Baca aja dulu, soal Vomment piker keri ;v kalo suka silahkan lanjutkan kalo nggak suka silahkan tinggalkan. Hidup jangan dibuat susah hehe ;)
#LS ke-2
Dewa tidak pernah menyangka dia akan berurusan dengan Jena, cewek urakan yang gemar melanggar pera...
Rasanya teriakan Dewa itu masih berdengung di telinga Jena hingga sekarang. Seperti kaset rusak yang terus berputar-putar ulang.
Mata Jena yang sembab itu, merasa silau saat seseorang tiba-tiba membuka pintu ruang kamarnya yang sengaja ia matikan lampunya. Tentu saja lampu dari ruang luar langsung menyoroti retina Jena.
Jena terlonjak saat mengetahui sosok Santhi lah yang barusan membuka pintu kamarnya. Santhi menghampiri Jena dengan senyum tipis yang seumur-umur baru pertama kali ini Jena melihatnya.
Santhi mengambil posisi duduk di pinggir ranjang Jena tepatnya di sebelah cewek itu yang kini sudan berubah posisi menjadi duduk.
“Mama?” sahut Jena dengan suara seraknya. Pandangannya masih mengabur, Jena pikir kehadiran Santhi adalah bagian dari mimpinya. Namun tidak kala Jena merasakan usapan tangan halus Santhi di pipinya.
“Kamu nggak makan?”
Detik berikutnya air mata Jena yang sempat tertahan kembali terjun dengan bebasnya. Jena masih mencoba mencerna kalimat yang Santhi lontarkan. Jena tidak salah dengar kan?
Tak kunjung memberi respon, Jena kembali tersentak ketika kali ini Santhi menggunakan tangannya untuk menghapus air mata Jena. Demi Tuhan tubuh Jena semakin bergetar. Ini semuanya di luar dugaannya. Jena pikir setelah mendapat masalah ini, Santhi akan semakin marah bahkan yang paling parah akan mengusirnya lantaran telah membuat keluarga malu. Tapi...
“Jangan nangis lagi ya. Mama nggak marah sama kamu, kok. Mama tau kamu nggak salah,” ujar Santhi sambil merapikan anak rambut Jena. “Mama bakal cari solusi terbaik buat kamu. Mama akan-”