=Uluran=

330 74 17
                                    

JENAKA

-

-

-

-

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

Jena menatap Dewa dari samping yang terlihat fokus menatap ke luar jendela. Pandangan cowok itu terlihat kosong. Berbagai pertanyaan ingin Jena layangkan, namun lidahnya terasa kelu untuk sekedar mengeluarkan huruf vocal.

Canggung sekali. Jena tidak menyukainya. Dia masih setia menatap Dewa dari samping harap-harap Dewa akan mengeluarkan suaranya duluan. Namun saat yang tidak terduga Dewa justru mengalihkan pandangannya pada Jena, membuat cewek itu terlonjak lantaran tertangkap basah tengah mengamati Dewa.

"Gue tau gue ganteng," celetuk Dewa dengan nada kelewat datar.

Jena tertawa sinis, "hah! PD sekali Anda."

Dewa tidak lagi merespon, mengalihkan kembali pandangannya ke luar jendela. Membuat Jena menghela kasar karena lagi-lagi Dewa menciptakan suasana sunyi di antara keduanya.

"Ekhmm," akhirnya Jena mulai memberanikan diri untuk membuka suara, "ngomong-ngomong wanita tadi itu siapa?" fix lah kalau Jena dianggap cewek kepo. Tidak apa-apa kalau pun Dewa tidak ingin menjawabnya. Yang penting Jena sudah mencoba memecahkan suasana.

"Nyokap gue," balas Dewa yang tanpa diduga Jena kini pandangan cowok itu tengah mengarah padanya.

Jena mengangguk seraya membentuk mulutnya seperti huruf 'O'. "Terus lo kenapa-"

"Udah sampe," kata Dewa menyela kalimat Jena. Benar saja, bus yang mereka tumpangi sudah sampai di halte pemberhentian yang dekat dari rumah Jena.

Ketika Jena berdiri dan hendak keluar, dia terheran melihat Dewa yang juga bersiap untuk keluar. "Ngapain lo ikutan turun? Rumah lo kan masih jauh."

Dewa menggidikkan bahunya, lantas mendahului Jena untuk turun dari bus.

Setibanya di halte, Jena mengernyit menatap Dewa heran. "Terus lo mau pulang jalan kaki?"

Dewa tidak langsung menjawab, lama terdiam sebelum akhirnya mulai bersuara dengan canggung, "lo, ada waktu?" tanyanya yang terlihat kaku.

Lagi-lagi Jena mengernyit, lagi-lagi kelakuan Dewa benar-benar tidak terduga. "Kenapa?"

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat. Lo bisa?"

Jika Jena sedang tidak mode mencoba menjauhi Dewa, mungkin saja Jena akan berteriak mengatakan 'bisa' dengan keras.

Dengan malu-malu kambing Jena menunduk sambil menatap kakinya yang masih berpijak di aspal. Siapa tahu kan, setelah mendengar ajakan Dewa tadi Jena melayang ke udara.

JENAKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang