter yang ternyata adalah teman Karin sewaktu di universitas.
"Baiklah," jawab Andri singkat sebelum terdengar suara pintu di ketuk dan muncul seorang laki laki yang selama delapan tahun ini tidak pernah ia lihat.
"Assalamualaikum, Rin?" Ucap pria itu.
"Kak Rafli?" Ucap Karin terkejut
***
-Flash back sebelum Rafli sampai di ruangan Karin.
Setelah Rafka mendapat alamat rumah sakit tempat Karin di rawat dari Sofi, Rafli dan Rafka segera pergi menuju Bandung.
Begitu turun dari mobil Rafli dan Rafka segera berlari menuju tempat administrasi dan informasi. Di sana Rafli bertanya dimana letak ruangan Karin di rawat.
Saat hendak melangkah, Rafli bertemu dengan Sofi. "Rafli kan?"
"Iya, dan kamu?" Tanya Rafli yang tidak tahu siapa Sofi. Karena saat ia menikah dengan Karin, Sofi sedang berada di Jakarta.
Plaaakkk... tiba tiba Sofia menampar pipi Rafli.
"Kamu bertanya pada saya siapa saya? Kamu tidak berfikir apa yang Karina lalui selama 18 tahun?"
Rafli terdiam mencerna kata kata dari wanita itu. Wanita yang baru ia lihat wajahnya tapi seolah tahu segalanya.
"Kamu tidak tahu siapa saya?" Tanya Sofi sekali lagi.
Rafli hanya menggelengkan kepala tanda ia tak tahu.
Sofi sudah membuka mulutnya untuk berbicara, namun Rafka mencegahnya. "Bundaa membutuhkan suaminya," ucap Rafka.
"Suami? Suami macam apa yang meninggalkan istrinya demi wanita lain?"
"Sssst tante, ini bukan tempat untuk menghakimi ayah. Tolong biarkan ayah dan bunda bertemu dahulu. Biar mereka menyelesaikan masalah mereka," jelas Rafka.
"Ibumu sekarat karena dia Rafka. Ibumu sakit karena dia !! Andai saja dia tidak meninggalkan ibumu. Pasti ibumu tidak usah bekerja keras dan lupa pada kesehatannya,"
"Bunda sudah sembuh," jawab Rafka singkat kemudian menarik Sofi keluar rumah sakit.
Rafli tidak menyia nyiakan kesempatan itu. Ia segera saja berlari menuju ruangan yang di tunjukan oleh perawat tadi.
"Apa yang tidak aku ketahui selama 18 tahun ini ya Allah," batin Rafli.
Begitu sampai didepan pintu ruangan Karin, pintunya sedikit terbuka. Rafli melihat ada seorang dokter yang sedang berbicara pada Karina. Rafli mendengar semua percakapannya. Dimulai dari penyakit apa yang di derita. Sudah seberapa parah penyakit yang diderita Karina, ia mendengar semuanya.
ia begitu menyesal pernah menyuruh Karin pergi. Andai waktu bisa di ulang, ia ingin sekali menarik semua kata katanya. Ia ingin sekali tetap bersama Karin selama delapan belas tahun terakhir. Melihat Rafka lahir, melihat perkembangan putranya.
Tapi, ia telah kehilangan semuanya. Semua momen kebersamaan dengan putranya. Apa lagi yang lebih buruk?
Dia tidak bisa kehilangan Karina lagi. Tidak bisa kehilangan wanita yang begitu ia cintai. Yang menjadi alasan dia bersedia merawat anak Alexsa untuk penebusan dosa.
Ya Camelia adalah anak dari Alexsa. Tapi sampai sekarang Rafli tak pernah tahu siapa ayah Camel. Ia hanya berusaha merawat anak perempuan itu sejak kecil untuk menebus kesalahannya pada putranya. Karena Alexsa pergi entah kemana sejak anak perempuan-nya itu duduk di bangku sekolah dasar.
"Kak Rafli?" Panggil Adit yang baru sampai membuyarkan lamunan Rafli.
"Iya Dit. Ini saya,"
"Kakak gak masuk?"
"Kenapa kamu mengizinkan saya masuk?"
"Keponakan kesayanganku yang memintanya. Masuklah kak. Selesaikan masalah kalian," ucap Adit mempersilahkan Rafli masuk.
"Terimakasih Dit," ucap Rafli kemudian mengetuk pintu dan melangkahkan kakinya memasuki Ruangan.
Di dalam ada seorang dokter dan Karina. Karin nampak terkejut melihat Rafli.
"Assalamualaikum, Rin?"
"Kak Rafli?" Ucap Karin yang terkejut.
_____BERSAMBUNG_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Rafka (SELESAI. PART LENGKAP)
Spiritual#6 SPIRITUAL [02 AGUSTUS 2018] #4 SPIRITUAL [04 AGUSTUS 2018] #3 SPIRITUAL [18 AGUSTUS 2018] Baca saja ya kawan :))