BAG XLVI

12.6K 578 15
                                    

Ayahku menghela nafas setelah selesai bercerita. "Setidaknya itu yang masih ku ingat sejauh ini,"

Aku mengangguk pelan tanda mengerti.

"Dimana bundamu sekarang?" Tanya Ayah padaku.

"Aku sedang marah pada bunda," sahutku.

"Marah? Apa dia masih kekanakan seperti dulu?" Tanya ayahku sambil terkekeh.

"Ibu berbohong padaku, ibu mengatakan kalau ayah-" ucapanku terhenti dan ku fikir ulang untuk mengatakan tentang kebohongan bunda pada ayah. "Mereka sudah berpisah selama delapan belas tahun. Aku tak boleh memisahkan mereka lebih jauh lagi," batinku.

"Dia berkata kalau ayah begitu tampan... Nyatanya ... aku kecewa," ucapku ber-Alibi sambil terkekeh.

Ayah tertawa seraya kata. "Arin masih mencintai saya. Terimakasih ya Rab,"

"Ayah, apa ayah sudah menikah lagi?" Tanyaku memberanikan diri bertanya soal Camel.

"Maksud kamu ??" Tanya Ayah.

"Camel?" Tanya ayah lagi beberapa detik kemudian seolah mengetahui apa yang aku fikirkan.

"Kamu bertanya tentang aku?" Ucap Camel memotong.

"Aku adalah anak dari seorang wanita tidak berhati. Wanita yang realistis karena ia bisa meninggalkan putrinya demi dunia,"

"Ssssst, jangan berkata seperi itu nak, kamu putri ayah putri ayah dan bunda Arin," hibur ayahku sambil memeluk putrinya itu.

"Sepertinya aku telah salah bertanya," batinku.

***

sementara di sebuah stasiun kereta api wanita yang sedang di bicarakan oleh Rafli dan Rafka, sedang menunggu kedatangan kereta yang akan ia tumpangi  dari Jakarta menuju Bandung.

"Kamu yakin akan pergi Rin?" Tanya Sofi sekali lagi.

Karin menutup matanya sambil mengangguk. Ia tidak sanggup berkata apapun lagi. Putra kesayangannya telah menyuruhnya pergi. Kali ini, untuk ketiga kalinya ia harus mengucapkan selamat tinggal pada laki laki yang sangat ia cintai. Ia tahu sejak dulu, kalau berbohong akan mencelakainya  suatu hari. Dan sekarang ia celaka oleh kebohongan itu.

Karina selalu berkata pada setiap orang yang memintanya untuk tidak pernah pergi, agar jangan menyuruhnya pergi. Karena dia akan pergi hanya jika di suruh pergi.

Tiba tiba Karina merasa ada yang air menetes ke tangannya yang membuyarkan lamunan nya. Karina melihat tangannya dan ternyata di tangannya ada noda darah.

"Karin kamu hidung kamu?"

"Aku gak apa apa kok Sof. Ini panas dalam," jawab Karina yang memang merasa tidak enak badan akhir akhir ini. Kepalanya juga terasa sangat berat.

Karin mengelap darah dari hidungnya dengan tisyu.

Tak lama setelah itu kereta yang akan mereka tumpangi akhirnya datang.

Informasi dari spiker menyuruh untuk menunggu hingga kereta betul betul berhenti.

Setelah kereta berul betul berhenti, mereka segera saja naik kemudia mencari kursi untuk duduk.

Selama perjalanan dari Jakarta hingga Bandung Karin hanya diam mencoba untuk tidur karena kepalanya begitu terasa berat.

Perjalanan sudah sangat jauh dari Jakarta. Karin sudah hampir sampai di Bandung.

"Rin hidung kamu berdarah lagi," ucap Sofi sambil mengelap darah di hidung Karin. Tapi Karin sama sekali tidak meresponse.

"Karina mengantuk sekali nampaknya," batin Sofi.

Tapi makin lama darah dari hidung Karin makin banyak. Hingga mereka sampai di Bandung Karina tidak juga bergerak.

"Riin, kita udah sampai di Bandung loh," ucap Sofi membangunkan sahabatnya itu.

Tapi Karin tidak bangun juga. Bahkan dia tidak bergerak sama sekali. sementara darah dari hidungnha semakin banyak keluar. Bahkan terus mengucur.

"Karin kamu sebenarnya Kenapa?" ucap Sofi sambil mengguncang-guncang tubuh Karin.

"Karin kamu kenapa?" ucap Sofi sambil mengguncang-guncang tubuh Karin

namun yang diguncang guncang tidak juga memberikan respon.

"Ya Allah, Karin kamu sakit apa?" ucap Sofi sambil terus mengelap darah yang ada di hidung Karin.

"Karin bangun," pinta Sofi sambil terus mengguncang tubuh Karin.

" tolong siapapun. Tolong bawa dia, Dia tidak sadarkan diri,"

berapa orang pun datang untuk menolong mereka dan membawa Karin ke rumah sakit.

Karin di tempatkan di ruang ICU di sebuah rumah sakit ternama di Bandung.

setelah sampai di rumah sakit. Segera saja Sofi menelpon Adit yang berada di panti agar Adit tidak menunggu mereka di halte.

Setelah menelpon Adit, tak lupa Sofi juga menelpon ke Jakarta. Tepatnya menelpon Rafka untuk memberi tahukan tentang keadaan ibuda-nya.

Alangkah terkejutnya Rafka mengetahui Kalau Bunda-nya kembali jatuh sakit.

tidak menunggu banyak hal Rafka langsung pergi ke Bandung bersama ayahnya untuk menemui ibunya.

Jika di tanya perasaan Adit? Adit sangat cemas mendengar kakak kesayangan nya tiba tiba masuk rumah sakit. Pasalnya, kakak kesayangannya ini selalu terlihat sehat.

Jika di tanya bagaimana perasaan Rafka saat ini? Rafka sangat menyesal membuat ibunya banyak berfikir akhir akhir ini. Menyesal menyuruh ibunya pergi. Padahal ia hanya sedang emosi. Tiddak benar benar meminta ibunya pergi.

Sedih? pastilah sangat sedih mendengar ibunya kembali jatuh sakit.

Marah? Jika boleh ia ingin marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia bisa setega itu pada ibunya? Ibu yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

Cemas? Itu pasti. Apa lagi, hanya ia yang tahu apa penyakit ibundanya itu.

Jika kau tanya perasaan Rafli ?? dia pasti bingung. sangat bingung tentang apa yang terjadi kepada Karina selama 18 tahun ini. hingga dia bisa sakit masuk rumah sakit. padahal saat masih bersama dia tidak pernah  Karin memiliki penyakit apapun. cemas ?? sudah pasti dia sangat cemas karena mendengar orang yang selama ini ia cari tiba-tiba ia temukan sedang sakit.

dia marah? Tentu saja dia marah. marah pada dirinya sendiri. kenapa dulu membiarkan istrinya pergi?? perasaan di dalam hatinya kini campur aduk . dia senang karena akan segera bertemu dengan seseorang yang akan yang telah dia cari selama ini. dia tidak sabar untuk segera sampai di bandung karena setelah sampainya Iya di Bandung akan bertemu seseorang yang selama 18 tahun Ia cari, setidaknya begitu.
Ia akan meminta maaf atas jutaan kesalahan yang telah ia perbuat pada istrinya.

_____BERSAMBUNG_____

Kalau ada typo dan kesalahan lainnya. Tolong komentar saja.

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang