=Pelarian=

369 93 11
                                    

JENAKA

-

-

-

-

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

Jen, harusnya lo tahan emosi lo tadi. Nggak semua permasalahan harus diselesaikan dengan fisik, apalagi itu cewek, Jena, lo harus ingat itu!” lontar Dewa menggebu.

Keduanya kini sudah ada di rooftop tempat kemarin Jena berkeluh kesah pada Dewa. Saat ini Jena masih menahan emosinya karena perkelahiannya dengan Vellicya tadi. Namun Jena tidak memungkirinya jantunya juga berbeda tidak karuan karena perlakuan Dewa tadi di depan banyak siswa.

“Dia nyulut emosi gue duluan, Wa. Lo denger tadi, kan, dia ngatain gue sama Zara cewek gila, brandalan, bahkan nggak pantes buat sekolah di sini. Emangnya dia siapa?”

“Lo udah tau sendiri kan, tabiat Vellicya itu gimana? Dia cuma mancing emosi lo, Jen. Dan harusnya lo nggak ladenin dia!”

“Gue udah coba buat nahan emosi gue, Wa. Tapi nggak bisa. Lo liat sendiri kan gimana kejamnya dia ngatain gue sama Zara, gue nggak bisa tinggal diem!”

“Kalo dia ngatain lo secara verbal, harusnya lo juga bales verbal. Kayak yang dilakuin Zara di awal tadi sebelum kalian adu fisik!”

Juna menunduk, meruntuki perbuatannya. Dewa benar, ia terlalu terbawa emosi sampai-sampai hampir melukai orang lain. Bahkan gara-gara dirinya, Zara juga terseret dan terluka karena perkelahian ini.

“Pasti gue tadi keliatan kayak monster di mata lo, ya?” tanya Jena yang membuat Dewa mencelos.

Dewa memegang kedua pundak Jena yang merosot, “nggak, Jen. Lo manusia. Siapa bilang lo kayak monster?!”

“Tapi gue tadi bikin orang-orang takut dan bikin lo panik,” Jena menutupi wajahnya dengan kedua telapaknya.

“Jen,” Dewa memegang tangan Jena mencoba menjauhkan tangan cewek itu yang menutupi wajahnya, “dengerin gue, emosi itu wajar, sebenarnya yang lo lakuin tadi juga wajar. Cuma lo liat situasi. Dan liat maksud Vellicya kenapa dia bisa nyulut emosi lo. Justru dia seneng banget kalo lo ladenin dengan perkelahian tadi, Jen. Jadi-”

“Wa, lo beneran udah nggak suka Vellicya?” tanya Jena tiba-tiba menyela kalimat Dewa.

Dewa menatap Jena tak terbaca, “kok lo nanyain hal itu?”

JENAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang