-Rafka
Hari demi hari ku lewati di negara ini. Cukup banyak hal yang berubah. Di mulai dari suasana kota jakarta yang menurutku menjadi lebih semerawut dengan mobil mobil dan motor yang makin memenuhi jalan dan menghiasi padatnya ibu kota.Aku lupa menjelaskan tentang nenek dan kakek ku. Seperti yang kalian tahu, kalau nenek kandungku sudah meninggal saat ayahku masih kecil. Sedang nenek Mharsa adalah adik dari nenenk kandungku. Dia lah yang di katakan bundaku sedikit judes. Sekarang beliau sudah meninggal dua tahun lalu dalam sebuah kecelakaan mobil saat menuju ke Madiun. Sedangkan kakekku, beliau masih hidup, sehat wal afiat sampai sekarang. Kadang beliau juga menemaniku di rumah.
Camelia? Akhirnya ia betul betul mau kembali bersama ibunya, (ibu Alexsa). Dan aku? Aku memutuskan untuk tinggal di rumah milik bunda. Rumah ayah kini di isi oleh sebuah keluarga kecil bahagia yang mengontrak di sana. Ayah pulang persekian bulan sekali ke mari untuk menengok perkembanganku.
Kadang juga ada tante Sofia bersama om Fakhri berkunjung ke sini. Om Fakhri dan tante Sofia memang tidak tinggal serumah. Karena tante Sofia masih dengan pendiriannya untuk mengelola panti, dan Om Fakhri yang cukup sibuk dengan pekerjaannya di kota ini. Sekitar satu atau dua minggu sekali mereka berdua berkunjung kemari sekalian melepas rindu katanya. Hehehehee..
Tentang usaha dan penghidupan, beberapa tahun lalu perlu di akui kalau usaha ayah sempat jatuh. Beberapa toko milik bunda juga bangkrut karena keuntungan sekaligus modal di pakai untuk menutupi biaya pengobatan bunda yang cukup tinggi.
Saat itu juga aku sampai harus ikut turun tangan menambal kebocoran dana keluargaku.
Tapi beberapa waktu kemudian, entah apa yang ayah lakukan hingga perekonomian di bidang usahanya kembali membaik.
Kini terhitung tiga tahun sudah aku tidak melihat seorang wanita yang amat aku cintai.
Ya tentu saja dia adalah bundaku. Aku tak tahu bagaimana rupanya sekarang. Aku hanya tahu informasi tentang bunda dari ayah. Tentang bagai mana keadaan bunda, terapi bunda, atau kadang ayah mengirimkan salinan berkas hasil kesehatan bunda.
Perlu di akui, pada awalnya kondisi bunda memang sangat buruk. Tapi seiring berjalan nya waktu kondisi bunda berangsur pulih. Kanker yang di derita bunda rupanya tidak separah yang di katakan dokter saat di Bandung. Ya namanya juga manusia, kadang suka melakukan kesalahan.
Entah memang kesalahan pen-Check-an, tapi di sana penyakit bunda memang berangsur pulih sedikit demi sedikit. Aku bersyukur pada sang maha kuasa karena masih mengizinkan bundaku hidup.
Setidaknya hanya itu yang aku ketahui tentang bunda. Tentu saja karena hanya ayah lah yang menjadi sumber informasi ku tentang keadaan bundaku. Ayah tak pernah mengizinkan aku pergi ke Singapura untuk menemui bunda. Alasanya, karena aku harus belajar dengan benar di sini untuk membuat bunda bangga.
Kini aku tengah menempuh pendidikan di sebuah universitas swasta yang cukup ternama di Jakarta. Kenapa memilih univ swasta? Tentu saja karena aku ingin sekolah sambil bekerja untuk sekedar membantu biaya kehidupanku sendiri.
Aku bekerja di sebuah bengkel dekat kampusku. Bengkel milik Alya, kalian tau? Alya, teman sekolahku sewaktu SMA dulu.
Dan kini aku sedang mengerjakan beberapa tugas untuk presentasi minggu depan. Bukannya aku so rajin karena mengerjakan sesuatu yang deadline nya juga masih lama. Tapi, karena aku memang tidak suka menunda nunda pekerjaan. Kalian tahu seberapa pekerja kerasnya bundaku? Ya mungkin sifat itu menurun juga padaku.
Kebetulan aku mengambil jurusan otomotif. Kalau ditanya kenapa? Aku hanya dapat menjawab. Entahlan, hanya saja aku suka pada jurusan ini.
Dalam hal hobby, mungkin aku tidak sama dengan bunda dan ayah yang menyukai hoby menghitung. Aku lebih suka membongkar pasang sesuatu yang berbau mesin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Rafka (SELESAI. PART LENGKAP)
Espiritual#6 SPIRITUAL [02 AGUSTUS 2018] #4 SPIRITUAL [04 AGUSTUS 2018] #3 SPIRITUAL [18 AGUSTUS 2018] Baca saja ya kawan :))