BAG XXIII

10.9K 465 7
                                    


Kemudian dia berlutut di hadapanku sambil memberikan sebuah gelang dan melanjutkan lagunya kembali.

Makanya sungguh aku mohon
Jangan bilang tidak.

"Jangan bilang tidak," ucapnya padaku sambil menyerahkan sebuah gelang.

"Jangan bilang tidak...." teriak Diani dari belakang.

Aku malu sekali. Saat itu aku juga melihat kak Alexsa dengan wajah merah padamnya. "Kak Alexsa udah cemburu. Udah dong udahan.." keluh batinku.

Karena aku sama sekali tidak merespon apapun yang di katakan kak Rafli, kak Rafli menarik tanganku dan memakaikan gelangnya tanpa persetujuanku.

"Saya tidak suka ditolak Rin," ucapnya sambil tersenyum.

Aku benar benar heran dengan perubahan sikap dari kak Rafli yang berubah menjadi seramah ini.

Tidak masalah jika ramah pada semua orang. Tapi jika hanya padaku? Ahg tidak.. aku tidak boleh Baper.

Setelah selesai ia memakai kan ku gelang, aku menarik tanganku dari tangannya. Kemudian hanya mengangguk dengan senyum yang di paksakan "makasih kak,"

Setelah itu aku berjalan menuju tempat dudukku. Aku salah tingkah, jujur ini adalah kali pertama aku di perlakukan seperti ini oleh lawan jenis. Aku takut, bahkan sangat takut. Takut kalau aku akan jatuh hati pada orang yang belum tentu ia adalah jodohku.

"Kenapa Rin?" ucap kak Rafli memecah keheningan karena sendari tadi aku hanya diam tidak berkata apapun.

"Rin, kenapa?" Tanya kak Rafli lagi.

Aku hanya menggelengkan kepalaku tanpa menoleh.

"Karina, kamu kenapa?" ucapnya lagi.

"Aku ndak apa apa kak," jawabku

"Serius dih kamu kenapa? Saya khawatir,"

"Kak, bisa gak sih gausah pura pura terus. Aku emang pernah kagum sama kakak. Tapi pas tau kakak begini sih aku nyesel udah kagum," jawabku sewot.

"Hmmm.." gumamnya.

"Kenapa?"

"Justru saya begini karena saya kagum sama kamu Rin. Saya nyaman,"

Mataku membulat mendengar pernyataan itu. "Maa..maksud kakak?"

"Saya mendekati kamu, bukan semata mata untuk bersandiwara di hadapan Alexsa. Tapi saya suka aja sama kamu. Mata kamu persis mata Almh.ibunda kandung saya," jelasnya.

Aku terpaku di tempatku. Tiba tiba kata katanya tidak bisa aku mengerti. Bagai mana bisa ada seorang laki laki yang tiba tiba jatuh hati hanya karena tatapan mata.

"Dan soal Alexsa, saya sudah menyelesaikan semuanya. Semua hal yang 5 tahun kami jalani. Dia sudah memilih putra untuknya. Dan aku sudah mundur teratur," jelasnya.

"Tap..tap..tapii-" ucapanku kembali terpotong oleh nya.

"Saya tidak akan mengemis agar kamu mengatakan bahwa kamu juga suka sama saya. Saya cuma mengutarakan saja," jelasnya lagi.

"Bukk.. bukkk..bukan-" aku kembali berucap namun gagap. Namun dia kembali memotong ucapanku.

"Saya suka sama kamu itu juga karena sikap kamu yang selalu mengalah. Andai kita sudah sejalan, akan saya lamar kamu minggu depan. Tapi, saya perlu sesuatu untuk lebih meyakinkan hati saya," jelasnya lagi.

"Heran deh gue. Kenapa ni orang suka banget motong ucapan orang lain," batinku.

"Kakak mau mendengar penjelasanku ndak?" tanyaku.

Demi Rafka  (SELESAI. PART LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang