=Orang ketiga?=

294 72 5
                                    


JENAKA

-

-

-

-

=====


Sepulang dari rumah sakit, Dewa memasuki rumahnya dengan perasaan kacau. Saat dirinya bersama Jena tadi, Mirna menelfon Dewa dan mengabarkan jika sang kakek dilarikan ke rumah sakit karena penyakit jantungnya.

Wisnu memang memiliki riwayat penyakit jantung. Dan karena hal terkadang Dewa harus menjaga bicaranya dengan sang kakek. Mirna tadi sudah menjelaskan sebab Wisnu kambuh dikarenakan banyak tekanan pikiran dan terlalu stress.  Sebab itu Mirna meminta Dewa untuk tidak mengekang sang kakek dan mengikuti kemauannya saat ini.

Dewa merebahkan tubuhnya di ranjang. Pandangannya menghadap dinding langit dengan tatapan kosong. Semuanya benar-benar membuat Dewa lelah secara batin dan jiwa.

Masalah dengan sang kakek membuat Dewa harus kembali memerankan kepura-puraan sebagai ketua OSIS yang berwibawa.

Masalah dengan Jena, rasanya pikiran Dewa semakin kalut membayangkan wajah sayu Jena ketika menatapnya dan kembali menyatakan perasaan.

Dewa sadar ini salahnya, harusnya dia tidak kembali menarik Jena untuk tetap bersamanya saat cewek itu sendiri sudah mulai menjauhinya. Hingga ulahnya itu membuat Jena kembali berharap bisa mengambil hatinya.

Dewa tidak tahu seperti apa perasaannya pada Jena. Yang jelas Dewa benar-benar meragukannya. Dewa ragu akan kemungkin-kemungkin jika dirinya juga menyimpan rasa untuk Jena. Karena Dewa tidak mau gegabah mengartikan perasaannya.

👶👶👶

Setelah kejadian sore itu, Jena terlihat bersikap biasa saja di depan semua orang, teman-temannya, bahkan Dewa sendiri. Terlebih qe mau saat ini Jena kembali menghampiri Dewa ke kelas cowok itu.

“Ngapain sih lo Jen, kerjaannya tiap hari ngintilin Dewa mulu!” celetuk Kemal yang menatap Jena dengan heran.

Sementara Jena tengah duduk di bangku tepat di depan Dewa. Menghadap ke arah cowok itu yang tengah sibuk berkutik membereskan alat tulisnya.

“Serah gue dong, sewot amat lo bogel!”

“Dih! Ngaca dong neng! Lo sama gue tinggian mana hah?!”

“Gue kan ceuek, pendek gapapa dong, lah lo couok masak bogel, gimana keturunan lo ntar.”

Kemal menggeram jengkel di tempatnya. “Gue nggak bogel ya! Gue cuma kurang tinggi aja!”

Jena tertawa kencang, “iya lo emang nggak tinggi, bogel lagi, hahah!”

Tiba-tiba Dewa berdiri lalu beranjak keluar untuk menuju kantin tanpa bersuara.

JENAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang