Baca aja dulu, soal Vomment piker keri ;v kalo suka silahkan lanjutkan kalo nggak suka silahkan tinggalkan. Hidup jangan dibuat susah hehe ;)
#LS ke-2
Dewa tidak pernah menyangka dia akan berurusan dengan Jena, cewek urakan yang gemar melanggar pera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
=====
Sepulangnya Zara, Rosa, Lucas, dan Mark, masih menyisakan Dewa dan Juna yang terlihat sibuk berbincang di dekat teras rumah. Jena pun menghampiri keduanya. Jena senang aja, calon kakak dan adik ipar itu terlihat lebih akrab. Hell, Jena mikirin apa sih?
Menyadari kehadiran Jena, Dewa dan Juna lantas menatap Jena dengan pandangan tidak terbaca.
“Wa, Jun,” panggil Jena lirih. Rasanya Jena mau menangis mengingat perjuangan kedua cowok di hadapannya demi menyelesaikan masalah Jena. “Kalian berdua,” Jena lantas memukul dada Dewa dan Juna bersamaan. “Makasih ya,” Jena malah menangis dengan menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Hei, Jen, jangan nangis,” sahut Dewa lembut.
“Jen,” panggil Juna dengan nada rendah.
“Kalian,” Jena tersedat dengan tangisnya, “kalian bikin gue khawatir hikss. Gue takut kalian kenapa-kenapa.”
“Jen, gue sama Dewa nggak kenapa-kenapa. Jadi lo stop nangisnya ya,” Juna meraih pundak Jena yang bergetar hebat. Lalu dipeluknya sang adik penuh kasih sayang. “Ssst Jen, stop ya. Jangan nangis. Gue sama Dewa baik-baik aja, kok.”
Tanpa ketiganya sadari, aksi kedua kakak adik yang berpelukan itu disaksikan oleh Heri dari balik jendela ruang tengah. Hati Heri teriris melihat putrinya yang menangis lemah. Heri merasa menjadi ayah yang gagal, dia terlalu terkontaminasi oleh sang istri hingga mengabaikan putrinya. Ya, sejak awal Heri masih bisa memperhatikan Jena. Namun perhatiannya tidak bisa dia tunjukkan lantaran Santhi terus-terusan mendorongnya untuk tidak terlalu menyayangi Jena. Jadi posisinya Heri di sini bisa disebut STI alias suami takut istri.
“Ekhmm, Jen, Jun gue pamit pulang dulu ya.”
Mendengar sahutan Dewa, Jena lantas mengurai pelukannya dari Juna. Menatap Dewa lalu mengusap air matanya sendiri. Detik berikutnya Jena menghampiri Dewa lalu memeluk cowok itu dengan erat. Pelukan yang bagi Jena tidak akan ada hari esok.
Sementara itu, Dewa membeku di tempatnya. Tidak tahu harus bereaksi apa. Dan finalnya Dewa hanya mengelus punggung Jena tanpa berniat membalas pelukan cewek itu.