Satu tahun kemudian
"Ayaaaaaa..." teriak si kecil secara tiba tiba dalam tidurnya.
Lalu ia-pun terbangun dari tidurnya "mbuuu .. ayaaaa anaaa??" Kata si kecil sambil merengek.
"Sssssttt.. ayaa siapa?? Kan disini ada mbuuu," jawabku sambil menepuk dan mengusap ngusap punggungnya.
"Ayaaa akaa mbuuu..." Rengeknya lagi
Sungguh aku tak kuasa jika harus terus berbohong lagi, lagi, dan lagi. mendengar rengekan si kecil jika menyangkut ayahnya sejujurnya sangat menyayat hatiku.
"Iya sayang iyaaa...""Mbuuu ayaaa aanaa??"
"Sekarang kamu tidur dulu ya nak.. nanti ayah pulang kok" kataku sambil kembali menidurkan Rafka. Lalu, tak lama kemudian dia kembali tertidur.
Aku menengok kesana kemari mencari Sofi yang tidak ada di tempatnya."Sofi kemana ya??" Kataku pada diri sendiri.
"apa mungkin ada di depan?" Sambungku sambil beranjak dari tempat tidur menuju ke ruang depan untuk memastikan Sofi ada di dalam rumah.
Setibanya di ruang depan, ku lihat Sofi sedang tertidur di karpet dengan televisi yang menyala.
"Kebiasaan banget ya kamu.. suka tidur sambil di tonton tv," gumamku sambil mematikan televisi.
Setelah televisi mati, Sofi secara otomatis terbangun dari tidur pulasnya. "Kenapa dimatikan televisi nya?" Tanya Sofi padaku sambil mengucek matanya.
"Ngapain sih kamu tidur sambil ditonton televisi?" Tanyaku balik pada dia.
"Iiih akukan cuma ketiduran.." bantahnya padaku.
Aku memutar bola mataku "Bantah aja terus.. kan ini bisa nyala sampe pagi sayang.." ucapku sambil mencubit pipi Sofi.
"Yuk tidur lagi.?" Ajakku pada Sofi.
"Iyaudah hayu" jawabnya seraya bangkit dari posisi tidurnya.
"Ayaaaaaa..." teriak sikecil lagi
Seketika akupun langsung berlari mendengar teriakan si kecil dari dalam kamar."Sssst ada apa sayang??" Tanyaku pada si kecil.
"Ayaaa ana mbuuuu ..?" Tanyanya lagi sambil menangis.
"Ayah kamu belum pulang sayang.." jawabku.
"Apan ayaah puyang mbuuu??"
"Kalau aka sudah besar.." jawab anteunya.
"Napaa da cekalang??"
"Karena kamu nakal.." jawab sofi.
Aku sudah mulai menangis melihat Rafka yang seperti ini. Karena malam ini saja dia sudah sekitar lima kali ia terbangun dan menanyakan ayahnya.
Aku tidak tega jika harus setiap hari seperti ini. Batinku tersiksa melihat anakku harus kekurangan kasih sayang dari ayahnya.
"Aka idaaa akal aceee," bantah si kecil.
"Kalau aka tidak nakal, aka gak bakal nanya nanyain ayah lagi," Jawab Sofi tegas.
"Tenapa aka ida oleeeh anya ayaaa ak?"
"Karena ayahmu tidak akan pulang lagi..!!" Jawab Sofi geram yang membuat si kecil menangis histeris.
"Mbuuuu ayaaa puyaaang aaan??"
"Acii ayaaaa uyaaang aaan mbuuu"
"Mbuuua angan icuccc anisss buu"
Kata kata itu keluar dari mulut si kecil di sela tangisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/129037675-288-k758203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Rafka (SELESAI. PART LENGKAP)
روحانيات#6 SPIRITUAL [02 AGUSTUS 2018] #4 SPIRITUAL [04 AGUSTUS 2018] #3 SPIRITUAL [18 AGUSTUS 2018] Baca saja ya kawan :))