JENAKA
-
-
-
-
=====
Jena ngayunin bebas kakinya ke udara, sementara badannya leyeh-leyeh di kasur empuknya. "Iya, Zar. Gue denger sendiri dari mulut si Marjono. Julian itu sepupunya, lo tahu, kan anak kelas sepuluh IPS, Nadhira Syifana. Anak jurnalistik itu. Dulunya suka banget sama Julian, giliran Juliannya udah mulai luluh, dianya malah kayak ngejauh gitu," ujar Jena pada Zara di seberang sana.
"Sebenernya cerita itu sih udah lama, tapi gue baru denger aja kalo penyebab Nadhira ngejauh dari Julian itu si Juna, abang lo sendiri. Yang gue tahu, si Nadhira kan orangnya kalem banget. Sekali suka sama seseorang yang ya suka aja, nggak mungkin mudah berpindah ke lain hati dengan gampangnya," timpal Zara dari seberang sana.
"Ya yang namanya hati, siapa yang tahu sih, Zar." Kini Jena memainkan kukunya.
"Abang lo sih, Jen. Udah tahu si Nadhira itu lagi deket-deketnya sama Julian, masih aja dipepet."
"Tahu tuh, si Junaidi. Orangnya keras kepala banget. Mainnya nikung, gue kan jadi malu punya abang kayak dia."
"Siapa yang lo maksud nikung?"
Eh kampret! Suara serak itu ngebuat Jena terperanjat.
"Siapa, Jen? Abang lo?"
"Duh, Zar, telfonnya gue matiin dulu ya, bye."
Di ambang pintu kamar Jena, sosok Juna berdiri dengan aura seramnya. Dalam lubuk hatinya, Jena takut kalau Juna udah ngeluarin aura ghaibnya seperti sekarang. Namun sebisa mungkin Jena nyetabilin raut mukanya.
"Apaan sih, lo. Main nyelonong aja masuk kamar orang."
"Gue tanya siapa yang lo maksud nikung barusan?" desak Juna dengan sorot serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENAKA [Completed]
Non-FictionBaca aja dulu, soal Vomment piker keri ;v kalo suka silahkan lanjutkan kalo nggak suka silahkan tinggalkan. Hidup jangan dibuat susah hehe ;) #LS ke-2 Dewa tidak pernah menyangka dia akan berurusan dengan Jena, cewek urakan yang gemar melanggar pera...