BAG XIII

13.2K 735 1
                                    


"Karin, kemana saja kau selama ini?" Tanya pria itu.

Aku membeku di tempatku. Aku sangat terkejut. Bahkan aku merasa kini tubuhku gemetar melihatnya. Dia adalah Fakhri teman dekat Rafli.

"Haii.. kariin??" Ucapnya sambil mengibaskan tangan di depan wajahku.

Sejujurnya aku ingin menjawab dengan senyuman ku seperti dulu.

Namun, ini semua terlalu mendadak. Aku belum siap bertemu dengan orang orang yang berkaitan dengan Rafli. "Ehmmm ak...ak..kuuu.. baa.. baiik," ucapku terbata bata.

"Kemana kau selama ini?"

"It..tuu aku.. tidak bisa mengatakannya," jawabku singkat dengan bibir dan tubuh yang gemetar.

"Kau tahu Rafli-" Fakhri berusaha menyampaikan sesuatu. Tapi dengan cepat aku memotong perkataannya.

"Aku tidak peduli dengan Rafli.!! Jangan beritahu apapun.!! Bagiku dia sudah mati.!! Aku tidak peduli lagi. Tujuh belas tahun aku berusaha melupakan dia. Dan sekarang kau ingin aku mengingat dia kembali? Tidak Fakhri.!!" Kataku dengan terburu buru.

Entah kenapa, aku merasa meradang mendengar Nama itu. Nama ayah dari putra ku. Padahal selama ini aku sangat sering mengenangnya.

"Bukan begitu. Tapi dia disini-" ucap Fakhri berusaha menjelaskan sesuatu. Namun terpotong lagi olehku.

"Sekarang dia disini? Di kota ini? Hmm baguslah. Akan aku buktikan padamu. Seberapa besar kebencian ku padanya.!! Aku tidak akan menghindar lagi.!!"

"Bunda??" Terdengar suara yang sangat akrab di telingaku. Sontak aku menoleh ke arah dimana suara itu berasal.

"Rafka?" Ucapku seraya menghampirinya.

"Ada apa nak?"

"Ini milik bunda bukan?" Tanya putraku, sambil memberikan sebuah map berwarna merah.

"Sebaiknya kamu segera kembali kesekolah nak," Pintaku setelah aku menerima map dari putraku

"Siapa dia bunda? Bukan kah ayah sudah meninggal? Kenapa dia menyebut nyebut nama ayah?" Tanya putraku.

"Dia Fakhri nak. Teman lama bunda," Ucapku.

"Juga teman ayahmu," sambung Fakhri.

"Benarkah? Bisa kita mengobrol? Aku ingin tahu bagaimana sifat ayah. Bunda bercerita kalau ayah sangat baik seperti malaikat," ucap Rafka dengan wajah berbinar.

Tersungging senyuman di bibir Fakhri "itu yang di maksud benci?" Tanya Fakhri padaku dengan wajah meledeknya.

"memang siapa nama ayahmu?" Tanya Fakhri pada Rafka.

"Rafli Al Fateh." Jawab Rafka dengan mata berbinar.

Aku memutar bola mataku karena kesal. "Rafka kamu harus kembali ke Sekolah sekarang," ucapku dengan nada yang sedikit meninggi.

"Tapi bundaaa-" ucap Rafka.

"Tidak ada tapi. Kembali ke sekolahmu sekrang.!!" Ucapku dengan nada lebih tinggi. Aku belum sanggup mengatakannya pada putraku sekarang. Aku belum sanggup kehilangan.

"Baiklah bunda.." ucap Rafka seraya pergi meninggalkan kami.

"Karina. Bagaimana mungkin kamu menyatakan seseorang yang masih hidup itu sudah meninggal?" Tanya Fakhri.

"Itu. Bukan urusanmu.!!" Ucapku seraya berlari meninggalkan Fakhri.

***

Saat kembali ke kelasku, ku lihat ada sebuah map merah tergeletak di meja. Aku membuka mapnya dan di sana ada nama bunda juga perusahaan tempat bunda bekerja.

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang