BAG XLIV

12K 591 2
                                    

Hari ini begitu banyak hal yang terjadi. Aku begitu bingung pada jalan hidup ini. Cerita bunda sangat bertolak belakang dengan apa yang di ceritakan tante Mharsya. Ya tadi siang aku memang bertemu dengan seorang wanita yang mengaku dia bernama Mharsya.

Keduanya seolah sedang berbicara jujur. Ya aku memang bisa mengetahui orang berbicara jujur atau tidak dengan melihat bola matanya. Entah mengapa hatiku mengatakan kalau keduanya berkata jujur. Aku tak faham denga situasi ini.

Siapa yang jujur, siapa yang bohong? Apa sebab ayah menceraikan bunda? Apa sebabnya? Semua pertanyaan ini terus berputar di kepalaku hingga tanpa sengaja aku melihat om Fahri yang beberapa hari lalu bertemu denganku di hari membagian Rapor saat mengantarkan berkas bunda yang tertinggal.

Segera saja aku berlari ke arah om Fahri untuk menanyakan soal ayah.

"Rafka?" Sapa pria itu padaku.

"Assalamualaikum om," ucapku.

"Eh, Wa'alaikumsalam," jawabnya.

"Aku sudah tahu tentang ayah dan bunda," ucapku padanya.

"Bundamu sudah bercerita?" Dari ekspresi nya Ia nampak sedikit terkejut.

"Apa kesalahan bunda? Apakah benar kalau aku bukan-" ucapanku terhenti.

"Kamu adalah anak Rafli. Semua nya adalah kesalah fahaman yang di ciptakan oleh seseorang yang membenci ibumu ," jelas pria itu.

"Dimana ayahku sekarang?"

"Ayo aku tunjukan dimana ayahmu sekarang," sahutnya seraya berbalik dan berjalan menuju kendaraannya sementara aku mengekor di belakang nya.

Kemudian kamipun pergi mengendarai sebuah mobil menuju ketempat dimana ayahku berada.

Sesampainya di sebuah rumah yang tak lain adalah kediaman ayahku, aku terkejut dengan tempat ini.

"bukankah ini rumah Camel?" Ucapku dalam hati.

"Ayo, kita temui ayahmu," ucap om Fahri sambil berjalan menuju pintu rumah itu. Sementara aku mengekor di belakangnya.

Om Fahri mengetuk pintu rumah tersebut. Dan saat pintu terbuka, benar saja yang membukanya adalah Camelia. "Eh kak Rafka. Ada apa kesini? Tumben," ucap Camel padaku.

"Eh ada om juga, ayah ada kok om. Masuk aja," ucap Camel.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya om Fahri.

"Tentu saja, dia adalah teman satu sekolahku om. Kak Rafka ini pintar loh om," jelas Camel sambil cengengesan.

"Persis seperti bundanya. Malah tidak mirip ibunya," ucap Om Fahri.

"Maksud om?" Tanya Camel tidak mengerti.

"Panggilakan saja Ayahmu," perintah om Fahri.

"Oh iya om, silahkan duduk," ucap Camel mempersilahkan kami untuk masuk kemudian menuntun kami menuju ruang tamu untuk segera duduk.

Aku tidak mengerti siapa Camel? Kenapa bunda tidak bercerita kalau aku punya seorang saudari?

Baru saja sampai di ruang tamu, aku mengedarkan pandanganku meliah beberapa benda Di ruang tamu ini. Aku melihat ada beberapa hiasan yang di taruh di atas nakas. Juga ada beberapa lukisan di dinding.

Tapi, tunggu dulu. Apakah itu foto bunda? Aku memperhatikan foto itu dengan lebih jeli. Ya itu bunda. Tapi kenapa Camel tidak pernah bercerita?? Apakah Camel tidak pernah melihat bundaku?

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang