Baca aja dulu, soal Vomment piker keri ;v kalo suka silahkan lanjutkan kalo nggak suka silahkan tinggalkan. Hidup jangan dibuat susah hehe ;)
#LS ke-2
Dewa tidak pernah menyangka dia akan berurusan dengan Jena, cewek urakan yang gemar melanggar pera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
=====
Jena memandang bunga ilalang pemberian Dewa yang sudah benar-benar mengering. Ditatapnya sendu dengan perasaan campur aduk. Lantas senyum kecut terbit di sudut bibirnya.
“Jahat banget lo ya, Wa. Lo pasti seneng kan kalo denger gue mau pindah?”
Jena sudah berbinar, namu buru-buru ia tangkis air matanya yang hendak luruh. “Lo nggak boleh nangis, Jena! Cengeng banget sih!”
“Jena! Udah siap belum?” teriak Santhi dari luar pintu kamar Jena.
Bergegas Jena memasukan bunga itu ke dalam ranselnya. “Iya ma, ini Jena lagi sisiran!”
“Buruan ya, papa sama Juna udah nungguin di depan.”
Hari ini Jena dan keluarganya hendak ke Semarang untuk survei sekolah yang sekiranya dekat dengan rumah neneknya. Hanya Jena yang pindah, sementara Juna masih akan melanjutkan sekolahnya di sini. Niatnya Juna sih ingin pindah juga, namun karena Jena menolaknya lantaran tidak ingin Juna melepas tanggung jawabnya sebagai ketua PIK, dengan berat hati Juna masih menetap di Ganus.
Juna menatap heran ke arah Jena yang tengah celingukan menatap ke arah luar jendela mobil. Juna yang kebetulan duduk di samping Jena pun menepuk pundak saudara itu. “Kenapa, Jen?”
“Hp gue, Jun. Gue baru inget dari kemarin gue lupa naroh hp gue di mana.”
Juna merotasikan bola matanya, “nggak usah bawa hp juga nggak apa-apa kan?”
“Bukan gitu masalahnya, soalnya gue sama sekali nggak inget gue naruh hp gue di mana. Gue juga nggak liat hp gue di kamar, kayaknya ilang deh.”
“Beli lagi, gampang kan!”
Juna memukul pundak Juna dengan jengkel. “Masalahnya ada Jungkook gue di sana! Hilang semua dong kalo hp gue ilang. Cape tau downloadnya!”
Santhi dan Heri yang berada di kursi depan tertawa melihat interaksi kedua anaknya. “Kalian lagi ngapain sih?” sahut Santhi.
“Ma, hp aku ilang. Dan Juna nyuruh beli baru, kan di hp aku itu ada Jungkooknya,” adu Jena merengek seperti anak kecil.
“Beli lagi nggak apa-apa, nanti mama beliin yang baru.”
“iH mama! Masalahnya ada Jungkooknya! Emangnya mama mau beliin Jungkook buat aku?”
Rasanya Juna ingin menampol Jena pake kaus kaki, kenapa halunya kumat di segala situasi?