Baca aja dulu, soal Vomment piker keri ;v kalo suka silahkan lanjutkan kalo nggak suka silahkan tinggalkan. Hidup jangan dibuat susah hehe ;)
#LS ke-2
Dewa tidak pernah menyangka dia akan berurusan dengan Jena, cewek urakan yang gemar melanggar pera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
=====
“Jadi kakek sama tante udah setuju sama pernikahan mama?”
Dewa menatap Wisnu dan Mirna dengan pandangan serius. Ketiganya kini tengah berada di ruang tengah. Dewa yang semula tengah belajar di dalam kamar tiba-tiba dipanggil Mirna untuk membicarakan hal ini.
“Kakek udah pikir dengan matang-matang, Wa. Mama kamu berhak mendapat pengganti ayahmu. Lagian sekarang yang ngasuh dan yang akan membiayai masa depan kamu itu kakek. Kakek bakal jadiin kamu ahli waris,” papar Wisnu dengan tegas.
“Yang dibilang kakek benar, Wa. Kamu nggak boleh egois. Mbak Herlina berhak mendapat kebahagiaannya dengan mendapat cinta dari pria baru. Almarhum Mas Praseja juga pasti akan menerimanya di sana.” sahut Mirna mencoba menyelami manik pekat Dewa.
Dewa hanya terdiam dengan wajah keruh. Selanjutnya dia tertawa dengan sinis, “hahah! Tante barusan bilang apa? Aku egois?” Dewa menunjuk dirinya sendiri. Lalu beralih menatap sang kakek. “Bukankah selama ini kalian yang egois? Jadiin aku boneka kalian.”
“Jaga bicara kamu, Dewa!” tegur Wisnu tegas.
Senyum kecut Dewa pun terukir, “selama ini aku udah jadi terbaik demi kakek loh. Aku nurutin kemauan kakek buat jadi ketua OSIS dengan cara licik.”
“Tapi sebelumnya kamu sendiri yang pengen jadi ketua OSIS, Wa!”
“Tapi tidak dengan cara licik! Waktu itu aku udah nerima kekalahan aku. Tapi apa? Kakek malah jerumusin aku ke dalam hal kotor! Kakek manipulasi hasil voting suara. Apa kakek pikir selama ini aku senang atas kemenangan ini?” Dewa menggeleng dengan raut pedih, “nggak kek. Aku terus-terusan dihantui rasa bersalah. Aku nggak nyaman dengan semua ini!”
“Kamu berbicara keluar dari topik, Dewa! Kakek sama tante Mirna nyuruh kamu ke sini buat bahas pernikahan mama kamu!” Wisnu mulai terpancing emosi.
“Apa selama ini kekek tau gimana perasaan aku waktu jauh dari mama? Apa selama ini kakek tau gimana menderitanya aku dengan muslihat yang kekek buat atas manipulasi hasil voting suara pemilihan ketua OSIS alih-alih agar kakek nggak malu kalo sampe aku bukan pemenang pertama.”
Mirna menatap Dewa dengan nanar. Selama ini Mirna paham betul bagaimana tertekannya Dewa. Bahkan beberapa kali Mirna menemukan catatan Dewa yang penuh dengan curahan hati keponakan semata wayangnya itu.
“Kamu pernah janji, kan sama kakek untuk bisa membuat kakek bangga? Maka jalani saja semua aturan kakek. Maka masa depan kamu akan terjamin!”
Dewa berdesis pelan, “kakek paham betul kan, soal agama? Yang Dewa lihat kakek rajin banget kalo beribadah, kenapa kakek tega ngelakuin ini ke aku?!”