BAG XLV

12.9K 578 11
                                    

Aku menghelan nafas, menerawang ingatan ke masalalu. Masa awal dimana kesalahan ku di mualai.

-flashback mode on.

Pagi saat aku pulang dari Bali, semuanya masih normal. Bahkan saat Karina mengakui kehamilannya bisa jadi akulah orang yang paing bahagia. Setidaknya aku tahu kalau alasan selama beberapa hari ini aku memiliki keinginan yang aneh aneh adalah karena kehamilan Karina. Kata beberapa orang ini terjadi pada beberapa pasangan suami istri.

Saat istrinya hamil, kadang suaminya yang mengidam. Aku terkekeh saat mengingat itu.

Keesokan paginya, aku mendapatkan kiriman surat kesehatan. Karena beberapa hari lalu aku mencoba menchack kesuburanku. Pasalnya sudah beberapa bulan menikah, aku dan Karina belum juga di beri kabar gembira. Dan ternyata kemarin Karina hamil. Itu artinya aku sudah tidak membutuhkan surat ini lagi.

Kutaruh saja surat itu di atas meja. kemudian aku kembali menyibukan diri dengan semua pekerjaan .

Ku Tak lama kemudian Arif datang, dia bertanya. " makan belum luh?"

" Belum. mungkin nanti. Saya sedang sibuk," jawabku singkat.

" ini surat apa?" tanya Arif sambil mengambil surat kesehatanku.

"surat kesehatan," sahutku tanpa menoleh.

" Kenapa tidak dibaca?"

"tidak ingin. Saya sudah tahu jawabannya,"

"Boleh gak kalau gue yang baca?"

"baca saja," ucapku.

setelah membuka surat itu kulihat ekspresi Arif berubah menjadi terlihat kaget. "Rafli, Bukankah Karina sedang mengandung?" Tanya Arif ragu ragu.

"jika iya, tapi kenapa surat ini mengatakan kalau seharusnya Karin tidak mengandung," ucap Arif sambil memberikan suratnya pada Rafli.

Aku terkejut bukan main. "yang betul kau bilang ??!!!" ucapkan dengan suara meninggi.

pasalnya Siapa yang tidak emosi jika diikat dibilang begitu? Kemudian kurebut surat itu dan kubaca baik baik.

dan ternyata dalam surat itu tertulis kalau seharusnya aku memang tidak bisa memiliki keturunan.

di situ tertulis kan bahwa aku mandul. "Bagaimana bisa Karina melakukan ini padaku? bagaimana bisa dia mengandung sementara aku-" ucapaku terhenti karena saking emosinya.

" kemana kesetiaanmu Karin?" tanyaku dalam hati.

Aku sangat marah kala itu. karena kekesalanku, kubanting ponselku dan ku remas surat itu lalu membuangnya ke sembarang arah.

kemudian aku pergi keluar dari ruangan ku dan membanting pintu hingga terdengar suara duaaaar.. suara yang bisa di bilang sangat berisik dan menyakiti telinga.

Jika ditanya apakah aku marah? Jujur saat itu aku sangat marah. aku marah karena aku tidak mengerti Bagaimana bisa Istri ku mengandung. sedangkan hasil dari cek laboratorium ku mengatakan kalau aku seharusnya tidak dapat memiliki keturunan.

anak siapa yang dikandung Karina? apakah Karin mencintai orang lain? atau aku memang salah salah memilihnya sebagai istri?

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang