=Bukan Salahnya=

307 74 28
                                    

Hari ini aku ulang tahun loh🎂. Nggak ada yang punya niatan ngucapin apa gitu? Fix jgn ngucapin apa gitu doang beneran😅

Kalo part ini banyak yg antusias, besok aku up deh. Jadi bakal 3 hari aku up berturut-turut. 😅

JENAKA

-

-

-

-

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

Lucas terus menarik Jena menjauh dari rumah sakit menuju ke tempat motornya diparkirkan. Lucas yang heran saat Jena tak protes bahkan tidak bersuara saat dirinya terus menarik cewek itu, langsung menoleh dan terkejut melihat wajah Jena yang sudah berlinang air mata.

Seketika Lucas menghentikan langkahnya yang otomatis membuat langkah Jena juga terhenti. “Jen?” panggil Lucas dengan nada khawatir.

Jena tak bereaksi, cewek itu menangis tanpa suara. Dengan pandangan kosong dan pikiran yang dipenuhi dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada hari esok. Kenyataan Dewa tidak mempercayainya, merupakan sebuah pukulan telak bagi Jena.

“Jen,” sekali lagi Lucas bersuara, “are you okey?”

Jena menggeleng lemah, lalu memegang dadanya dengan tangan sebelahnya yang bebas, “gue sakit, Cas. Hati gue sakit.”

Lucas bergerak membawa Jena ke  dalam pelukannya. Membiarkan cewek itu menangis dan membasahi seragamnya. Tangan Lucas terangkat mengusap lembut punggung rahu Jena. Seolah Lucas bisa merasakan banyak sekali beban di sana.

“Lo percaya kan, Cas? Gue nggak ngelakuin itu,” sahut Jena di sela tangisnya.

“Iya, gue percaya lo nggak salah,” jawab Lucas dengan mantab.

Dari sudut matanya, Lucas dapat menyadari keberadaan Dewa yang tengah berdiri menatap keduanya yang berpelukan dari jarak yang lumayan jauh.

“Lo akan menyesal, gue jamin itu,” kata Lucas tanpa suara. Ia berucap ketika pandangannya bertemu dengan Dewa.

👶👶👶

JENAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang